5 ( part 1 ) HARI BAHAGIA 2

685 30 1
                                    

Jalanan Bandung tidak begitu padat siang itu, Yuni yang duduk di belakang Gilang terus saja menunduk sambil menyembunyikan senyumnya yang merekah sejak tadi. Sementara Gilang selalu memasang wajah sangar jika sedang berpapasan atau bersalipan dengan cowok - cowok yang sering berjumpa dengannya di jalan, sambil menatap Gilang dengan tatapan... 'Tumben sama cewek, biasanya gta mulu.' 

Dalam hati Gilang bergumam, "Alhamdulillah ya Allah, bisa boncengin cewek juga."

Hehe, lucu juga sih kalau dibayangin.

"Kak, habis ini berhenti di toko Kaisar ya?" Ucap Yuni sambil membuka kaca helm nya. 

"Kamu mau nemuin orangnya di toko baju?" Gilang tertawa kecil.

"Hehe, iya, kak. Bentar doang kok."

"Lama juga nggak papa, aku bakal nungguin kamu." Gilang melirik Yuni dari spion, begitu juga Yuni. Keduanya sedikit salting setelah bertatapan mata satu sama lain.

Motor pun berbelok ke toko Kaisar, Gilang langsung ambil posisi memarkirkan motornya. Si tukang parkir yang melihat Gilang disitu langsung berdiri dan meniup peluitnya. Tukang parkir itu masih muda, seperti seumuran dengan Gilang. Tukang parkir itu tertawa renyah begitu tau bahwa pemilik motor vespa itu adalah Gilang.

PRIIIT!

"Woi! Kemana ajaaa gak pernah main kesini, hah?" Teriak tukang parkir itu menghampiri Gilang.

Baik Gilang dan Yuni menoleh pada tukang parkir tersebut. Gilang pun tertawa renyah dan menyalami orang itu.

"Haha, biasa pria sibuk." Jawab Gilang sambil meletakkan ibu jari dan telunjuknya di dagu, bergaya.

"Elah, sok sibuk lu!" Tukang parkir itu menatap Yuni yang menatapnya dengan bingung. "Wah, udah bosen jomblo lu, Lang? Gileee bening bener." Sambungnya. 

Yuni tersenyum kikuk dan melirik Gilang aneh, seolah bertanya 'Siapa sih ni orang?'

Gilang terkekeh, "Lo mah kalo sama cewek bening cepet banget!" Gilang berdiri dan merangkul bahu temannya itu.

"Cepet apanya? Eh, setelah gue beli jamu kuat di tokonya pak Sleman tuh, gue gak cepet lagi keluarnya, astagaaa tiga puluh menit, Laang, bayangin! Nah, lu kan sekarang udah gak jomblo nih..." Tukang parkir itu mendekat ke telinga Gilang dan berbisik. "Gue saranin beli jamu kuat di pak Sleman, dijamin behhh, bakal setia pacar lu!"

Gilang mencubit bahu temannya itu dan mengumpat, kemudian menatap Yuni sambil meringis.

"Ehh, Yun. Aku tunggu disini deh, kamu temuin temen kamu dulu nggakpapa." 

Yuni mengangguk, "Oke deh, kak. Sebentar ya?"

Gilang mengangguk sambil meringis. Yuni pun melangkah memasuki toko Kaisar. Sedangkan tukang parkir itu memandang Gilang dengan sebal.

"Lu goblok banget sih pacar sendiri gak dipanggil sayang? Gak becus banget bikin seneng cewek. Kalo lo gak mampu bikin pacar lo puas mending sini buat gue aja tuh cewek."

"Bodoh! Dia bukan pacar gue." Umpat Gilang melepas rangkulannya.

"Yaaaahh kecut amat. Udah boncengan bareng, cantik, bening, bahenol. Taunya cuma jadi ojeknya doang." Ledek tukang parkir itu yang membuat Gilang menjitak kepalanya gemas.

"Mesum mulu otak lo!"

.

Yuni berjalan pelan sambil melihat - lihat deretan jumper yang digantung di toko Kaisar, sesekali Yuni meraih salah satu jumper yang menurutnya keren dan melihat label harganya. Mata Yuni sontak membelalak begitu melihat harga jumper itu.

GILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang