Seongwoo menatap koper yang udah duduk manis di samping pintu, semalem suaminya udah siapin pakaian yang bakalan mereka bawa ke Lombok.
Seongwoo seneng banget. Dia udah pernah jalan-jalan kemana-mana. Tapi ini pertama kalinya dia jalan-jalan ke Lombok. Makanya meski pesawat mereka masih jam 10 dan si adek bakalan jemput mereka jam 7an, jam 5 Seongwoo udah rapi.
Seongwoo deketin Minhyun yang masih tidur pules. Kagum sama suaminya yang sekuat itu, kerja ga kenal jam demi keluarganya dan keluarga kecil mereka.
Akhirnya karena gemes, Seongwoo ciumin muka suaminya sampe si suami bangun.
"Jam berapa?" Minhyun mengerang, masih pengen tidur.
"Jam 5. Subuhan dulu. Bangun."
Minhyun ngangguk, narik Seongwoo mendekat lalu memeluk tubuh suaminya sebelum menciumi leher Seongwoo.
Seongwoo nepok punggung suaminya. Takut kelepasan. Udah mandi pula kan udah rapi masa balik ke kondisi awal lagi. Yeu. Sebel.
"Lepasin. Sana bersih-bersih terus subuhan. Keburu mataharinya tinggi."
Minhyun akhirnya bangun dari posisi tidurnya, terus jalan dengan rambutnya yang masih macam sarang burung gereja ke kamar mandi.
Seongwoo akhirnya beresin kasur mereka. Memastikan semuanya oke sebelum keluar dari kamar dan mematikan sebagian besar lampu rumah mereka.
Siangan sedikit, Seongwoo jalan ke dapur. Niatnya sih mau bikin nasi goreng buat sarapan dia, Minhyun dan si adek yang udah jalan sehabis subuhan.
Seongwoo cuma bisa bikin dua hal. Nasi goreng dan telor ceplok. Jadilah dua hal kebanggaannya itu dia jadiin satu. Sampe akhirnya pas masakan udah mau selesai, ada yang ndusel di punggungnya.
"Dek, bawa koper masuk ke mobil sana."
"Iya bang." Guanlin udahan nduselnya dan pergi buat masukin koper besar yang Seongwoo simpen di ruang tamu ke mobil.
Ga lama Minhyun udah siap dan duduk di meja makan. Abaikan Woojin. Anggap saja dia kulkas yang kebetulan ada di samping meja makan.
Homina homina homina.
Demi apapun suaminya Seongwoo ganteng banget. Akhirnya setelah berperang ngelawan keinginannya nyeret si suami ke kamar, proses sarapan mereka dimulai.
***
Guanlin ngelambain tangannya ke abang sama abang iparnya yang udah masuk ke bandara.
Sementara di dalem, pasangan muda ini sibuk check in lalu masuk ke ruang tunggu keberangkatan.
Seongwoo ngelingkarin tangannya di lengan keras Minhyun, lalu menyandarkan kepalanya di pundak suaminya. Ngantuk karena bangun kepagian.
"Hyun aku ngantuk. Tapi aku seneng banget." Seongwoo menutup matanya, tapi masih senyum-senyum.
"Seneng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KRL and You [OngHwang]
FanfictionSeongwoo, jomblo 23 tahun, anak orang kaya yang ga pernah susah dan selalu mobilan kemana-mana. Seongwoo, si pembenci transportasi umum. Seongwoo, yang jatuh cinta di pandangan pertama dan akhirnya bersedia naik KRL setiap harinya. Demi orang yang j...