Ngepost cerita banyakan dulu sblm bsk mulai kerja dan ga sempet lagi 💪🏻😑
Indhira menautkan pengait bra di balik punggungnya sendiri dengan mudah. Kemudian dia mengenakan kemeja putih busana kerjanya dan mengancingkannya dengan rapi.
Reza sudah memperbolehkannya mandi dan berpakaian lagi. Emosinya sudah mereda setelah dia puas melampiaskannya kepada gadis itu sepanjang siang tadi. Indhira masih merasa perih di bagian bawah tubuhnya setiap kali dia bergerak. Air matanya sempat menetes karena dia kesakitan waktu lelaki itu memaksa memasukinya, walau ternyata itu tidak membuat lelaki itu menyudahi perbuatannya dan malah semakin menikmati kesakitan Indhira dengan menyiksanya.
Reza yang masih duduk bersandar tembok di sisi ranjang mengusap rambut panjang gadis itu dengan sayang. Seolah semua perbuatan kasarnya tadi hanya merupakan bagian dari kasih sayangnya kepada Indhira. Seolah tidak ada yang salah atas apa yang dilakukannya kepada gadis itu.
"Jam berapa pesawat kita?" Tanya Reza sambil memainkan anak rambut Indhira.
"Jam tujuh, Mas. Masih ada tiga jam." Jawab Indhira.
"Kita makan di lounge bandara aja ya. Supaya kamu bisa makan yang banyak." Kata Reza. Dia mengusap rahang dan tulang yang menonjol di sepanjang pundaknya dengan sayang, "kamu belakangan makin kurus, Dhi. Tulang kamu sampai kelihatan begitu."
Indhira mengangguk. Dia memang lapar. Dia merasa lapar sebelum mereka berencana keluar makan siang. Yang tertunda karena Reza marah dan rasa laparnya sempat hilang ketika rasa sakit di tubuhnya lebih mendominasi. Dan kini rasa lapar itu semakin menjadi, apalagi Reza menyebutkan kalau mereka akan segera makan.
"Mana coba aku lihat foto gaun Aline yang kamu pilih?" Kata Reza lagi.
Padahal lelaki itu hanya tinggal mengambil ponselnya sendiri yang tergeletak di nakas dan membuka history dari aplikasi pesan terakhirnya kepada Aline. Namun lelaki itu memilih meminta Indhira yang mengambil ponselnya.
Indhira menurutinya. Dia mengambil ponsel milik Reza di nakas, membuka dengan sidik jarinya yang memang sudah Reza daftarkan di ponselnya lalu membuka pesan terakhir yang dia kirimkan kepada Aline seolah yang membalas pesan itu adalah Reza.
Reza melihat foto Aline, tunangannya mengenakan gaun pengantin yang ditunjukkan Indhira melalui ponselnya. Gaun A-line klasik berbahan tile dengan tali tipis di kedua pundaknya serta deep V neck.
Lelaki itu membayangkan gaun yang sama dikenakan oleh Indhira. Indhira pasti akan kelihatan sangat cantik. Seketika gairahnya kembali meningkat saat dalam imajinasinya gadis itu memperlihatkan belahan dadanya yang rata dalam balutan gaun deep V neck serta tulang-tulangnya yang menonjol terlihat di balik gaun tersebut.
"Kamu suka gaun ini?" Tanya Reza masih mengawasi foto tunangannya yang berbadan bak model tersebut.
Indhira ragu. Dia takut lelaki itu kembali marah atas jawabannya, namun dia mengangguk. "Mbak Aline cantik Mas pakai gaun itu."
"Aku tanya kamu suka gaun itu? Aku nggak tanya Aline bagus atau nggak pakai itu."
Indhira kembali mengangguk pelan.
"Kamu mau pakai gaun itu?" Tanyanya lagi.
Indhira sedikit banyak berharap. Tentu saja dia ingin memakainya. Wanita mana yang tidak ingin mengenakan gaun yang menurutnya nampak cantik dan bisa tampil cantik. Tentu saja dia mau. Apalagi yang mereka bicarakan adalah gaun pengantin. Gaun putih yang diidamkan setiap wanita di dunia untuk dikenakan sekali seumur hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRS
RomanceSEBAGIAN PART AKAN DIUNPUBLISH PER 3 JUNI 2020 KARENA KEPERLUAN PENERBITAN =========================================== Indhira terjebak dengan perasaan dan kebutuhannya atas lelaki bernama Reza. Dia tahu dia berada di tempat yang salah, walau tida...