first sight love

300 25 2
                                    

Mysterious Man


Rated 18+
.
Sorry for typo(s)
.
Enjoy!
.


Hari ini Sasha datang lebih awal, kisaran pukul enam. Sengaja memang, ingin menemui Jimin. Dengar kabar, setiap hari Selasa si pemuda misterius itu akan datang pagi-pagi sekali. Entah apa alasannya---mereka yang memberitau Sasha), tidak tau dan sepertinya enggan mencari tau.

Langit yang masih kelabu, dengan matahari yang muncul agak sedikit malu-malu, tidak mengidahkan Sasha untuk terus menelusuri koridor panjang sekolah baru-nya. Berniat langsung menuju ke kelas, siapa tau Jimin sudah berada di sana.

Terburu-buru dia melangkah, sampai saat tiba

kosong.

Sasha mendengus kecewa. Sosok yang ingin ditemuinya belum datang, ah dia terlalu bersemangat sampai datang sepagi ini.

Sasha memutuskan masuk ke dalam kelas yang masih kosong melompong itu, duduk di kursinya--sedikit bersandar kemudian memejamkan mata yang sebetulnya masih butuh asupan tidur. Cukup lama berada diposisi itu, sampai terhanyut dalam kesunyian kelas yang senyap sepi. Air conditioner dia hidupkan, udara dingin menyapa bagian tubuh bawahnya; dari paha sampai mata kaki karena hari ini dia memakai kaos kaki pendek. Sedangkan bagian atas merasakan kehangatan, beruntung karena Sasha masih memakai hoodie cream ber-merk purpose tour milik worldstar, Justin Bieber.

Derap langkah tipis terdengar ditelinga Sasha yang hampir menuli terbawa kesadaran. Sontak, dia membuka mata. Mengedarkan pandangan ke sekitar,

kanan-kiri,

belakang-depan,

dan yeah. Sasha menemukan yang di cari.

Mata kantuknya melebar, memancarkan binaran bahagia dalam waktu kurang tiga detik. Jimin ada disana, berdiri tegap di ambang pintu; sedang menatapnya.

Aish melting rasanya.

"Hai, selamat pagi..." sapa Sasha menunjukkan ukiran senyum terbaiknya."senang sekali bertemu denganmu pagi ini, membangkitkan semangat belajar" lanjutnya diakhiri kekehan pelan. Mengisi keheningan suasana.

Datar, dingin, mengintimidasi.

Itu yang Sasha dapatkan sebagai balasan. Jimin sama sekali enggan membuka mulutnya untuk sekedar membalas sapaannya.

Hanya sebatas deru nafas yang membalas ke-sok akrab-an dari seorang Sasha,

juga

pria tampan itu terlihat acak-acakan dengan pakaian khas bad boy ini, berkeringat juga nampak kehabisan oksigen--Jimin habis berlari sepertinya).

"Hari ini kau tampan sekali, ah tidak. Maksudku hari lain pun sama, tapi sekarang lebih ada nilai plus. Karena aku orang pertama yang melihat penampilanmu di sekolah, benar kan?" Sasha bangkit, tetap tersenyum.

Dia melangkah maju sedikit mendekat kearah Jimin, sumpah demi tuhan Sasha sudah benar-benar jatuh ke dalam pesona si pemuda misterius ini. Nafasnya tercekat, Jimin dilihat dari dekat begini begitu menggairahkan hati.

"Sudah seminggu, dan kau masih belum meresponku. Memangnya kau tidak tertarik padaku?"

Tidak dijawab, lagi.

Kesal? Yeah, sedikit.

Tapi Sasha sudah bertekad,

se-dingin apapun Jimin padanya,

se-mengerikan apapun sikap Jimin terhadapnya,

tidak masalah,

itu resiko, lagi pula ambisi kuatnya tak akan runtuh semudah itu.

Mysterious Man || Park Jimin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang