💜💜💜
Kami langsung bergegas untuk pulang. Kali ini aku berharap bisa hangout bareng mama lagi tapi gak yang ada hubungannya sama Durian.
Sampai di Villa, mama bukannya menuju kamarnya atau melihat tempat untuk merayakan perningkahannya justru masih mengikutiku hingga didalam kamarku.
"Mama kok kagak mandi? " tanyaku.
"Mama kan sebelum pergi udah mandi, mama mo tidur sama kamu aja. Besok kan harus bangun pagi buat acara Ke KUA. Lagi pula KUA sama Villa ini jauh sekali berkilo-kilo belum lagi make over. " terang mama.
Aku hanya mengangguk.
Aku pun masuk ke kamar mandi yang berada didalam kamar.
Air dingin mengguyur tubuhku yang lengket. Rasanya benar-benar membuat nyaman lebih nyaman dari air hujan yang berjatuhan.Pukul 18.15 setelah kami solat mahgrib bersama. Mama dan aku berada diranjang yang sama. Mama sesekali mengelus rambutku. Aku memandang wajah mamaku.
Betul-betul waktu kembali menuju masa kecilku dan zona nyaman.
"Ma, mama kalau udah menikah jangan lupain Hujan ya, ma? Stay with me.. Hujan kagak mau kaya difilm-film itu. Ntar dijadi in Cinderella, hhe" cibirku.
"Nggak lah sayang, Mama selamanya akan sayang kamu. Kamu ini ada-ada aja, kamu udah gede bukan anak TK yang suka banget sama dongeng pengantar tidur. Kamu bukan Cinderella, kamu Hujan anak mama yang pokoknya harus kuat dan selalu sabar" jawab mama dengan raut wajah tulus.
"Iya iya ma.. Mama tuh dari tadi yang dibahas hujan harus kuat.. Sabar. Hujan udah sabar kok udah kuat. Santai aja ma" kekehku.
"Tapi kalau disuruh angkat galon gak kuat juga, hhe"
Dicelah kami berbincang-bincang. Ada pesan WA masuk. Ini membuat kami berhenti bercakap-cakap dan tentunya mama sudah memasang senyum yang merona banget.
*Nanti aku jemput, kita jalan-jalan yuk*
Aku mencoba membalas,
*maap kent, aku sibuk. Kapan kapan aja ya? Ok*Setelah ada notif terkirim, aku pun mematikan hp ku seketika.
"Siapa hayo? Kok jadi gugup gitu? " pancing mama."Nggak.. Ini tadi dari grub class kok ma. Bukan siapa-siapa ma" balasku berusaha menyakinkan.
"Oiya, mama mau kedapur dulu bentar" pamit mama.
"Ngapain? " tanyaku.
"Bikinin kamu kopi atau minuman hangat gitu" tawarnya.
"Nggak usah ma, biar aku saja. Aku bisa bikin Jahe hangat kok. Tunggu disini ya ma" pintaku.
Mama memberikan kode mengangguk.Aku mulai melangkah keluar dari kamar. Melewati pintu kamar Reza, melewati berbagai ruang dan aku pun turun menyusuri anak tangga.
Didapur, sudah tak ada seseorang pun. Suasana hening mungkin telah hilang ditelan angin. Hanya suara nyanyian burung yang terkadang berkicau. Dibelakang Villa ada Kandang berbagai jenis burung makanya ada suara burung.
Aku mulai asik membuat minuman jahe.
Sempat aku mencoba menghidupkan layar hp ku.
Terlihat 17 panggilan masuk, 86 chat Whatsaap, 15 sms.
Tiba-tiba ada yang menutup mataku. Ini membuatku terganggu, padahal aku mau balas chatnya dari Kent yang masih merengek untuk mengajak jalan bareng."Lepasin, siapa ini? Jangan macem-macem oi" sentakku.
Telapak tangannya dilepaskan jauh-jauh dari mataku.
Kulihat ternyata dia Reza.
![](https://img.wattpad.com/cover/136359152-288-k156146.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Januari (COMPLETED)
Ficção Adolescente"Didunia ini ada suatu hal yang tak bisa ditebak. Apa itu? Sebuah Takdir"_HujanNandira Ini bukan kisah seorang bad girl bertemu dengan bad boy. Tapi nih cerita gue kemas secara singkat mengenai cerita seorang gadis sederhana dibulan Januari. Langsu...