AUTHOR POV.
Kicauan burung terdengar merdu untuk semua orang dipagi ini. Oh, mungkin tidak untuk seseorang yang masih sibuk bergulat dengan balutan selimut hangatnya. Ia lebih mengeratkan lagi selimutnya tatkala angin pagi menyapa nya. Dengan tidak ikhlas, ia mengubah posisinya menjadi terduduk di tepi ranjang dengan mata yang masih terpejam.
Bahkan di minggu pagi seperti ini ia harus diganggu. Bukankah ia perlu istirahat? Pikirnya.
"tunggu, tunggu. Sekarang minggu? Berarti..." matanya langsung terbuka lebar. Atensinya sekarang teralih pada jam yang tepat berada di sampingnya.
Dengan tergesa, ia berdiri dan meregangkan ototnya yang kaku. Mengambil handuk dan melangkah menuju kamar mandi. Ia pikir, ia memiliki waktu yang cukup untuk bersiap menjemput Hana.
Selang 15 menit, Jungkook sudah keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melingkar pada pinggangnya dan rambut yang sedikit basah. Kakinya membawanya pada lemari besar yang berada dihadapannya. Ia sibuk memilih pakaian yang akan ia pakai. Ia harus terlihat tampan dihadapan Hana. Harus.
Pilihan Jungkook jatuh pada kaos hitam polos dengan celana jeans senada serta kemeja hitam-putih yang sengaja tidak ia kancingkan. Jangan lupakan beanie hat hitam kesayangannya.
Sebelum melangkah meninggalkan kamarnya, Jungkook melirik jam terlebih dahulu. Ia masih punya waktu 1 jam lagi. Setelahnya, ia melenggang pergi menuruni anak tangga.
Di dapur, ia dapat melihat ibu nya yang sedang menyiapkan sarapan untuk adiknya.
"Jungkook-ah, kau mau kemana hari minggu ini?" Tanya ibu nya saat melihat Jungkook sudah rapi dengan setelan seperti itu.
Jungkook menghampir ibu nya lalu mengecup pipinya. "eomma boleh menyebutnya 'kencan' mungkin." Jungkook tersenyum manis, hingga kedua gigi depannya terlihat.
Ibu nya tertawa mendengar penuturan putra pertamanya ini. "kau itu, umurmu sudah 23 tahun. Kau sudah tidak pantas berkencan. Seharusnya kau sudah menikah dan memberikan eomma cucu."
"aishh. Eomma~ nanti pun Kookie akan menikah. Eomma berdoa saja semoga anak eomma yang tampan ini menikah dengan wanita yang akan ia kencani hari ini." Keduanya tertawa bersama.
"sudahlah eomma, aku akan berangkat." Jungkook mengambil satu lembar roti yang baru ibunya panggang.
"jangan lupa untuk membawanya kesini!" Teriak ibunya lalu menggeleng melihat tingkah anaknya.
Jungkook hanya mengacungkan kedua ibu jarinya lalu membuka pintu utama rumahnya. Ia dapat melihat mobil putih kesayangannya terparkir dengan rapi dihalaman rumahnya. Dengan santainya, ia memasuki mobilnya lalu menyalakan mesin mobil tersebut. Detik berikutnya, ia sudah membelah jalanan menuju rumah Hana.
. . .
Berbeda dengan Jungkook, di jam 8:15 Hana belum juga bangun dari mimpi indahnya. Ia sibuk mencari posisi tidur yang lebih nyaman. Untuk apa bangun pagi di hari minggu? Lebih baik tidur seharian dan tidak melakukan apapun. Namun, pikirannya tidak sesuai. Paginya harus hancur dengan suara bel yang terus menggema mengisi keheningan rumahnya.
Tingtong... Tingtong...
Bel itu terus berbunyi membuat Hana dengan berat hatinya berdiri berniat membuka pintu rumahnya. Matanya masih tertutup bahkan ia masih sempatnya menabrak tembok dihadapannya. Sepanjang perjalan, ia mengumpat. Ia bersumpah jika yang bertamu pagi-pagi begini bukan Song Joongki--idolanya--, ia akan menutup pintunya.
Ceklek
Saat ia buka pintunya, bukan Song Joongki yang ada dihadapannya. Ini lebih menegangkan dari pada Song Joongki mengunjunginya. Jantungnya berdetak dengan kecepatan diatas rata-rata. Sedangkan sosok yang berada dihadapannya menatap Hana dengan datar. Ia menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Me
FanfictionCho Hana... Seorang gadis malang yang hidupnya terus di penuhi oleh berbagai cobaan. Hingga Jungkook menyelamatkannya . Bagi Hana, Jungkook adalah malaikat tanpa sayap.