Cold Girl vs Cold Boy | ✔ [REVISI]

CH 10 - Ma Bro(?) -

Happy Reading!

Tok Tok Tok...

"Sebentar."
Gue membuka pintu rumah dan ternyata ada kurir JNE. Ngapain nih kurir? "Ada apa ya?"
"Apa ini rumah kediaman Tata Lita?"
"Tata Lita?" gue mikir dulu sejenak, "Emang ada apa ya mas?"
"Ada paket untuk mba yang bernama Tata Lita."
"Paket apaan?"
"Disini tertulis barang k-pop."
"HA??? Pengirimnya?"
"Ga tau mba."
"Ko ga tau sih?"
"Saya emang ga tau mba. Tapi, mbanya siapa ya?"
"Oh, saya Tata Lita."
"Mba jangan bohong ya, dosa loh."
"Ngga mas, saya Tata Lita."
"Bisa saya lihat kartu keluarganya?"
"Elah masnya ga percayaan banget sih."
"Saya hanya ingin memastikan saja."
"Nih ya mas nama saya itu Thalita Khalista Pranata Negara, biasa di panggil Tata."
"Litanya dari mananya ya mba?"
"Ha? Eh... Itu... Mm..." Iya ya, Litanya dari mana?

(Padahal nama depanny 'Thalita'. Ini si Tata sama kurirnya napa dah?!) -Ny.Byun/Park:)

"Nah kan mbanya bo-"
Ting!!!
"Bentar ya mba." kurir JNE tersebut memeriksa handphonenya
"Hm."
"Oh mba saya minta maaf. Ternyata ini memang paket untuk anda."
DEMI APA????
"Ya mas."
"Tolong tanda tangan dulu mba."
"Ya."
"Makasih mba."
"Ya."
"Jangan marah mba."
"Ya."
"Selamat siang."
"Ya."

Dasar kurir JNE ga tau diri! Enyah lo dari muka bumi! Ngeselin amat si!
Eh? Maafin Tata ya Allah, Tata hilaf.
Btw, ini dari siapa ya? Bunda? Kan bunda nyuruh gue ngumpulin uang sendiri. Jidan? Keajaiban dunia tu makhluk astral ngasih gue barang k-pop begini. Terus siapa ya? Ayah? Ga, ga. Itu impossible. Kumat kan penyakit pikun gue ah!!

Guepun masuk ke dalam rumah dan menuju ruang tamu. Baru juga duduk, bunda tercinta udah teriak-teriak.
"TATA!"
"APA BUN?"
"TADI SIAPA YANG KNOCK KNOCK MY DOOR?"

(Si bunda malah nyanyi_-) -Ny.Byun/Park

"KURIR JNE."
"TA! BISA GA SIH KITA GA USAH TERIAK-TERIAK BEGINI? BERASA DI HUTAN."
"BUNDA SINI KE RUANG TAMU."
"IYE BENTAR."

"Apaan tuh ta?" tanya bunda lalu duduk di samping gue
"Jodoh." ucap gue sekenanya sambil memandang kotak besar yang ada di hadapan gue
"Jawab pertanyaan bunda yang bener Ta."
"Bener ko."
"Lu beli sendiri? Sebanyak ini? Money darimana? Lu ga nyolong kan? Atau ngumpulin uang sendiri? Tapi ga mungkin seorang Tata anak gue satu-satunya ini ngumpulin uang."
"..."
"Ta! Lu ga jawab, bunda kutuk jadi kutu biar bisa di pites."
"Ngga bun."
"Ngga apaan?"
"Tata ga ngumpulin uang."
"Terus? Ada yang ngasih? Impossible Ta. Apalagi sebanyak ini."
"Tata juga ga percaya bun."
"Ayah lu kali."
"Hilih, ga mungkin."
"Iye si. Bapa lu mah mikirin uang mulu."
"Sama kaya bunda."
"Yee, tapi masih lebih baik bunda daripada bapa lu."
"Bun, aku pengen punya kakak."
"..."
"Bun?"
"..."
"Bunda?"
"..."
"Bundaaaa."
"Eh? Iya Ta ada apa?"
"Bun, kenapa sih setiap Tata ngomongin tentang pengen punya kakak pasti muka bunda langsung pucet?"
"Ta, Bunda ke kamar dulu."
"Hfft."

Gue selalu bingung sama bunda, tiap gue bahas tentang 'kakak' bunda pasti langsung pergi ke kamar atau ngga ngalihin pembicaraan. Apa ada yang di sembunyiin sama bunda? Tapi apa? Apa gue punya kakak? Bisa jadi sih.