Pensi

1.1K 85 8
                                    

"Lo jauhin dia atau lo gue diemin."

*****

Aisyah melangkahkan kakinya malas menuju ke kelas. Suasana kelas yang awalnya ricuh menjadi tenang ketika bu Rosa, guru ter killer di sekolah mulai mengajar.

"Anak anak, berhubung besok adalah hari ulang tahun sekolah kita yang tercinta, kalian hari ini pulang lebih cepat." jelas bu Rosa.

"Yes... Gue bisa jalan jalan sama gebetan."

"Gue bisa tidur lagi, nih."

"Nonton rame rame, kuy."

"Gue bisa nyalon, nih."

"Ke rumah gue, yuk! Nonton drakor."

Suasana kembali ricuh, banyak siswa yang memukul meja karena kegirangan. Kecuali aisyah, dia masih kepikiran soal ancaman ari.

Azka yang ada di samping nya sedikit heran. Setelah aisyah diajak ari tadi pagi, dia sering melamun.

"Kalian diam! Jangan seperti anak kecil! Meskipun nanti kalian pulang siang, kelas kalian harus sudah mempersiapkan penampilan buat acara pensi besok." jelas Bu Rosa membuat semua murid kembali diam.

"Saya keluar dulu." pamit bu Rosa meninggalkan kelas.

Ajil, sang ketua kelas maju ke depan.
Buat musyawarah membahas acara pensi besok.

"Guys, besok kita mau nampilin apa?" tanya ajil.

"Ah, males. Mendingan gue tidur."

"Woy! Siapa yang mau ikut? Gue mah ogah."

Semua murid saling menunjuk satu sama lain. Membuat ajil semakin bingung.

"Syah, suara lo kan bagus. Lo nyanyi, ya?" tanya ajil. Aisyah masih melamun.

"Syah, ajil manggil lo tuh." sahut azka membuyarkan lamunan aisyah.

"Ada apa?" tanya aisyah baru sadar.

"Lo mau nyanyi nggak di acara pensi?" tanya ajil lagi.

"Nggak, suara gue cempreng." sahut aisyah menggelengkan kepalanya.

"Tadi kalo lo nyanyi, suara lo lumayan syah. Ikut lah.. " ajak ajil.

"Iya, syah ikut aja. Lo pasti bisa."

"Bener tuh, lo aja syah yang ikut. Daripada suara gue?"

"Betul, itu aisyah aja."

Semua murid menunjuk aisyah agar ikut acara pensi.

Suara aisyah ketika bernyanyi sangat bagus. Sayang kalau tidak di tunjukkan.

"Ikut aja, syah. Lo nyanyi gue yang gitar in. Oke." sahut azka.

"Beneran lo mau nemenin gue?"

"Iya, tenang aja. Nanti kita latihan."

Ari yang duduk di depan aisyah dan azka mengepalkan tangannya. Membuat Stefi sedikit takut. Aisyah masih saja dekat dengan azka. Hal itu membuat ari tidak suka.

Ari pun menoleh menatap tajam aisyah. Aisyah hanya takut saat ari seperti itu.

"Ada apa, ri?" tanya azka ketika melihat ari menghadap aisyah.

"Gue cuma mau bilang, nanti lo yang anterin dia pulang. Gue mau jalan sama Stefi" ucap ari dingin sambil menunjuk aisyah.

"Sabar, syah sabar." batin aisyah.

"Iya, nanti gue anter aisyah. Gue juga mau latihan sama dia." timpal azka.

"Ayo, ri. Nonton." ajak Stefi sambil memegang tangan ari.

FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang