"Udah malem, Lo juga baru keluar dari rumah sakit, ayo pulang!" Ujar Andrew.
"Gak mau, emang aku pulang kemana? Masa ke rumah itu lagi?" rengek Cathlea.
"Iya harus, emang Lo mau tinggal sama siapa lagi?" Tanya cowok itu lembut.
"Pokoknya gamau!" bantah Cathlea.
Cup.
Cathlea membelalakkan matanya. Ia terkejut sekali, karena tiba-tiba Andrew mengecup keningnya. Cathlea masih terdiam tanpa kata-kata.
"Udah? Yuk pulang." Ucapnya santai
Dibelakang mereka, tepatnya di depan pintu, ada cowok yang berstatus sebagai pacar Cathlea sedang berdiri melihat gerak-gerik pacarnya bersama cowok yang dibencinya. Napasnya naik turun. Ia emosi sekali melihat pacarnya dicium oleh cowok lain.
***
Cathlea menginjakan kakinya di rumah papa dan ibu tirinya. Sebenarnya ia sangat malas, tapi yasudahlah. Mau bagaimana lagi? Apa mungkin ia tidur di bawah kolong jembatan? Tidak mungkin sekali kan?
"Loh, ngapain kamu balik lagi hah?!" Sentak wanita paruh baya seusia papanya. "Ini rumah Papa gue, bukan Lo!" balas Cathlea sambil menunjuk wanita itu.
Brugh. Cathlea tersungkur di lantai.
"Bisa gak Lo ada sopan santun nya? Lo itu anak tiri! Ngerti gak? GAUSAH berlagak kayak bos Lo!" Sahut cewek seumuran Cathlea. Karin. Ya, cewek it adalah Karin.
"Ada apa ini?" Tanya seorang laki-laki berusia empat puluh tahunan.
Calla dan Karin gelagapan, sementara Cathlea masih tetap pada posisinya.Calla mengangkat Cathlea untuk berdiri, "Lain kali kamu kalau jalan yang hati-hati ya sayang" ucap Calla kepada Cathlea. "Gausah pura-pura baik deh Lo!" sentak Cathlea.
"Cathlea!" Seru Virendra.
Cathlea malas mendengar ocehan seseorang, lebih baik ia menaiki tangga menuju kamarnya, dan membaringkan tubuhnya di kasur yang empuk itu. Saat Ia membuka kamarnya, Wow! Nuansa hitam dan merah muda. Warna kesukaannya. Ia makin sayang sekali dengan papanya yang pengertian itu.
Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Cathlea.
Cathlea membukanya. Seketika gadis itu memutar bola matanya malas saat melihat siapa seseorang yang telah mengetuk pintu kamarnya."Heh, kamu jangan coba-coba adu domba saya dengan papamu ya pembawa sial!, Awas aja kamu!" Wanita itu memegang dagu Cathlea dan mendorong Cathlea jika ia tidak seimbang akan terjatuh karena dorongan Calla.
Dasar Mak lampir gila. Batin Cathlea.
Ia pun menutup pintunya dengan keras dan membaringkan tubuhnya di kasur selembut sutra itu.
***
"Ya ampun Cath, dari mana aja Lo kemarin? Gue samperin ke rumah eh yang keluar nenek lampir, gue telpon gak diangkat, gue line gak dibaca." cerocos Jane kesal.
"Hehe," Cathlea menunjukkan cengiranya.
Ia bingung, sedari tadi ia belum melihat Nathan. Bahkan tadi pagi cowok itu pun tidak menjemputnya. Ada masalah apa lagi sih? Pikirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nathalea [COMPLETED]
Teen FictionREVISI MODE ON. Kesenangan, keceriaan, kebahagiaan berubah menjadi air mata. Itulah yang terjadi dengan Cathlea. Semenjak ia hampir kehilangan semuanya, ia berubah menjadi sangat dingin. Tapi, Nathan lah yang mencairkan hati Cathlea. Hingga, sampai...