19

2.9K 169 2
                                    


Ririn

"Rin, udah siap belum? Pengantin laki-lakinya udah datang tuh." Omel Ibu.

"Iya Bu, udah nih." Kulihat wajahku lagi di cermin memastikan tidak ada yang kurang. Make up sudah oke. Busana juga sudah. Aku pun turun ke bawah. Hari ini adalah pernikahan sepupuku, Naila. Akhirnya dia akan sah menjadi Nyonya Raffi.

"Eh calon pengantin lama banget sih dandannya." Ledek Tante Ana saat aku turun dan berkumpul bersama keluarga besarku.

"Wajarlah biar terlihat cantik di depan Pak Pol." Kali ini Tante Nia bersuara. Aku hanya tertawa mendengarnya. Bukan tante-tanteku namanya kalau tidak heboh.

"SAAAAAHHHH."

Akhirnya Naila sudah jadi milik orang. Kemarin di tempat yang sama, di rumah Puang Ibu ini aku yang resmi diikat orang. Kemarin keluarga besar Mad datang untuk melamarku secara resmi. Orang Makassar menyebutnya acara mappetuada. Di mana pada hari itu ditentukan tanggal pernikahan juga membicarakan persiapan-persiapan pernikahan lainnya.

Di acara resepsi pernikahan Naila bukannya foto bersama pengantin malah tante-tanteku ini saling berebut mau foto dengan Mad. Mad hanya tertawa melihat tingkah mereka. Dengan sabar dia melayani tuntutan gaya dari tante-tanteku. Dan kali ini Ibu tidak mau kalah."Saya duluan dong, kan dia calon menantuku." Katanya.

"Duh tante kasihan Mad-nya." Kataku protes. Mad tersenyum manis padaku. "Tidak masalah Rin." Tante-tanteku semakin kegirangan mendengarnya dan kembali saling berebut untuk foto bersama Mad yang kemudian akan mereka upload di akun sosial media masing-masing.

"Ganteng banget sih." Kata Tante Shinta menatap layar ponselnya. Memerhatikan foto berduanya dengan Mad.

"Aku ajah belum foto sama Mad." Ujuarku pura-pura kesal. Tante-tanteku tertawa melihatku.

"Ya sudah sini tante foto." Balas Tante Shinta. Aku pun dipotret berdua dengan Mad oleh Tante Shinta.

Aku bahagia melihatnya, setidaknya keluarga besarku menyukai dan senang dengan calon suamiku. Persiapan pernikahan kami Alhamdulillah sudah 65%. Menikah dengan seorang polisi ternyata tidaklah mudah. Banyak urusan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Apalagi akan menjadi seorang istri perwira muda. Kami harus menjalani beberapa sidang pra nikah terlebih dahulu. Aku masih belum percaya, cerita pahit di akhir SMA-ku dengannya kini akan berakhir dengan cerita yang manis.

Mad

Cerita yang penuh luka dan liku akan berakhir manis. Tuhan mempertemukanku dengannya saat kami duduk di bangku SMA. Takdir-Nya memang luar biasa. Alur cerita yang sangat indah. Gue ternyata akan menikahi sahabat gue sendiri, yang dari awal ketika rasa itu ada selalu berusaha kutepis. Perempuan yang sama sekali tak ada di pikiranku kalau gue akan berjodoh dengannya. Perempuan yang mengisi masa SMA-ku kini akan on the way untuk mengisi hari-hariku selamanya sampai maut memisahkan. Insya Allah. Gue bersyukur yang akan menjadi istriku adalah Ririn. Dia sudah sangat mengerti dan memahamiku. Cinta yang dia jaga sejak SMA hanya untuk gue. Besok dia akan menjadi sepenuhnya bagian dari diriku. Yang akan menemaniku dikala suka dan duka. Gue janji akan melibatkan dia sebagai istri seorang perwira untuk sama-sama mengabdi kepada negara.

Aku juga semakin yakin karena keluarganya sangat baik padaku. Apalagi tante-tantenya. Selalu membuatku tertawa karena tingkah-tingkahnya.

"Jaga ponakan tante ya Mad." Kata Tante Ana sedikit berbisik padaku. Bisa dibilang Tante Ana adalah Tante yang sangat dekat dengan Ririn. Karena dari SMA dia yang mengurus Ririn di sini. Dulu gue dan teman-temanku sempat mengira dia adalah Ibu kandung Ririn. Aku tersenyum. "InsyaAllah siap Tante."

Dari sini gue belajar, bahwa Tuhan adalah penulis skenario terbaik. Cukup bersabar, karena Tuhan paling tahu apa yang terbaik untuk umatnya. Sakit pasti akan terobati. Sedih akan digantikan dengan senang. Sulit akan digantikan dengan kemudahan. Selalu beryukur apa pun yang terjadi.

Siap 86!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang