Chapter 2

1.9K 87 0
                                    

Matahari sudah memunculkan dirinya sejak tadi namun gadis manis itu masih meringkuk di balik selimut tebalnya.

"aisyah bangun sayang, hari ini kan kamu sekolah."

"kan aisyah sudah bilang, aisyah gak akan pergi sekolah sebelum papah bolehin aisyah bawa mobil sendiri."

"kamu gak boleh gitu sayang, kasihan papah kamu sudah merelakan pekerjaannya cuma untuk mendaftarkan kamu kesekolah baru itu."

"lagian ya bun, aisyah kan gak minta."

"aisyah hari ini kamu papah antar besok papah janji bakal bolehin kamu bawa mobil sendiri."

"kalau papah gak nepatin janji?"

"papah beliin kamu apa saja yang kamu mau."

"yasudah, aisyah siap-siap dulu."

Setelah selesai membersihkan diri aisyah pun membuka lemarinya disana sudah terdapat seragam sekolah barunya, ya walaupun lebih bagus seragam sekolahnya yang dijakarta.

"pah ayo berangkat."

"sarapan dulu sayang."

"tidak bun, aisyah malas makan pagi."

"kalau gitu bunda bawain bekal ya?"

"tidak-tidak aisyah sudah besar, sudah ah bun aisyah mau berangkat."

"ayo sayang kita berangkat."

"loh kok bunda ikut."

"bunda kan juga ingin melihat sekolah baru mu."

"apa-apaan ini, gak sekalian kakek nenek di ajak bun."

"boleh juga ide kamu sayang gimana kalo kita ajak mereka juga."

"sebenarnya kalian ingin mengantarkan aisyah sekolah atau berkemah?"

"berkemah? Ide bagus juga itu gimana kalau kita gelar tikar dan makan-makan di lingkungan sekolahmu pasti disana ada taman."

"kalau kayak gini mendingan aisyah naik angkutan umum saja." guman aisyah.

SELAMAT DATANG DI SMA 01 BANDUNG tulisan itu terpampang jelas di pintu masuk sekolah, gedungnya besar dan lebih asri dari sekolah yang di jakarta.

"ayo papah antar ke ruang kepala sekolahnya."

"tidak perlu, ais bisa sendiri."

Setelah menyalimi kedua orang tuanya aisyah pun bergegas turun dari mobil dan meninggalkan kedua orang tuanya, ia takut yang dikatakan bundanya benar tentang ingin berkemah dadakan di taman sekolah barunya.

Banyak pasang mata yang melihat aisyah secara terang-terangan namun hanya ia abaikan dan tetap melanjutkan jalannya mencari ruangan kepala sekolah, dan akhirnya ruangan yang dicari-cari ketemu. Ia pun segera masuk ke ruangan tersebut setelah mengetuk pintu tentunya.

"aisyah tiaaqillah benar?"

"eh benar pak."

"saya ardhan kepala sekolah disini dan ini ibu eci wali kelas kamu."

"ayo mari ibu antar kamu kekelas."

Aisyah pun hanya mengikuti langkah ibu eci yang katanya si wali kelas aisyah, bu eci ini orangnya cantik kekinian banget mungkin umurnya juga masih sekitar 28 tahunan.

"rambut kamu warnanya bagus, ibu juga dulu senang mewarnai rambut sepertimu sampai-sampai aku membuat jadwal untuk setiap warna rambut."

"ternyata orang nya asik." batin aisyah.

"apa ibu masih suka mewarnai rambut?"

"ya terkadang kalau ibu isang tidak ada kerjaan, ibu memilih untuk mewarnai rambut."

"ibu juga sering mewarnai kuku."

"oh ini, ibu cuma punya satu warna saja."

"aisyah punya banyak besok aisyah bawakan."

"ah tidak perlu, lagian aku memakainya ketika ada acara penting saja."

"apakah kelasnya masih jauh."

"tidak, itu di sana kelas mu."





































































































































#maaf kalo ceritanya gaje baru belajar soalnya

Vote and coment nya ya say

Bersambung.......

Berawal dari benci! (tahap Revisi). Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang