COMPLETED.
(Proses revisi secepatnya).
Range : [18++]
Diharapkan pembaca bisa bijak. Jika memaksa membaca, silakan tanggung sendiri dosa dan akibatnya. Tapi jika sudah membaca, jangan berhenti begitu saja =D
•
•
•
Dingin.
Satu kata yang bukan hanya...
What is the hardest in the world? But also the most beautiful. It is love. - Anonymous -
My playlist today: Fifth Harmony - Down ft. Gucci Mane, how yours?
Setelah berlayar dengan yacht pribadi selama empat hari tiga malam, akhirnya hari ini mereka tiba di Jakarta, Indonesia. Bukan, bukan berlayar dari Lotofen sampai Jakarta, itu tentu saja memerlukan waktu yang lama. Seminggu juga belum tentu sampai. Mereka hanya berlayar dari Lotofen ke Bodø, lalu melanjutkan perjalanan udara dengan jet ke Indonesia.
Harapan El tiba dua hari yang lalu demi bisa hadir di perhelatan busananya pun harus kandas. Buktinya, mereka baru mendarat sekarang. Dan El malah sudah diberi kabar bahwa busananya terpilih untuk mengikuti ajang selanjutnya di London. Malaikat maut pun juga tau, El sudah pasti senang dengan kabar membahagiakan tersebut.
"Dia kelelahan," komentar David setelah meletakkan Snow ke atas tempat tidurnya. "Kau juga pasti lelah. Aku sama."
Memangnya siapa yang bertanya?
"Kalau lelah, pulang sana. Kau bisa beristirahat, Dave."
David melangkah menyusul El yang keluar dari kamar Snow. "Jika aku istirahat di sini, apa ada yang salah?"
El tidak menjawab dan meneruskan jalannya menuju dapur. Dia bahkan mengabaikan David yang berdecak karenanya.
"Kenapa? Rio tidak menghubungimu?" ejek David alih-alih istirahat ketika dilihatnya wajah El menekuk setelah mengintip ponselnya.
El mengangkat pandangan dari ponsel yang dia pegang sejak memasuki dapur. Dari mana pria ini tau?
David mengibaskan tangannya dengan santai sambil mengambil susu kotak dari dalam kulkas— apartemen El sudah seperti apartemennya saja. "Apa kau pikir, Rio mau menunggumu yang berlibur tanpa pamit bersama pria lain?"
El mendelikkan bola matanya. "Kau!" geramnya kepada David.
Pria ajaib yang tengah meneguk susu kotak Snow itu entah kenapa menjadi semakin menyebalkan saja akhir-akhir ini. Ngajak balikan bukannya baik-baik dan bersikap manis, malah semakin seenak udel!
"Untuk apa kau mencari yang tidak ada, Queen?"
"Memangnya siapa yang seharusnya aku cari?" cebik El cepat.
David menggeleng, tatapan matanya seperti berkata, 'bodoh!' tapi mulutnya berbicara, "Pria gagah di depanmu ini tidak perlu dicari sudah pasti akan hadir."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
El yang awalnya berdiri di pantry hendak meracik kopi, tidak jadi. Dia lebih memilih masuk ke kamar dan meninggalkan pria sinting si Penyuka rasa manis di depannya. Namun baru beberapa langkah, tangannya sudah dicekal. Siapa lagi pelakunya kalau bukan David.
"Kau menggantungku hampir lima hari, Nona," gumamnya pelan.
"Sori?"
"Fix all that has been broken between us, yes or ya?"