Chapter 11

50 7 2
                                    

"Ibu? Ayah?" Panggil Jungkook keras. Pasalnya, saat ia sampai di rumah orangtuanya, ia tak menemukan siapapun. Bahkan lampu rumah pun tak menyala.

"Bagaimana? Apakah sebaiknya kau telepon orangtuamu?" Tanya Hana sembari menggendong Jaesoo yang terlihat ketakutan melihat seisi rumah gelap.

Jungkook mengangguk lalu mengeluarkan ponselnya. Setelah mengetikan beberapa nomer, ia tempelkan benda persegi tersebut pada telinganya. Sembari menunggu panggilan terhubung, kaki Jungkook mengetuk lantai pelan dan Hana yang memilih duduk di sofa keluarga Jeon.

Senyumnya mengembang saat panggilan terhubung. "Yeoboseyo."

"..."

"Ah, begitu. Baiklah."

"..."

"Tidak. Tadinya aku mau memberitahu Ibu dan Ayah sesuatu, tapi jika kalian ada urusan lain kali saja."

"..."

"Baiklah, aku tutup."

Sambungan tertutup. Jungkook melihat Hana yang tengah menyenderkan kepalanya di kepala sofa. Kakinya membawa tubuhnya menuju Hana dan Jaesoo.

"Bagaimana? Ibu dan Ayah ada dimana?" Tanya Hana saat menyadari Jungkook tengah mendekat ke arahnya.

"Ibu bilang, mereka ada di Busan. Mereka sedang menjenguk nenekku yang sedang sakit." Jawabnya sedikit lesu.

Mereka berdua saling terdiam. Tak ada suara yang kelaur diantara mereka. Kepala mereka sama-sama tertempel di kepala sofa.

"Ya sudah. Kita pulang saja. Kasihan Jaesoo, ia sepertinya takut berada di sini dengan keadaan seperti ini." Ucap Hana.

Jungkook melirik Jaesoo yang memeluk erat Ibunya. Wajahnya ketakutan. "Baiklah." Jungkook bangkit dari duduknya lalu disusul oleh Hana.

Setelah mengunci kembali pintu rumah, Jungkook dan Hana berjalan menuju mobil Jungkook. Hana sibuk menenangkan Jaesoo yang masih terlihat ketakutan. Jelas saja, di luar bahkan lebih menyeramkan.

"Kapan orangtuamu pulang?" Saat ini mereka tengah berada di perjalanan menuju rumah Hana.

Jungkook melirik pada Hana lalu kembali fokus ke depan. "Sepertinya tiga hari lagi." Hana mengangguk mengerti.

Percobaan pertama mereka untuk memberitahu orangtua Jungkook perihal lamarannya gagal. Mungkin kesempatan lain mereka akan mengunjungi orangtua Jungkook kembali guna memberitahu mereka.

. . .

Bulan telah berganti posisi dengan matahari. Burung berkicau dengan merdunya. Udara pagi masih terasa dingin bagi kedua insan yang tengah tidur dengan posisi sang pria memeluk sang gadis. Lilitan tangannya lebih erat lagi saat suara alarm menggema di setiap penjuru kamar. Kepalanya ia tenggelamkan pada tenguk sang gadis.

"Jungkook-ah, tolong matikan." Suruh sang gadis dengan suara paraunya.

Tentu Jungkook tak mengindahkannya. Ia tetap bertahan pada posisinya semula. Tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada. "Tunggu lima menit." Jawabnya dengan mata tertutup.

"Matikan sekarang, berisik."

Hana merasakan geli di tenguknya saat Jungkook menggelengkan kepalanya di sekitar lehernya. Seketika matanya terbuka sempurna. Antara geli dan kesal dengan suara alarm. Ia melepaskan pelukan Jungkook paksa. Namun, siapapun tahu jika tenaga pria lebih besar dari gadis. Hana menghela nafas kasar.

When You Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang