CH 14 - Ma Life -

753 33 4
                                    

"Ta, bangun."

"Mm? Ah Bunda sekarang tuh masih pagi, masa udah bangunin Tata. Lagian sekolah juga libur." ucap gue dengan mata masih terpejam

"Tata, Bunda mau ngomong."

Demi apa ini Bunda? Masa iya suaranya lembut begini halus kek ketiak Teyon:'

"Ada apa sih Bun?" guepun bangun dan duduk di sisi kasur masih dengan mata terpejam

"Bunda mau ke Thailand dulu ya Ta."

"Iya Bu- HA? APA BUN?" sontak gue membuka mata selebar(?) mungkin, bolotot gitu loh maksudnya

"Kaleum atuh kaleumm."

"Bunda ko dadakan gini sih kaya tahu bulat."

"Maaf Ta, Bunda lupa, hehe."

"Mau ngapain ke Thailand?"

"Urusan pekerjaan lah Ta."

"Berapa hari?"

"2 bulan."

"Bunda, Tata nanyanya hari, bukan bulan."

"Itung aja si elah, ribet amat dah."

"Masa 2 bulan sih bun."

"Ya mau gimana lagi Ta."

"Terus ayah kapan pulang?"

"Bareng sama Bunda Ta. Nanti ayah lu nyusul bunda ke Thailand."

"Lah ngapain? Kenapa ga langsung pulang ke rumah aja?"

"Hehe, biasalah 'acememew'."

"Idih, ga inget umur."

"Heh! Bunda sama ayah masih muda ya. 17 tahun nih."

"71 mah iya."

"Ah lu mah. Jadi Ta, bunda minta maaf ya bakal ninggalin lu selama 2 bulan."

"Iya ga apa-apa bun, Tata ngerti ko. Asalkan pulangnya bawa oleh-oleh satu truk sama tiap harinya transfer uang aja,hehe." gue fake smile, bukan fake love ya

Tata ga bisa ngertiin bunda sama ayah. Kalian sama-sama lebih ngurusin pekerjaan daripada anak sendiri. Gue cuman butuh perhatian dan kasih sayang dari orang tua, sama kaya anak lainnya. Kalau gue belum lahir di dunia ini. Gue bakal minta sama Tuhan, hidup di antara kedua orang tua yang menyayangi gue dan ngasih perhatian setiap hari. Masalah ekonomi? Bercukupan aja gue udah bersyukur.

*****

"Jalan-jalan yu Ta!" (wkwk yuta:"")

"Ogah males!"

"Daripada di rumah terus diem begini, mending jalan-jalan. Kita ke bioskop Ta. Banyak yang rame noh."

"Sendiri aja sana. Lagian lo ngapain sih pagi-pagi ngedor-ngedor imah gue. Ganggu!"

Ya, si Rifky bin pedo bin yadong pagi-pagi udah namu di rumah gue. Kira-kira ya 15 menit setelah bunda berangkat. Gue ga nemenin bunda ke bandara karena kata bunda mending gue lanjut boboan aja. Ya otomatis gue nurut aja. Ga boleh durhaka guys:')

"Pengen maen aja sih. Lagian kan ini hari minggu, seharusnya lo olahraga Ta."

"Tiap hari gue olahraga."

"Olahraga apaan?"

"Olahraga otak."

"Olahraga otak? Ngapain? Belajar?"

"Ngayal."

"Yeuh maneh mah."

"Bener ko."

"Iya dah serah. Udah gih sana mandi. Ga baik anak perawan jam segini belum mandi."

"Apaan si! Ini masih jam 9."

"Masih pale lo! Udah jam 9, bukan masih jam 9. Emang lo biasa mandi hari libur jam berapa?"

"Paling awal sih jam 3."

"Shubuh?" Rifky membulatkan matanya dan memandang gue ga percaya. "Gila-gila itu pasti dingin Ta."

Gue menatap Rifky datar." Sore."

"Oh sor- Sore?? Gila lo! Dan tadi apa? Paling awal?"

"Yoi. Paling awal jam 3, tapi kalo lagi nonton drakor sih biasanya jam 5-an."

"Ampun dahh. Itu bunda lo ga nyuruh mandi apa?"

"Nyuruh ko. Tiap 5 menit pasti nyuruh mandi, gue jawab aja 'iya'."

"Parah lo! Kasian sama bunda gue mah."

"Bunda udah kebal sama sikap gue."

"Tapi seharusnya lo ubah sifat lo yang gitu. Lo harus nurut apa yang bunda bilang. Jangan nyusahin bunda. Jangan buat bunda pasrah sama sikap lo. Gue tau kalau lo jarang banget dapet perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tua lo. Makanya, kalo kedua orang tua lo nyuruh ini nyuruh itu lo harus nurut. Lo pikir mereka ga cape apa nyari uang buat lo, buat kebutuhan sekolah lo. Mikir Ta! Jangan egois! Jangan sok ini hidup lo sendiri. Life is not yours!"

"Cih! Siapa lo sok-sokan nyeramahin gue? Kurang perhatian dan kasih sayang? IYA! Gue ga dapet itu semua! Tapi gue ga peduli! Yang penting gue masih bisa hidup, nafas, makan, minum, sekolah dan lain-lain. DAN LO! Ga usah ngatur-ngatur hidup gue. Dan jangan pernah ketemu sama gue lagi. This is my life. I'm in control. I play the role. You are nobody."

"Oh ya, gue lupa kalau gue bukan siapa-siapa. I'm so sorry but,,, you will also regret later."

"Nyesel? Buat?"

Rifky mendekatkan wajahnya ke wajah gue. "Segalanya. Terutama kedua orang tua lo."

Setelah itu Rifky pun pergi. Gue masih mematung di tempat dan mencoba mencerna apa yang di ucapkan oleh Rifky.

Rifky side

Setelah sampai di apartemennya, Rifky menyesali ucapannya yang tadi ia lontarkan kepada Tata. Dan itu membuat dia mengingat kembali kejadian 4 tahun yang lalu.

"AN@#*$ BA@#€¥£." Rifky mangacak rambutnya frustrasi lalu

//BRUK// ia terkapar di atas lantai yang dingin dengan mata terpejam dan nafas yang tersenggal-senggal.

ASEKKKK GIMANA GIMANA? DRAMA BAT GA? :'

E WOYYY MAKASIH LOH YAAA BANYAK YANG VOTE EUY. Hehe makasih banyak yaaa. Alhamdulillah sekarang-sekarang banyak yang vote, add reading list, nge follow juga aselole:" Makasih banyak yaaa. Terus kaya gituuu. Ayok lah kita kejar angka readersnya!!! Oh ya kalau yang mau di follback bilang aja yaa, jangan malu malu euyy, hehe
Ok pokoknya makasih banyak dann jangan lupa vote+comment. Kita udah mulai masuk konflik menn, dann ada apa dengan 4 tahun yang lalu?

Cold Girl vs Cold Boy | ✔ [REVISI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang