12 FLASHBACK

568 18 0
                                    

Setahun yang lalu...

"Plis, Nov. Jangan tinggalin aku, aku sayang banget sama kamu!"

Novita menepis tangan Gilang di lengannya, "Gak! Gue benci sama lo!"

"Oke, kamu benci sama aku, kamu udah bilang itu berkali - kali. Tapi salahku apa? Apa pernah aku nyakitin kamu? Pernah aku hianatin janji kamu? Pernah aku gak nurut sama ucapan kamu?"

Novita menggeleng, "Gue pengen kita putus Gilang! Lo yang ngerti dong!"

"Ya tapi setidaknya kamu kasih alasan ke aku, salahku dimana?"

Novita terdiam dan menunduk menatap lantai rumah Gilang.

"Gue hamil."

Degh!

Gilang menggeleng samar, "Gak mungkin, kamu bohong. Aku tau kamu biduan biasa, bukan--"

"Gue hamil dan gue mau nikah Gilang! Masih gak puas juga sama penjelasan gue?!" Bentak Novita. Tes.

Ini untuk yang pertama kalinya Gilang menitikkan air mata karena seorang wanita.

"Aku tau kamu bukan pelacur." Ucap Gilang masih tidak percaya.

"Sorry, Lang. Mulai sekarang mending lo lupain gue, lo tau? Gue pelacur! Hahaha, gak malu lo punya pacar pelacur?"

Gilang menunduk pilu, bahkan Gilang hanya terdiam membiarkan air matanya jatuh ke lantai saat Novita melangkah pergi dari rumahnya.

"Sudah Mama duga."

Seruan Mama Yayuk di belakang Gilang mengagetkannya. Gilang menyeka air matanya dan menoleh ke Mama Yayuk.

Mama Yayuk mendekap tangannya di dada, kemudian berjalan ke arah Gilang.

"Dari awal Mama lihat dia saja sudah pengen muntah, Mama yakin dia itu bukan cewek baik - baik. Dan sekarang terbukti kan? Kamu apa... gak nurut sama ucapan Mama dulu." Ucap Mama Yayuk penuh penekanan.

"Sudahlah, Gilang. Mama semakin kesal kalau lihat anak Mama nangisin penjilat kayak dia. Lain kali kalau nyari pacar, lihat dulu latar belakang hidupnya. Cari pacar yang baik - baik."

Mama Yayuk pun berlalu ke belakang lagi, meninggalkan Gilang yang berdiri dengan luka yang sangat dalam di hatinya.

Flashback off...

***

Yuni turun dari motor Nanda dan segera berlari memasuki rumahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Membuat Mama Rosa yang tengah menyiram bunga di halaman rumah kebingungan.

"Eh, Nanda? Yuni kenapa lari - lari gitu?" Tanya Mama Rosa. Nanda nyengir dari atas motor.

"Gak tau, Te. Mungkin kecirit." Gurau Nanda yang dihadiahi pelototan dari Mama Rosa.

"Canda kali, Te. Tegang amat, hahaha." Nanda tertawa kencang.

"Ya sudah, kamu gak mau masuk dulu?" Tanya Mama Rosa.

"Enggak deh, Te. Nanda mau bobok siang aja di rumah."

"Oh, yaudah makasih ya udah nganter Yuni pulang."

"Siap Tante, Assalamualaikum!"

"Waalaikumsalam."

Yuni mengunci pintu kamarnya dan mengambrukkan tubuhnya di atas ranjang. Yuni menenggelamkan wajahnya di bantal dan menangis tertahan. Membiarkan suara isak tangisnya beradu dengan bunyi jarum jam dinding.

GILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang