12th

346 50 3
                                    

Tiati lho... Bab ini keknya bakalan bikin kalian baper. Mwehehehehehe!!!! Oh ya cerita ini aku cepetin dikit ya. Karena aku nggak mau kebanyakan episode. Happy reading!



Stefa menekan tombol dispenser air dingin dan dialirkannya air itu ke gelas plastik yang ia bawa. Kemudian diminumnya air itu.

"Stefa?"

Stefa menoleh. Tampak Tristan, Eile, dan Jeffrey di ambang pintu. Stefa tersenyum, lalu ia berjalan ke arah mereka sambil menggeret infusnya. Ya, mereka datang menjenguk Stefa ke rumah sakit.

"Hai! Makasih udah nyempetin dateng kesini!" kata Stefa senang.

"Duh, lo itu ya Stef. Kita itu khawatir sama lo, tapi lo malah seneng kayak gini," kata Eile.

"Hehe..." Stefa menggaruk tengkuknya.

"Lagian ini sih udah keterlaluan. Masa kamu di-bully sampai kepala lo bocor terus masuk rumah sakit? Emang ceritanya gimana?" tanya Jeffrey.

"Gue nggak tau detailnya karena gue udah lupa. Ada yang ngedorong gue gitu waktu gue bawa buku ke perpus. Gue di dorong dari depan. Karena bukunya sampek nutupin mata, gue nggak sempet ngehindar. Gue jatuh terus kepala gue kena rak sepatu yang ada di depan mushola kampus. Ya jadilah gini," jelas Stefa.

"Ini sih udah keterlaluan banget, Stef! Lagian apa juga tujuannya mereka ngebully lo sampek kek gini. Emang lo salah apa ke mereka?" omel Eile.

"Gue punya satu dugaan," kata Jeffrey tiba-tiba serius.

"Apa?" tanya Tristan langsung.

"Gue duga sih, ada yang cemburu sama si Stefa!" kata Jeffrey.

"Cemburu? Karena apaan?" tanya Eile.

"Karena Stefa deket sama Tristan! Tristan kan akhir-akhir ini jadi most wanted di kampus. Jadi banyak yang berusaha ngedapetin Tristan. Terus ternyata si Tristan udah deket sama seseorang. Siapa lagi kalo bukan Stefa. Nah, yang pengen ngedapetin Tristan ini jadi ngehalalin segala cara buat Stefa bisa ngejauhin Tristan!" kata Jeffrey mengungkapkan opininya.

"Bener juga! Oh, iya! Lusa lo dapet surat ancaman juga, kan?" tanya Eile kepada Stefa.

"Iya. Isinya : Awas kalo lo deket-deket sama Tristan lagi. Gue bunuh lo! gitu," jawab Stefa.

Tristan merinding. "Kayaknya dia serius mau ngebunuh Stefa deh," katanya.

Jeffrey menggetok kepalanya. "Sembarangan aja lo kalo ngomong!" kata Jeffrey.

"Ehm... Stef, lo besok udah boleh pulang kan?" tanya Eile.

"Eh? Iya," jawab Stefa.

"Yaudah besok kita selidiki bareng-bareng," kata Jeffrey yang langsung mengerti maksud Eile.

- - -

Seperti rencana, Stefa, Eile, Jeffrey, dan Tristan akan menyelidiki pelaku pembullyan Stefa. Mereka memutuskan untuk berpura-pura sibuk dengan urusan sendiri, sehingga si Pelaku merasa aman ketika hendak membully Stefa.

Stefa memutuskan untuk pura-pura ke toilet sedangkan Tristan, Eile, dan Jeffrey ke perpustakaan yang dekat dengan toilet.

"Jadi lo nanti pura-pura mau ke toilet. Lo ngomongnya kayak ngomong ke kita aja, tapi agak dikerasin biar kita bisa tahu siapa pelakunya. Kalo kita belum muncul, ikuti aja permainan dari si Pelaku ini. Oke?" kata Tristan.

LOVE Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang