~DUA PULUH EMPAT~

1.2K 64 5
                                    

Lebih tepatnya bukan teman Cath. Batin Andrew.

"Woi! Yeu malah ngelamun." Seketika Lamunan Andrew buyar karena Cathlea. Ya. Cewek itu mengagetkannya. "Ganggu aja sih."

"Hah?" Cathlea membelalakkan matanya. "Aku?" Tanyanya. Andrew mengangguk. "Aku ganggu?" Andrew mengangguk lagi. Cathlea membelalakkan matanya tidak terima. Karena kesal, Cathlea pergi meninggalkan Andrew.

"Yeu, malah ninggalin. Cath! Cathlea!" Andrew terus-menerus memanggil nama Cathlea, sang empunya pun tidak menggubris sama sekali. Akhirnya Andrew berhasil menahan tangan Cathlea.

"Kok ngambek sih," ucap Andrew. "Bodo ah!" sahut Cathlea tanpa menoleh kearah Andrew. "Apa salah gue coba?"

"Kakak gak merasa bersalah gitu?" Tanya Cathlea. "Enggak" Cathlea mendengus kesal. Ia melepaskan tangan Andrew dan berjalan meninggalkan Andrew.

"Yah, Cath! Cathlea!" Andrew terus menerus memanggil Cathlea seperti tadi. Sepertinya ia ketinggalan jauh dari Cathlea. Cathlea masih berlari sekuat tenaganya. "Cath! Gue traktir es krim deh!" Cathlea berhenti.

"Sepuasnya." lanjut Andrew. Cathlea pun berbalik dan berlari kearah Andrew. "Makasih." Cathlea tersenyum semanis mungkin kepada Andrew. Andrew pun hanya memutar bola matanya, karena pasti habis ini dompetnya akan berubah menjadi tipis.

"Ayo buruan!" Ajak Cathlea kegirangan. "Kak Roy, aku pulang dulu ya sama kak Andrew, bye!" Teriak Cathlea.

***

"Oh jadi sekarang Lo nyanyi gitu di cafe? Wah lumayan juga gajinya, Cath." Ucap Aurie sambil memakan beberapa camilan di apartment Cathlea. "Iya, Rie. Gue juga seneng banget. Berkat kak Andrew gue bisa dapat penghasilan tambahan."

"Tapi Lo jangan lupa belajar, Cath. Ntar kalo Lo kesenengan cari duit, lupa belajar lagi. Terus gimana cita-cita Lo?" Sahut Jane.

"Iya dong Jane! Maka dari itu, kuliah kedokteran itu mahal Jane. Jadi gue harus nabung dari sekarang hehe,"

"Eh eh berhubung ini hari Minggu, gimana kalo kita jalan-jalan?" Usul Jane yang disetujui oleh kedua sahabatnya itu.

"Iya nih, mumpung gue lagi free tugas." Aurie terkekeh sebentar.

"Emang kita mau kemana?" Tanya Cathlea. "Mall aja deh, sekalian mau shopping," sekarang gantian Jane yang terkekeh. Cathlea menoyor kepala Jane pelan. "Sakit Cathlea bego"

***

Hari ini hari Senin. Dimana hari yang paling dibenci oleh para pelajar. Mereka harus mengikuti upacara. Ya. Itu sangat melelahkan sekali.

Upacara sedang berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh karena amanat kepala sekolah yang sangat lama. Sudah hampir 10 menit kepala sekolah itu berbicara, tetapi tidak selesai juga.

"Anjir. Capek banget gue," ucap Jane mengeluh. Keringatnya sudah bercucuran. "Emang Lo aja yang capek? Gue juga!" sahut Cathlea.

"Itu guru kayak capek apa ya ngomel mulu?" Tanya Jane kesal. Namun tiba-tiba

Brukk. Cathlea pingsan. Cairan kental bewarna merah pun keluar dari hidungnya. Upacara pun menjadi berantakan. Dengan cepat Andrew menghampiri Cathlea dan segera menggendongnya.

"Gue aja" sahut Nathan. Andrew pun menoleh ke arah Nathan. Ia menatap Nathan sinis. "Buat apa?"

"Gue pacarnya!" Sahut Nathan dengan nada bicara yang tinggi. "Udah-udah! Kalian itu gimana sih, orang pingsan bukanya ditolong malah bertengkar! Udah biar petugas UKS aja!" Sahut Jane kesal.

Nathalea [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang