08

539 29 0
                                    

Lalu Aisyah dari ruang makan pun memanggil putrinya dan Ira untuk ikut makan siang bersama mereka.

"Fira, Ira. Ayo sini nak, kita makan siang bersama yuk". Seru Aisyah sambil membantu Bi Inah menaruh beberapa wadah berisi lauk pauk di meja makan.

Sementara Sri seperti biasa ia masih membersihkan dapur belakang dahulu, jika sudah bersih semua baru ia bisa bernafas lega. Pertanda bahwa tugasnya membantu ibunya sudah separuh selesai walaupun belum selesai banget.

"Iya ma/Iya Ustadzah Ais". Jawab mereka berdua bersamaan.

Fira tanpa babibu lagi ia hanya melepaskan dasi dan ikat pinggang dari dirinya dan langsung keluar dari kamar dan disusul Ira disampingnya.

Ira dan keluarga kecilnya Aisyah yg sedang makan siang bersama.

"Mm..Ira, kamu nginep ya sayang disini". Ucap Aisyah memecahkan keheningan suasana tiga orang yang sedang asyik menyantap makan siang mereka.

"Hmm gimana ya, maaf ustadzah Ais. Kayaknya Ira mau ke apartementnya Ira saja. Lagipula Ira gaenak, ini aja udah ngerepotin pake numpang makan disini malah ntar nambah ngerepotin keluarga ustadzah Ais terus. Hehe". Jawab Ira sopan sambil sesekali meneguk minuman yg ada didepan hadapannya.

"Lohh haha kok gaenak sih, Ra? Kamu itukan sudah kami anggap kayak keluarga kami sendiri, Ra?". Ucap suami Aisyah yang berharap sama seperti Aisyah ingin Ira menginap dirumahnya.

"Iya nih kak Ira!" Fira sengaja menepuk pundak Ira sedikit kuat. "Udah kakak nginep aja disini, lagipula kan kak Ira baru sampai disini". Sambung Fira sambil tersenyum.

"Hmm, maaf Fir. Kakak gabisa nginep disini, hehe tapi makasih loh tawarannya adikku yang kecil," ucap Ira sambil menyentil pelan jidat Fira. "Makasih juga tawarannya ya Ustadzah Ais dan Om Hadi. Ira sebenarnya mau liat gimana kabar apartement Ira hehe udah lama soalnya gak tau apa kabar si apartement Ira itu". Sambung Ira menjawab sambil tertawa kecil berharap keluarga harmonis dihadapannya ini mengizinkan ia untuk pergi ke apartement nya.

Aisyah yg mendengar percakapan mereka bertiga pun kembali bicara.

"Yasudah, Ira juga bener kok. Kita kasih renggang dulu buat Ira, lagipula biarin dulu Ira mau keliling-keliling dulu di Jakarta, iyakan Ra?". Ucap Aisyah sambil menepuk pundak Ira pelan.

"Mmmm....Yaaa, okelah kalau kak Ira gamau nginep disini gapapa kok. Tapi janji ya, kak Ira sering-sering main kesini?Ok". Sambung Fira bicara sambil bermanja dengan Ira dihadapan kedua orangtuannya.

"Satu dua tiga upin makan pastel, asiappp boss kecilku yg bawel". Jawab Ira sambil menunjukkan dirinya seperti hormat gerak dan mencium kening Fira.

Sri yg masih ada didapur hendak mau berjalan keluar mencari udara segar terasa dirinya terpanggil saat mendengar pantun yg diucapkan sama Ira di meja makan.

"Hm..Satu dua tiga itik, amboyy teman kecilku satu ini dah pandai buat pantun kehh". Ucap Sri tanpa ragu bergabung dan memegang pundak Ira yang sedang mengunyah.

Empat orang yang sedang menikmati makan siang terasa geli saat Sri datang dan memberikan pantun yang sama sekali antara lirik dan bait nya itu tidak sinkron.

Sri kamu teh lucu yak. Monampol tangan kamu sekali aja sri boleh gak? Hehe.

"Whaahahahaha". Fira dan Ira tertawa sekenceng-kencengnya.

Alhasil membuat Bi Inah yang baru selesai dari mengangkat jemuran diatas atap rumah itu penasaran dan menuju ke ruang makan.

Yaps. Benar itu putrinya pasti buat ulah lagi dan ya kena bullyan mereka lagi.

Imamku Hijrahku (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang