Reza menghempaskan tubuhnya terduduk di sofa ruang tamu. Dia menegak botol bir yang sebelumnya diambilnya dari kulkas vila tersebut.
Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi dan dia bosan hanya berada di kamar karena dia masih belum mengantuk sementara Indhira sudah tertidur pulas.
Reza bisa saja membangunkan gadis itu untuk menemaninya, namun Indhira nampak terlalu pulas dan Reza tidak tega untuk membangunkannya. Belakangan Indhira mudah lelah. Dan karenanya Reza teringat bahwa perempuan itu sedang mengandung anaknya.
Reza mendengus kesal. Dia tidak suka mengingat fakta bahwa Indhira sedang hamil anaknya. Dia tidak tertarik memiliki anak dan terlebih lagi, dia tidak mau Indhira yang harus mengandung.
"Reza," panggil seseorang menyadarkannya. Seseorang yang paling tidak diharapkannya untuk menghampirinya, saat ini dan kapanpun.
Aline berdiri di hadapannya. Sepertinya wanita itu juga baru saja keluar dari kamar tidurnya setelah melihat dirinya. Wanita itu mengenakan dress tidur camisole berbahan satin.
"Kamu belum tidur?" tanya Aline tertarik.
Reza menggeleng.
"Mana Indhira?" tanyanya lagi.
"Sudah tidur." jawab Reza sambil meneguk botol birnya lagi.
Aline berjalan mendekatinya.
Dan Reza memperhatikannya, dari atas ke bawah, memperhatikan lekukan tubuhnya, gaun tidurnya atau sesuatu dibaliknya.
Aline tahu ini adalah kesempatan yang diberikan untuknya, yang belum tentu akan datang kembali.
Aline menurunkan kedua tali gaun tidurnya hingga gaun itu merosot melewati tubuhnya. Dia membiarkan tubuh polosnya terlihat dengan jelas di depan Reza. Dia ingin lelaki itu memandang dan mengaguminya.
Reza menatapnya tanpa berkedip, walau Aline belum paham arti pandangan itu. Dia berjalan semakin mendekati Reza. Mata lelaki itu menelanjanginya dan Aline merasa tubuhnya panas karena gairah hanya karena lelaki itu menatapnya.
Dia duduk perlahan di atas pangkuan Reza, lelaki itu tidak bergeming dan Aline merasakan pertanda baik.
"Sentuh aku, Reza." Katanya dengan suara pelannya yang seduktif, "Aku milik kamu malam ini."
Aline membimbing tangannya dan lelaki itu tidak menolak. Aline meletakkan kedua tangan besar lelaki itu ke atas kedua dadanya sendiri. Dia menahan napasnya saat sentuhan tangan lelaki itu menyentuh ujung syaraf sensitifnya di puncak kedua dadanya.
Reza meremas kedua dada wanita itu perlahan.
Aline mendesis nikmat. Kedua tangan besar lelaki itu meraup dadanya dengan sangat pas. Dan Aline menikmatinya. Tangannya membantu tangan lelaki itu memijat kedua dadanya sendiri yang semakin mengencang karena rangsangan lelaki itu. Dia menggesekkan tubuhnya yang berada di atas pangkuan Reza ke pahanya.
"Kamu suka?" Tanya Reza masih melanjutkan remasan tangannya.
"Sangat," desis Aline sambil mengangguk dan memejamkan matanya nikmat.
Kegiatan mereka tiba-tiba terganggu karena suara pintu yang terbuka.
"Maaf aku ganggu," kata Indhira panik yang baru muncul dari pintu saat melihat wanita itu berada di pangkuan Reza dan kedua dadanya dalam remasan tangan lelaki itu.
"Indhira." Kata Reza menghentikan Indhira yang memutar badannya hendak kembali ke kamar, "Sini." Panggilnya.
Reza masih belum memindahkan tangannya dari tubuh wanita di depannya walau matanya kini sudah memandang Indhira.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIRS
RomanceSEBAGIAN PART AKAN DIUNPUBLISH PER 3 JUNI 2020 KARENA KEPERLUAN PENERBITAN =========================================== Indhira terjebak dengan perasaan dan kebutuhannya atas lelaki bernama Reza. Dia tahu dia berada di tempat yang salah, walau tida...