8 AWAL KERETAKAN

741 20 2
                                    

Gilang dan Yuni tiba di halaman sebuah rumah bernuansa oranye. Rumah milik keluarga kecil Gilang bersama kedua orang tua dan adik kecilnya.

Dani dan Dicky yang asik menyesap rokok sambil bermain ponsel di ruang tamu Gilang menolehkan kepala keluar lantaran mendengar suara motor memasuki halaman rumah.

"Eh, itu Yuni bukan sih?" Tanya Dani pada Dicky. Dicky hanya menatap sekilas kemudian mengangkat bahunya.

"Iya paling, lupa gue sama wajah Yuni."

Dicky memang pernah kenal dengan Yuni dulu saat Yuni masih menduduki Sekolah Dasar. Karena sahabat SD Yuni dulu yang bernama Nanda pernah menjadi cinta monyet Dicky. Karena itulah Dicky kenal dengan Yuni.

"Eh serius, Dick. Gila, si Gilang ngapain bawa Yuni kesini? Mana di belakang ada Letta lagi." Cemas Dani.

Dicky menatap Dani heran, "Apa hubungnnya Letta sama Gilang bawa Yuni kesini?"

Dani menyundul kaki Dicky yang bersilah di atas sofa dengan kakinya sendiri.

"Lu lemot banget sih babi! Letta kan naksir sama Gilang." Umpat Dani. Sedetik setelah itu terdengar gubrakan pintu yang awalnya terbuka setengah.

"Eh, buset. Semangat banget buka pintunya." Gumam Dicky.

"Assalamualaikum, Ma? Mama!" Gilang berteriak begitu memasuki rumah dengan sumringah di wajah.

"Eh, ayo masuk, Yun." Gilang merangkul bahu Yuni memasuki ruang tamunya.

Yuni menatap Dani dan Dicky bergantian, kemudian tersenyum ramah. Dani dan Dicky juga membalas ramah senyumnya.

"Duduk dulu, Yun. Bentar aku panggilin Mama ya." Ujar Gilang, Yuni pun duduk di salah satu sofa yang berhadapan dengan Dani dan Dicky, sementara Gilang berlari ke dalam rumahnya untuk mencari keberadaan Mamanya.

Tak lama kemudian, tampak seorang wanita paruh baya dengan memakai celemek sedang mencubit - cubit perut Gilang yang memeluknya manja dari belakang.

"Apa sih, Lang? Mama lagi masak malah dipeluk - peluk, di seret - seret gini!" Dumel wanita paruh baya itu sambil terus mencubit - cubit tubuh Gilang di belakangnya.

"Aduuh, lihat dulu dong, Ma. Siapa yang dateng?" Rengek Gilang memanyunkan bibirnya. Wanita yang dipanggil 'Mama' itu menolehkan kepalanya ke arah Yuni.

"Waah, Yuniii?!" Teriak Mama Gilang nyaring begitu melihat Yuni. Yuni sempat terkejut mendapat respon seheboh itu oleh Mamanya Gilang.

"Waaah! Tante Yayuuuk!" Teriak Dani dan Dicky tak kalah histeris sambil membentuk tangannya menjadi huruf 'V' seperti gaya chibi - chibi.

Mama Yayuk memelototi Dani dan Dicky yang nyengir kuda di sofa.

"Dasar cowok - cowok miring!" Gumam Mama Yayuk kemudian berlari kecil menghampiri Yuni sambil tersenyum lebar.

"Assalamualaikum, Tante." Yuni bangkit dari duduknya dan menyalami tangan Mama Yayuk.

"Waalaikumsalaam, aduuh ternyata Yuni lebih cantik ya dari yang di ceritain Gilang." Ujar Mama Yayuk, lantas merangkul bahu Yuni untuk duduk lagi.

Yuni tersipu malu mendengarnya.

"Hehe, makasih, Tante."

"Hei, Gilang sering banget loh cerita - cerita tentang kamu ke saya. Kata Gilang, kamu itu..." Mama Yayuk melirik Gilang sinis kemudian membisikkan sesuatu di telinga Yuni. "... ngefans sama dia?"

Yuni sontak membelalak, "Ngefans tante?"

"He emm." Mama Yayuk mengangguk mantap. Yuni melirik Gilang aneh, kemudian meringis kecil.

GILANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang