14th

435 51 1
                                    

5 years later...

Seorang wanita berumur 24 tahun sedang berjalan menyusuri jalan di wilayah Hong-dae, Korea Selatan. Wanita itu tampak menenteng sebuah gitar akustik di bahu kanannya. Wanita itu bersenandung di setiap langkahnya.

Mata wanita itu melihat sebuah minimarket. Ia lalu masuk untuk membeli beberapa minuman kaleng dan kopi. Saat hendak mengambil minuman kaleng, seseorang menarik-narik ujung bajunya.

"Eonni, Eonni! Jeongsohamnida, tapi aku ingin cokelat itu!" Seorang anak perempuan menunjuk ke rak cokelat yang tinggi dan tak bisa digapai sang anak. Mata anak itu tampak memohon.

Wanita itu tersenyum, lalu tangannya meraih cokelat yang diinginkan sang gadis kecil. Anak kecil itu menerimanya dengan senang dan mata berbinar. Gadis kecil itu lalu mengucapkan terimakasih.

"Kamsahamnida, Eonni!" katanya sambil membungkuk badan.

Wanita itu tersenyum, lalu mengacak pelan rambut gadis kecil itu. "Kau anak yang sopan ya. Orang tuamu pasti akan senang!"

"Aku tidak punya orang tua!" balas gadis kecil itu dengan tatapan polos.

Wanita itu walaupun terkejut berusaha menutupinya. "Oh, ya?"

"Iya. Orang tuaku meninggal saat aku ke Gwangju untuk piknik. Sekarang aku tinggal bersama Bibiku," jawab gadis kecil itu.

"Kau mirip denganku," kata wanita itu.

"Eonni cantik. Apa Eonni punya kekasih?" tanya gadis kecil itu. Lagi-lagi nada dan ekspresinya begitu polos.

Wanita itu tersenyum. "Ya. Aku punya."

"Lalu apakah Eonni membawanya ke Korea?" tanyanya lagi.

'Bocah ini dia pengen tau banget, ya?' pikir wanita itu. "Tidak. Aku tidak membawanya. Aku meninggalkannya."

"Ah! Kekasih Eonni pasti akan sedih sekali. Apa Eonni sudah berpamitan ke rumahnya?"

Wanita itu mengacak rambut gadis kecil itu lagi. "Sudah. Ngomong-ngomong, apa kau sudah izin ke Bibimu kalau kau mau membeli cokelat."

"Sudah."

"Kalau begitu cepat kembalilah. Bibimu pasti mencarimu."

"Seonga!"

Seorang wanita berumur sekitar 30-an itu berlari tergopoh-gopoh sambil membawa keranjang belanja. Wanita kepala 3 itu langsung menggendong keponakannya.

"Kau kemana saja, Seonga? Bibi mencarimu!"

"Maaf, Bi. Tapi aku ditolong oleh Eonni ini," tunjuk Seonga.

"Ah, begitu," kata Bibi Seonga. Ia lalu berpaling kepada wanita yang mengambilkan cokelat. "Kamsahamnida. Sudah menjaga anak ini. Dia pasti banyak ingin tahu, ya?"

"Ah, gwaenchana yo," kata wanita dengan sweater biru itu.

"Um, apa aku boleh tahu siapa namamu?" tanya Bibi Seonga.

"Stefania Stina Ratnaduhita," jawabnya.

"Ah, kau bukan orang Korea ya?" tanya Bibi Seonga lagi.

"Iya," jawab wanita itu---Stefa.

"Woah, nama Eonni panjang sekali," celetuk Seonga.

"Diamlah, Seonga," kata Bibinya. "Ngomong-ngomong namaku Kim SoJung. Senang berkenalan denganmu, ehm..."

"Cukup panggil Stefa saja," kata Stefa yang langsung paham.

"Ah, baiklah. Senang berkenalan denganmu, Stefa. Aku permisi," kata SoJung seraya berbalik lalu meninggalkan Stefa.

LOVE Is Not OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang