14th train

4.6K 709 305
                                    

Selama 5 hari mereka di hotel, kegiatan mereka ga akan aku jabarkan. Lah orang kegiatannya cuma sebates makan, tidur, enaena, makan, tidur, enaena. Males jelasinnya.

Ya kali 10 chapter isinya ah uh oh doang. Yeu.

Akhirnya hari ini mereka pulang ke rumah orang tuanya Seongwoo sementara. Mereka bakalan tinggal disana sekitar seminggu. Rumah yang Minhyun cicil dan masih ada 5 tahun lagi sampe lunas itu masih kosong.

Belum ada perabotannya.

Ditambah Minhyun menguras hampir seluruh uang tabungannya buat biaya resepsi mereka bulan depan. Jadi mungkin buat sementara, mereka bakalan tinggal di rumah orang tua mereka.

Sejauh ini sih mereka sepakat gantian. Seminggu di orang tua Seongwoo, seminggu di orang tua Minhyun. Seongwoo juga sebenernya udah mau ngejual apartemennya buat ngisi rumah mereka, tapi Minhyun ga mau terima.

Harta Seongwoo sebelum nikah itu punya Seongwoo dan dia ga mau mengusiknya.

Jadilah sekarang mereka sampai di rumah orang tuanya Seongwoo. Dan ternyata ayah bunda sama si buntelan kentut juga ada disana.

"Eh, penganten baru sampe juga akhirnya." Si papa mulai kompor. "Sini duduk dulu sini."

Sebenernya sih perasaan mereka ga enak. Itu mukanya si papa sumringah banget. Mereka tau kalo papa seneng, mereka pasti bakalan menderita.

Tapi mau gimana lagi. Perintah orang tua itu. Jadilah mereka duduk di karpet, bareng sama si adek sama si krucil.

"Gimana?" Tanya papa.

"Apanya? Ih." Seongwoo ngedumel, dia tau arah pembicaraan papanya kemana. Makanya dia buru-buru ambil remot tv buat ganti channelnya. "Pa itu taneman di depan ada yang mati."

"Iya papa tau." Jawab papa enteng. "Enak ga?"

"Ih apaan sih? Ada si adek sama Jihoon itu loh." Seongwoo ngedumel.

"Lah emang papa nanya apa? Papa kan nanyain hotelnya. Enak ga? Mahal itu. Kalo ga enak mah papa protes." Bela papa. "Hayooo kamu mikir apa hayo?"

Muka dan kuping Seongwoo langsung memerah, bahkan sampe lehernya segala. Sementara Minhyun cuma ketawa ngeliat Seongwoo. Gemes. Minhyun mengulurkan tangannya mengusap kepala Seongwoo.

"Hotelnya bagus pa, makasi banyak buat hadiahnya ya pa, ma, yah, bun." Jawab Minhyun.

"Kamu kasar ga kak?" Giliran si ayah nanya.

"Duh ayah.." Minhyun menghela nafas.

"Dek, dek Jihoon, main keluar bentar gih." Mama ngusir. "Ada pembicaraan orang dewasa ini."

"Kalo mau nyuruh pergi mah bilang aja ma. Ga usah nyuruh aku main sama dia. Ih ogah." Guanlin naik ke kamarnya, sementara Jihoon melengos dan berjalan ke area kolam renang.

"Nah sekarang para anak-anak udah pergi. Jadi gimana malam pertamanya?" Mama langsung ngegas. "Gimana mas? Sakit?"

"Ish si mama." Seongwoo sedikit mundur, menyembunyikan wajahnya di bahu Minhyun.

"Tapi enak kan mas Seongwoo? Si kakak ga kasar kan?" Tanya bunda.

"Gatau. Aku ga tau. Aku ga denger."

Keempat orang tua itu tertawa ngeliat kelakuan Seongwoo. Gemes.

"Udah dong bun, jangan godain Seongwoo-nya." Minhyun mengusap tangan Seongwoo, berusaha menenangkan suaminya.

"Gimana mas Minhyun? Penetrasinya lancar kan? Si mas sempit kan?" Mama nambahin, bikin muka Seongwoo beneran kaya tomat sekarang.

"Lancar kok ma. Ah! Sakit Sayang." Minhyun mengeluh karena Seongwoo mencubit tangannya.

KRL and You [OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang