omg! he saw me

253 28 1
                                    

Mysterious Man


Rated 18+
.
Sorry for typo(s)
.
Enjoy!
.

Previous Chapter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Previous Chapter

"Lee saem. Kau meninggalkan satu murid"


Mereka--Lee ssaem, Jungkook serta Sasha), menoleh spontan ke sumber suara. Satu-satunya wanita disana, Sasha, menatap penuh minat pada pemuda bertubuh kekar yang telinganya tengah di-jewer oleh pria paruh baya berseragam sama dengan Lee ssaem.

Sepertinya guru sekolah ini, juga.

Pria bermarga Lee nampak mengangguk, menarik kerah kemeja putih kusam pria yang Sasha maksud--hingga berada dalam naungannya.

"Kau boleh pergi, Min ssaem. Bocah ini biar aku yang mengurus"

Menunduk 90 derajat, berpamitan santun sebelum guru Min benar-benar pergi dari sana.

Hingga setelahnya--

suasana berubah mencekam, saat tatapan tajam Lee mengarah pada pemuda bersurai arang di sebelahnya.

"Kau lagi, tidak bisa sehari saja berhenti membuat masalah, huh?!" Lee ssaem berujar setelah cukup lama melototi siswa nya yang satu ini, terlihat raut kesal, marah, juga ada sedikit rasa lelah.

Yang dimarahi hanya diam mematung, wajahnya tidak sedikit pun menunjukkan ekspresi takut atau sebangsanya. Siswa berpenampilan urakan itu menanggapi gurunya kelewat dingin, untuk sekedar menjelaskan 'kenapa dia bisa datang terlambat' saja tidak ada.

Jadi,

pasrah atau tidak perduli?

Yah--sepertinya lebih ke-tidak perduli, benar?

"Dunia berakhir jika dia tobat membuat onar" Jungkook berujar sinis, kedua matanya meneliti penampilan siswa--yang seharusnya berada satu ditingkat diatasnya), dari atas sampai bawah. Tidak berubah, kumuh, urakan, berandalan.

"Siapa yang mengizinkanmu berbicara?"

"Tidak ada"

"Yasudah diam!"

Sialan, dibentak dia.

Bibir tipis Jungkook berkomat-kamit, memaki guru botak berkacamata ini tentu saja.

"Harusnya kau tau diri, keadaan ekonomimu tidak sebagus teman-temanmu, maka jadilah pelajar cerdas supaya bisa memperbaikinya kelak. Bukan malah jadi bocah berandalan seperti ini!" ujar guru Lee panjang, lebar. Semakin lama semakin kehabisan kata-kata pula menceramahi murid ter-begundalnya selama ini.

Kini, guru Lee berjalan mengitari si pemuda urakan dengan tangan terlipat di belakang. Kedua netra berlapis kacamata tebal itu senatiasa memberikan tatapan mematikan, tapi itu percuma.

Kata killer, yang tersemat di nama tengah Lee seakan tidak berpengaruh untuk pemuda itu.

Dia istimewa, berbeda, dan meresahkan jiwa.

Mysterious Man || Park Jimin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang