16 : Rindu tak sampai

293 8 0
                                    

Gerimis telah tiba mengundang...

Iya, mengundang hadirnya perasaan hampa yang telah hilang untuk datang kembali.

Ah, akhirnya hujan dari sang pencipta itu turun menuruni bumi, planet yang ku hidupi sekarang ini...

Iya, bumi. Planet ini adalah planet yang bisa dihidupi oleh manusia. Entahlah aku tidak tau apa planet mars, venus dan lainnya bisa di hidupi manusia atau tidak.

Sungguh aku tidak peduli, yang terpenting kamu ada di bumi dan aku juga di bumi. Jadi jika rindu itu tiba, aku tidak perlu repot-repot ke planet lain untuk menemui mu. Cukuplah aku berdoa, dan aku yakin sang pencipta akan menyampaikan rinduku padamu. Sebab, kita sama-sama tinggal di bumi milik-Nya.

Baiklah, berhenti membahas mengenai planet. Sekarang marilah kita beralih kepada hujan yang tidak pernah ku bahas lagi.

Mengenai hujan...

Dulu yang ku tahu tentang hujan itu, cuman ribuan atau bahkan ratusan air yang jatuh dari langit.

Waktu berlalu, selanjutnya, yang ku tahu tentang hujan itu, sebuah penguapan dari air laut.

Waktu berlalu lagi, hingga tiba saatnya, saat hujan bukan lebih dari air yang jatuh dari langit dan bukan hanya penguapan air laut. Hujan itu juga mengenai tentang kerinduan. Entahlah, aku baru sadar jika hujan juga mampu mengundang rindu.

Kesadaran mengenai hujan tentang rindu...

Hujan dan rindu itu, memang kedua hal yang memiliki kesamaan. Disisi lain, saat hujan turun rindu itu pun mengundang. Ah entahlah, aku sebenarnya sudah bosan mengenai rindu. Tapi mau bagaimana lagi, aku sudah terlanjur rindu. Dan rindu itu, tidak bisa dipendam.

Ayolah, kalau ada yang bisa menahan rindu. Aku ingin tahu siapa orangnya? Sesanggup apa dia menahan sesuatu yang bergejolak di hati? Semampu apa dia menahan kerinduan itu?

Bahkan saat rindu tidak bisa membuat temu, sungguh hanya air mata yang mampu mewakilinya.

Jadi, cukuplah aku berdoa pada sang pencipta. Berdoa tentang rindu yang tidak tersampaikan ini, semoga saja, sang pencipta menumbuhkan rasa rindu itu juga di hatimu.

Jumat, 06 April 2018.
Surabaya.

Setiap Hujan TurunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang