Sekarang dua insan tengah duduk di salah satu kursi taman. Tak ada yang mengeluarkan suara. Bahkan jarak diantara mereka dapat dilihat dengan jelas. Beberapa kali sang gadis memainkan jarinya. Bingung.
"Bagaimana kabarmu?" Tanya sang pria dengan gugup. Ia merasa suasana yang menyelimuti mereka saat ini sangat canggung.
Hana tersentak mendengar suara Taehyung yang tiba-tiba. Ia segera mengubah air wajahnya menjadi biasa. Menghirup oksigen yang tersedia di taman sebelum menjawab. "Aku baik." Jawabnya singkat.
Taehyung tersenyum kecut. Ia sudah menduga jawaban yang akan diberikan Hana. Ia tak terkejut sama sekali. Suasana kembali hening.
"Hana-ya, aku mau menjelaskan tentang 3 tahun lalu."
Kepala Hana menoleh pada Taehyung. "Tak ada yang perlu kau jelaskan. Semuanya sudah jelas." Balasnya lalu kembali menatap sepatunya.
Taehyung menggigit bibir bawahnya. Memejamkan wajahnya sebentar lalu menghirup nafas dalam. "Bukan begitu, kau salah paham." Sanggahnya.
"Salah paham bagaimana? Jelas sekali jika gadis itu menyebutmu sebagai kekasihmu."
"Percayalah. Dia bukan kekasihku."
"Lalu kenapa dia memanggilmu 'sayang'?"
"Dia hanya tetanggaku yang kebetulan ada di rumahku." Ucapnya cepat.
"Tetangga? Tetangga macam apa yang memanggil tetangganya' sayang'?" Hana meninggikan suaranya. "Oke, anggap saja jika aku percaya bahwa dia adalah tetanggamu. Tapi, apakah kau yakin bahwa dia tidak memiliki rasa padamu?"
Taehyung bungkam. Ia tak menyangkal bahwa gadis itu--tetangganya memiliki rasa padanya. Nyatanya, beberapa hari setelah Hana pergi, tetangganya itu menyatakan perasaannya. Tentu Taehyung tolak. Ia masih mencintai Hana.
Dirasa tidak ada jawaban dari lawan bicaranya, Hana bangkit dari duduknya. Namun, tubuhnya kembali terduduk di kursi taman saat sebuah tangan menariknya. Hana menatap tajam Taehyung yang masih memegang pergelangan tangannya.
"Ada apa lagi?! Bukankah semuanya sudah jelas." Ujarnya tajam. "Dan tolong lepaskan tanganmu."
Taehyung melepaskan pergelangan tangan Hana. "Dengar, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."
Hana menggeleng. "Tidak, Taehyung. Aku sudah mencintai orang lain. Maaf." Suaranya menurun. Kepalanya menunduk dalam.
"Apakah Jungkook?" Seringainya muncul saat ia melihat ekspresi Hana yang berubah. "Pria yang kau cintai Jungkook, bukan?"
"ya, dia yang kucintai." Jawabnya tegas.
Setelah mengatakan itu, Hana berdiri tanpa ada halangan dari pria tersebut. Taehyung membiarkan gadis yang dicintainya pergi. Pria itu melihat satu tetes air mata meluncur dari pelupuk mata Hana. Ia telah membuat gadia yang dicintainya menangis. Bodoh.
Ia menghela nafas. Apakah ia harus menyerah? Menyerah akan keadaan, menyerahkan gadisnya?
Tanpa disadari oleh Taehyung dan Hana, ada seseorang yang bersembunyi di balik pohon besar dekat mereka tadi berbicara. Sosok tersebut tersenyum senang. Walaupun ada rasa cemburu yang sangat dirasa.
Jungkook melihat Hana bangkit dari kursinya. Berjalan ke arahnya. Dengan senyum mengembang, Jungkook menarik tubuh Hana ke dalam pelukannya. Menghirup aroma yang keluar dari tubuh Hana.
Hana tersentak saat sebuah tangan menariknya masuk ke dalam pelukan seseorang. Awalnya Hana ingin menolak pelukan tersebut. Namun, setelah mengetahui orang yang memeluknya, ia urungkan. Hana membalas pelukan Jungkook tak kalah erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Me
Fiksi PenggemarCho Hana... Seorang gadis malang yang hidupnya terus di penuhi oleh berbagai cobaan. Hingga Jungkook menyelamatkannya . Bagi Hana, Jungkook adalah malaikat tanpa sayap.