Bagian 11

36 0 0
                                    


Kini,langit gelap itu berubah menjadi langit cerah yang bersinar mentari. Cahaya pantulan dari jendela membuat Berliana terbangun. Mata Berliana masih berkedap-kedip. Tubunya susah untuk dibangunkan. Tubuhnya masih ingin melekat dikasur. Hari ini adalah senin kedua masuk Sma. Berarti sudah ada 2 minggu,dia bersekolah di Sma dan sudah 2 minggu Berliana mengenal Vandra. Tapi 1 minggu ini,mereka hanya tegur sapa disekolah,chatting dan video call. Karena Vandra sedang disibukan oleh kegiatan osisnya.

Tok tok tok

"Sayang,sudah pagi."

Tapi,terdengar ketukan pintu kamar dan suara dari luar kamar. Berliana pun segera bangun dari tempat ternyamannya yaitu kasur.Berliana membukakan pintu kamarnya.

"Iya mah,udah bangun."

"Astaga,anak mamah. Kebiasaan,kalau bangun tidur. Rambut gak karuan kayak gak pernah disisir. Kamar juga kayak bukan kamar."

Itu adalah salah satu kebiasaan buruk Berliana. Seorang gadis yang katanya bidadari oleh seseorang. Tapi,berliana bukan bidadari. Berliana adalah gadis biasa. Mungkin,jika Vandra atau siapapun melihatnya sekarang akan kabur atau menertawainya. Hanya orang rumah saja yang masih sabar oleh kebiasaan buruk Berliana.

"Iya mah." Selalu kata itu yang berliana jawab. Ketika wanita paruh baya itu sudah membahas kebiasaan buruknya. Tapi namanya kebiasaan, tetap saja itu akan tetap terjadi.

"Kalau mau sarapan,udah mama sama bibi siapin. Mamah sama bibi pergi kepasar dulu."

"Iya mah."

Berliana kembali masuk kedalam kamar. Ingin sekali dia tidur lagi.

"Jangan tidur lagi." Teriak wanita paruh baya itu yang sudah pergi dari kamar berliana.

Berliana pun segera membereskan kamar. Sambil menyalakan music dengan specker yang bervolume sedang. Setelah selesai, Berliana menuju meja makan dan membuka tudung saji. Di dalam tudung saji,hanya terdapat roti dan selai. Berliana pun mengoles selai diselembar roti.

Tiba-tiba,terdengar suara ketukan pintu.

Tok tok tok.

Aku pun mengambil satu roti yang masih ku kunyah.

"Iya mah,bentar."

"Kenapa mamah pulang lagi? Dompetnya ketinggalan? Kalau dompetnya ketinggalan,kan bisa buka sendiri." Gumamku.

Berliana pun membukakan pintu.

DEG

"Selamat pagi,Bi da dari." Vandra sedikit kaget.

Iya jelas,bagaimana Vandra tidak kaget. Rambut Berliana yang masih berantakan. Matanya yang masih sembab. Benar-benar tidak pantas untuk bertemu dengan Vandra sekarang. Berliana pun langsung menutup pintu lagi.

"Tunggu diluar dulu. Aku mau mandi." Berliana pun segera mandi.

Sedangkan vandra,menunggu berliana di kursi halaman.

****

"Vandra,ada perlu apa,pagi-pagi kesini?"

Vandra pun membalikan badan. Terdapat Berliana yang sekarang sudah memakai seragam sekolah.

"Selamat pagi,Bidadari."

"Pagi juga.Kenapa kesini?"

"Ceritanya diusir nih?"

"Bukan gitu." Berliana menggaruk kepala yang sebenarnya tidak gatal.

"Iya aku paham."

"Kalau paham,kenapa gakdijawab?"

"Aku kesini buat ngajak berangkat kesekolah bareng dan aku rindu,Bidadari."

"Uhuk uhuk." Tiba-tiba,datanglah sosok wanita paruh baya bersama pembantu wanita yang sedang membawa keranjang belanja yang berisi sayuran dan beberapa plastic berisi cabe,bawang merah,bawang putih dan lain-lain. Wanita paruh baya itu tersenyum jail.

"Nyonya,saya masuk kedalam dulu." Pembantu wanita itu,langsung masuk kedalam rumah.

"Hai tante." Sapa Vandra. Lalu bersaliman dan mencium tangan wanita paruh baya.

"Maaf ya Vandra,dengan penampilannya Berliana tadi."

"Hehe.. Gakpapa tante. Tetep cantik."

Mereka asik mengobrol. Sedangkan berliana,sedang kesal dengan wanita paruh baya/mamanya itu. Karena sebenarnya mamanya menemukan Vandra disaat ia pergi. Tanpa,memberi tau Berliana terlebih dahulu. Bahkan,mereka sudah sempat berkenalan. Berliana tidak habis pikir,wanita paruh baya/mamanya itu suka jail pada Berliana. Mungkin,karena umurnya masih 38 tahun. Wajahnya saja masih tergolong awet muda bagi usia seperantarannya.

Berliana duduk dikursi taman sambil bermain handphone. Menghiraukan pembicaraan mereka. Berliana ibaratkan obat nyamuk.Mungkin ,jika papa Berliana tau. Dia pasti sudah cemburu dan tidak membiarkan berbicara lama-lama dengan Vandra. Sayangnya, papa Berliana sedang bekerja di luar kota.

"Aduh, Vandra. Keenakkan ngobrol, jadi ada yang dilupain."

"Hehe.. Iya tante,nanti takut ngambek."

"Kalau ngambek tinggal aja dipinggir jalan. Biar pulang sendiri."

Berliana yang sedari tadi menahan diri,tidak berbicara. Akhirnya, berbicara.

"Mamahhh." Berliana dengan berwajah masam.

"Mamah bercanda sayang." Mama berliana,berdiri didepan berliana dan mengelus lembut rambut berliana. "Mana mungkin,Vandra tega. Iya kan,Vandra?"

"Iya tante,gak bakal kok Berliana."

"Udah,berangkat sekolah sana. Keburu telat nanti." Mama Berliana menepuk bahu Berliana.

"Mau ambil tas dulu,bentar." Berliana masuk kedalam rumah.

Sedangkan mama Berliana dan Vandra masih diluar.

"Tante,anak tante itu sempuna." Ucap Vandra yang masih mengamati Berliana sampai masuk kedalam rumah.

"Tapi,didalam hatinya penuh kehancuran."

"Maksud tante?" Vandra menatap mama Berliana dengan kebingungan.

"Udah,gak usah dipikirkan. Tante mau masuk dulu. Nanti,ati-ati bawa Berliananya ya?" Mama berliana menepuk bahu Vandra.

"Pasti tante." Senyum Vandra. Lalu, mama Berliana masuk kedalam rumah. Disusul Berliana yang keluar membawa satu gelas susu.

"Aku tau,kamu pasti belum sarapan. Jadinya,aku buatin kamu susu biar perut kamu gak kosong banget." Berliana memberi gelas yang berisi susu itu. "Ni di minum."

"Makasih Bidadari." Vandra pun meneguk susu itu.

Ting Tong Ting Tong

Suara ponsel Vandra berbunyi. Vandra pun mengambil ponsel disaku celana. Lalu,mengangkatnya.

"Halo?" mata Vandra melihat Berliana dan memberikan gelas yang kosong itu ke Berliana. Lalu,menjauhkan ponsel agar tidak terdengar oleh penelpon. "Makasih." Senyum Vandra. Berliana mengangguk-angguk dan pergi masuk kedalam rumah untuk mengembalikan gelas.

"Halo?" Vandra kembali berbicara dengan penelpon.

"Vandra,lo udah berangkat? Soalnya,gue kerumah lo." Ucap penelpon.

"Belum,ngapain kerumah gue?"

"Mau barenglah ndra. Lo dimana sekarang? Buruan pulang."

"Sori glad. Gue lagi dirumah...."

Tiba-tiba Berliana datang.

"Ayo ndra,berangkat sekarang."

Dibawah Langit.Where stories live. Discover now