CH 28 - Be Yourself -

576 24 2
                                    

Tepat gue membuka mata, seseorang di samping kanan gue yang lagi duduk di pinggiran kasur nyapa gue. "Malam, cantik."

"Eh? Aldi?" tanya gue sambil ngucek-ngucek mata.

"Iya, ini aku."

"Lo-gue aja kenapa sih!" ketus gue. Lagian geli kalau ngomongnya aku-kamu gitu.

"Hahaha, iya iya."

"Eh, btw...lo kok??? LO KOK MASUK KAMAR GUE SIH?! GAK BOLEH TAU COWOK MASUK KAMAR ANAK PERAWAN! PAMALI! ISH, SONO!" Gue yang baru sadar sama keadaan, langsung ngedorong-dorong, ngejitak, mukul si Aldi.

"ADUH, ADUH AMPUN, TA. DI SURUH SAMA BUNDA, TA." ucap dia sambil nautin kedua tangannya.

"Hah?" Seketika gue mematung.

"Iya, bunda nyuruh gue masuk kamar lo buat ngebujuk lo. Eh, pas gue masuk, lo nya tidur. Yaudah, gue tungguin. Lo ngebo juga ternyata."

"Ish! Rese lo! Emang sekarang jam berapa?!"

Aldi ngeliat jam yang ada di pergelangan tangan kanannya. "Jam delapan lebih sepuluh menit."

"WHAT?! GUE BELUM MANDI. IDIH, GUE NGEBO BANGET TERNYATA." Gue biasanya gak sengebo ini, asli deh.

"Yaudah, sekarang mandi. Habis itu kita makan."

"Bunda, ayah, sama bang Kiki ada, 'kan?" ucap gue sambil ngeregangin badan.

"Hah?"

"Kok hah, sih?"

"Bang Kiki, 'kan, itu Ta..."

Gue baru sadar sama ucapan gue. "O- oh, iya. Astagfirullah, gue lupa." Dan tanpa izin, air mata gue keluar gitu aja. Tapi, cuman setetes dari mata sebelah kanan, yang kiri kaga keluar, gak tau kenapa.

"Eh? Jangan nangis, Ta." Aldi langsung ngedeketin gue dan nenangin gue. Kayanya, Aldi adalah orang kedua yang bisa nenangin gue setelah bang Kiki.

"Lo harus relain bang Kiki, biar bang Kiki disana juga tenang." ucap Aldi lembut.

"Iya, Di."

"Udah gih sekarang mandi, lo bau." kata Aldi sambil ngejepit hidung gue pake jari telunjuk dan jari tengah.

"ALDI! KELUAR!"

"HAHAHA, IYA TUAN PUTRI."

*****

"Jadi, bunda sama ayah bakal tetep pergi ke Jepang?"

"Iya, Ta. Lu gak apa-apa, 'kan?" tanya bunda. Ayah? Sibuk sama kerjaannya.

"Yaudah, mau gimana lagi. Lagian percuma kalau Tata mohon-mohon ke bunda sama ayah biar gak pergi, kalian gak akan dengerin omongan Tata. Kalian pasti bakal pergi juga."

"Tata mau pergi dulu ke luar sama Aldi. Sebentar kok, gak akan lama. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

*****

"Di, nonton Dilan yu!"

"Gak ah, Ta." jawab Aldi dengan lesu.

"Oh, yaudah."

"Eh iya iya, ayo."

"Nah gitu dong."

Di dalem bioskop gue gak berhenti ngoceh. Gak tau kenapa mulut gue gak berhenti ngomong.

"Anjir lo, Lan, kasian itu Mileanya."

"Milea jangan ngomong gitu dong."

"Lah anjir kok gini sih alurnya?"

"Ah, gak seneng gue."

"Gue tim Nathan Salma aja dah kalau gini mah."

"Kesel gue, Di."

Setelah film selesai, gue dan Aldi berjalan menuju K*C karena laper, dan gue juga belum makan dari pagi, paling makan cilok doang.

"Di, lo jangan kaya Dilan ya. Emang sih orangnya sweet dan punya berbagai cara biar Mileanya seneng. Tapi, endingnya mereka gak bersatu. Padahal gue antusias banget sama Dilan Milea, gue pindah haluan dah jadi Nathan Salma. Eh, atau Raja Ratu aja kali ya? Mereka juga sweet tuh. Atau mungkin Matt sama Mou? Ah nggak deh, gue gak boleh labil, gue tim Nathan Salma."

Aldi langsung ngeraih kedua tangan gue. "Ta, gue gak akan jadi Nathan, Dilan, Matt, ataupun Raja. Gue, bakal jadi Aldi, tepatnya Fadhli Ramadhan yang sekarang adalah kekasihnya Thalita Khalista Pranata Negara. Alah, nama lo kepanjangan anjir."

Nah kan, manusia ngeselin yang pernah ada. Lagi serius-serius malah ngomong kaya gitu.

"Maneh!" Ya, logat sunda gue keluar gitu aja.

"Hahaha, bercanda. Gue bakal jadi diri gue sendiri, Ta. Gue gak bakal jadi orang lain. Gue bakal berusaha jadi yang terbaik buat lo. Ngasih dampak positif buat lo. Dan gue bakal selalu ada di samping lo, kapan pun itu. Lo gak boleh ngerasa kesepian, karena apa? Lo punya gue, Fadhli Ramadhan yang akan selalu ada buat lo." ucap Aldi serius sambil natap mata gue.

"Bentar, gue ngakak dulu. HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA."

"Kok lo ketawa?"

"Ini pertama kalinya gue nge denger lo ngomong kaya gitu."

"Suka?"

"Jijik!"

"Sial--"

"Apa? Mau ngumpat? Silahkan! Ayo ngumpat! Cepet ngumpat! Kenapa diem aja, hah?!"

"Refleks itu, Ta, hehe." Aldi nyengir gak jelas.

"Bodo amat." Gue pergi ninggalin si Aldi.

"Tungguin gue."




Alhamdulillah, update juga. Terima kasih banyak buat kalian yang masih stay di cerita ini. Terima kasih juga buat kalian yang baca cerita ini dan memberikan vote. Oh ya, coba komen dong, kasih masukan, karena aku tau cerita aku ini banyak kekurangannya. Jadi, kalau kalian mau ngasih masukan, ayo komen. Pokoknya, terima kasih banyak ya^^

Cold Girl vs Cold Boy | ✔ [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang