20. Kritis💕

4.6K 221 0
                                    

Ali POV.

Gue lagi ada di rumah setelah membersihkan diri dan makan gue memilih istirahat di rumah sejenak. Aku rindu kamu Prilly. Kapan kamu bangun? Kamu bilang rindu itu indah tapi kenapa rindu ku menyiksa.

Gue selalu nangis di setiap malamnya ketika menunggu Prilly di rumah sakit. Rasanya gue ingin menggantikan posisi istri gue yang kaya gitu. Kenapa cobaan Prilly selalu banyak. Kapan dia bahagia. Gue pengen Prilly bahagia sama gue. Andai waktu bisa di putar gue gak bakal biarin Prilly donorin darahnya kaya gini.

Kringggggg

Dering ponsel gue bunyi. Gue langsung angkat telfon dari papi. Ada apa ini? Kenapa perasaan gue gak enak.

"Hallo"

"-------------"

Deghhhh

"Iya Ali langsung kesana Pi" ujar gue. Gue matiin telfonnya. Dan segera pake jaket dan ngambil kunci mobil. Tanpa pikir panjang lagi gue langsung pergi menunju rumah sakit.

🌼🌼🌼🌼🌼

Gue udah kaya orang gila. Lari-larian di rumah sakit. Ahhh masa bodo persetan sama omongan orang. Yang penting g sekarang istri gue. Tadi papi telfon katanya Prilly kejang lagi tapi ini lebih parah karna jantungnya juga menurun. Ya gue pasti paniklah.

"Pi gimana Prilly" tanya gue setelah gue sampai di depan ruangan Prilly. Disini ramai ada mami, papi, mama, papa, Lia, Akmal, faira, papa dan mama ku juga ada.

Ku lihat papi menggelengkan kepala. Gue menonjok tembok di depan gue. Tak perduli dengan lembamnya. Semua orang kaget dengan aksi gue. Air mata gue tumpah gue gak kuat. Gua sakit melihat orang yang gue cintai sekarat di dalam sana.

Gue harus apa sekarang. Gue gak bisa hidup tanpa Prilly. Prilly itu adalah sumber kekuatan gue. Kalau sampai Prilly pergi ninggalin gue, gue juga bakalan mati.

Gue nangis sesenggukan, gue bener² rapuh sekarang. Prill kamu harus bertahan. Kalo kamu mau pergi bukan gini caranya prill. Kamu harus pamit dulu sama aku. Bukan dengan cara kamu pergi tanpa pamit. Kalo kamu ninggalin aku, aku bakal marah banget sama kamu.

Prill apa kamu gak dengar suara hati aku. Aku bener² rindu kamu. Rindu Omelan kamu setiap pagi kalo mau berangkat kerja dan pulang kerja. Aku tau kamu kesel dan marah kalo aku katain bawel. Tapi jangan diemin aku dengan cara kaya gini dong. Emang kamu tega aku sakit aku kurus aku mati karna kamu gak omelin aku setiap pagi buat ingetin makan dan istirahat yang teratur. Ayo dong Prilly kamu harus kuat.

Gue udah bener² lelah. Tangis gue bener² pecah, tubuh gue luruh kebawah bersandar tembok. Seperti tak punya tenaga dan penyangga.
Gue harus apa sekarang? Istri gue lagi berjuang hidup dan mati di dalam tapi gue gak bisa berbuat apa². Sayang ayo kamu harus kuat. Aku bener² gak bisa tanpa kamu.

CEKLEK

Pintu terbuka dokter keluar dari ruangannya.
"Dok gimana keadaan istri saya?" Tanya gue pada sang dokter.

"Begini pak. Ini benar² titik terendah pada Bu Prilly. Ginjalnya benar² sudah tak berfungsi. Bagaimana pun kita harus sesegera mungkin mendapatkan donor ginjal untuknya. Jika perlu kita harus mendapatkan nya hari ini juga dan mungkin paling lambat besok. Karna kondisi Bu Prilly benar² menghawatirkan sekali. Dan sekarang Bu Prilly sedang berada di masa kritisnya. " Jelas dokter itu. Apa kritis? Ini benar² titik terendahnya. Selama ini baru kali ini Prilly sampai kritis. Apa dia benar² udah lelah? Plisss prill bertahan untuk aku dan cinta kita.

Gue kalut gue udah gak mau denger apa yang dokter bilang lagi. Gue memukuli tembok rumah sakit dengan membabi buta. Air mata gue jatuh. Tanpa berkata apa² lagi gue berlalu pergi. Gue harus segera pencari donor ginjal itu.

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Author POV.

Sudah malam Ali kembali ke rumah sakit. Ia masih bingung karna belum mendapat donor ginjal untuk sang istri. Rasanya Ali frustasi seperti sudah tak bernyawa ketika dirinya mendengar istrinya kritis. Apa yang harus di lakukan nya sekarang?

Ali melangkah kan kaki nya menuju ruang ICU dimana tempat Prilly berada. Disana masih terlihat ramai seperti tadi siang cuman bedanya disini tidak terlihat ada Lia dan Akmal.

"Ali!" Panggil Ririn dikala melihat Ali mendekat.

"Iya mi!" Jawab ali lesu.

"Kamu dari mana nak? Kami khawatir sama kamu. Apa lagi tadi melihat kamu begitu kacau setelah mendengar kabar dari dokter" ujar ririn.

"Ali tadi keluar mi. Mau cari pendonor untuk Prilly tapi Ali belum dapet" ujar ali prustasi.

"Ali merasa gak berguna mi sebagai suami. Ali punya banyak uang tapi gak bisa ngelakuin apa²" ujarnya merendahkan diri.
Semua orang menatapnya iba. Ternyata Prilly sangat berpengaruh terhadap hidup Ali. Buktinya kini ketika Prilly berjuang hidup dan mati Ali juga ikut berjuang. Bahkan ia rela ikut mati ketika nanti Prilly pergi.

"Shtttt Ali dengerin mami. Kamu itu pria terhebat untuk Prilly. Bukanya selama ini saat Prilly rapuh kamu selalu jadi penyangga yang begitu kuat untuknya? Lantas kenapa kamu sekarang lebih rapuh dari Prilly?" Ujar Ririn mengelus kepala Ali dengan sayang.

Ali diam tak bergeming. Ia memikirkan apa yang dikatakan oleh Ririn. Benar bukankah ia selalu kuat dalam ke adaan apa pun untuk Prilly?
"Iya mi. Maafin Ali. Ali kaya gini karna terlalu cinta sama Prilly" ujar Ali dengan nada menyesal.

"Sayang! Dengerin mama ya. Kamu udah kenal Prilly dari kecil. Dan kamu tau kan bagaimana kuatnya Prilly? Jadi kamu harus percaya kalau Prilly akan bertahan untuk cinta kalian" ujar Fani mama Ali. Ali menganggukan kepalanya paham.

Semua yang dikatakan para mama itu benar. Bahkan mungkin kini mami Ririn lah yang paling terluka. Walau pun ia bukan ibu kandung Prilly tetapi bukankah ia yang merawat dan membesarkan Prilly? Jadi kini ia harus tegar. Kalau ia lemah bagaimana Prilly akan bertahan.

¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥

Hehehe sering update ya?
Iya soalnya biar ceritany cepet selesai dan kalian senag yeayyyyy.

Terus juga aku pengen nulis cerita baru.

Jangan lupa vote & command nya teman2

MINE 💕(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang