Keyla mengetuk-ngetuk ujung sendalnya ke tanah, kebiasaannya ketika sedang menunggu seseorang.
“Ayo naik !” seru sebuah suara di hadapannya.
Keyla mendongak, matanya membulat saat melihat Dio sudah datang, “cepet bangett.. kayaknya belom ada 3 menit gue nelpon lo.” Puji Keyla dramatis.
Dio yang tidak seperti biasanya, hanya tersenyum kecil, “naik dulu, baru gue jelasin.” Titah Dio, mengulang kata yang sama.
Keyla mengulum tawanya, melihat wajah serius Dio, lalu Ia bergerak naik ke atas motor gede milik Dio yang baru pertama kali di lihat nya.
Dio menyalakan mesin motornya, dan bergegas pergi dari gerbang rumah Ghozi, mengantar Keyla pulang ke rumahnya.
“Lo mau ngomong apa Yo ?” tanya Keyla, yang duduk di belakang, “Lo kok, cepet banget sih nemuin alamat yang gue kirim ? gue kira lo bakal nyasar dulu kek gitu.”
“Wilayah rumah gue sendiri, ngapain nyasar.” Jawab Dio santai.
Keyla memukul pundak Dio gemas, “Ihh, nyebelin banget, jadi lo tinggal di komplek elit kayak gitu ? Ahh parah, lo gak pernah cerita.” Gerutu Keyla.
Dio terkekeh geli, “Lo yang gak pernah mau gue deketin dulu, ya kan ? gimana gue bisa cerita.”
Keyla mengerucutkan bibirnya, mati kutu.
*
“Kita sampai.” Gumam Dio, menghentikan laju motornya.
Keyla turun dengan wajah berseri-seri, “makasih.”
Dio melihat penampilan kusut Keyla dari atas hingga bawah yang masih menggunakan baju piyama tidur padahal hari sudah kembali akan malam, lalu mencubit hidung Keyla gemas. “gue gak suka lo bolos sekolah, dan malah main seharian di rumah Ghozi.” Katanya jujur.
Keyla menelan ludah, panik “kok lo tau itu rumah Ghozi ?”
“Kan gue udah bilang itu wilayah rumah gue, berarti gue tinggal gak jauh dari rumahnya dia, dan gue tau itu.”
Keyla menghela nafas keras, “ada yang aneh Dio, gue dapet pemberitahuan dari sekolah kalau gue sama Ghozi di skors hari ini, tanpa alasan jelas. Udah gitu paginya, gue dapet kiriman surat pos, yang katanya konsultasi dan belajar private sama guru BK, tapi ternyata alamat yang dikirim, alamat rumahnya Ghozi.”
Dio mendengarkan, dengan dahi berkerut, pikirannya bercampur antara tidak suka dan heran. “pasti ada orang yang sengaja ngelakuin ini, gue akan lacak orangnya nanti.”
Keyla menepuk bahu Dio, “lacak sampai ketemu, dan bawa orang itu ke hadapan gue. Karna gue mau mukulin mukanya.” Ujar Keyla semangat.
Dio terkekeh, dan teringat sesuatu. “Lo sama Ghozi ngapain aja ?” selidik Dio.
“Cuma belajar”
“yakin ?”
“Yahh.. ada debat, berantem nya juga, lo tau lahh gak jauh-jauh dari begitu.”
“Hillary ? tadi lo ketemu dia kan di rumah nya ?”
Keyla terkejut karna Dio mengetahuinya, Ia hanya mengangguk pelan.
Dio menarik Keyla ke dalam pelukannya, Ia mengusap rambut Keyla yang terikat berantakan. “Gue gak tau, seberat apa masalah lo hari ini. Tapi lo harus nya jangan selalu kuat buat nyimpen itu sendiri. Karna kalo lo terlalu kuat nyimpen semuanya sendiri, gak ada ruang buat gue ada di samping lo dan hibur lo.”
Hati Keyla menghangat mendengar ucapan Dio, meski itu bukan kata-kata manis nya yang pertama kali, tapi Ia tetap senang.
Keyla terkikik, sambil melepaskan tangan Dio dari pinggangnya, “gak ada apa-apa kok, lo mending pulang deh udah mau malem.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Beside You
Teen FictionSaat pertama kali melihat Ghozi, Keyla berpikir bahwa semua hal yang baik ada di diri Ghozi. Tapi menurut Ghozi, semua hal yang buruk ada di diri Keyla. Pada awalnya, Keyla sangat kagum dan menyukai Ghozi, Ia berusaha mencari tahu bagaimana Ia bisa...