Murasakibara Atsushi X Readers

Important (2)

Sequel untuk yang pertama
- Important -

.
.
.
.
.

     Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan, sudah ku lewati. Aku menunggu disini. Demi dirimu.

Sudah 3 bulan lebih, aku menunggu disini. Sendirian, kadang mereka juga datang untuk menjengguk tapi, mereka sangat sibuk sampai tak sempat untuk kemari lebih lama. Aku hanya terduduk disini merasa bersalah.

Aku memegang tangannya lembut, dengan infus di tangannya. Aku mendekatkannya pada wajahku. Aku tempelkan pipiku tangannya.

' Kumohon, bangunlah '

Tiba tiba saja pipiku terasa geli. Mataku membulat. Aku segera mengalihkan pandanganku kearah wajahnya. Matanya... Terbuka.

" A-Atsushi -kun? " panggilku.

" Atsushi - kun?! " panggilku lagi.

Setetes, setetes lagi, dan lagi. Air bening jatuh dari mataku. Rasa bersyukur memenuhi diriku. Suamiku, telah bangun.

Skip.

Aku sedang menelepon teman dekatku. Seon, kabarnya dia ada si tokyo sekarang jadi ia akan langsung datang ke rumah sakit ini.

' Benarkah? Mura-chan sudah bangun?! '

" Hm, iya. Tapi... "

Flashback

" Murasakibara-san. Apakah kau bisa mendengarku? " tanya sang dokter.

Dia mengangguk dan menjawab dengan nafas pelan. Kami semua lega. Tapi,

" S-Siapakah... kalian... " ucap Atsushi.

" Hee? "

Flashback end.

' Mura-chan hilang ingatan ?! '

" Sayangnya, iya... " ucapku kecewa.

" Nyonya [lastname], silahkan masuk " ucap salah satu perawat.

Aku hanya menggangguk dan melanjutkan pembicaraan.

" Maaf, aku akan melihat Atsushi-kun. Kapan kalian akan sampai? " tanyaku.

' Pastinya kami akan datang malam ini '

Setelah itu pembicaraan kami selesai. Aku pun masuk kekamar Atsushi-kun. Aku melihat ia terduduk di atas kasurnya sambil melihat ke arahku.

" Kau... Siapa? " tanya nya.

" Aku? " ucapku.

Dia mengganguk pelan dan aku tersenyum.

" Aku istrimu " ucapku.

" Istri....? Aku, setua itu? " ucapnya.

" Hehehe, kau tidak setua itu. " ucapku lalu duduk di dekat kasur itu.

" Siapakah nama...mu? "tanya nya.

" Aku, [Name] " ucapku.

" Ah, [name]... Maaf, aku lupa... " ucapnya.

" Tidak apa... " ucapku tersenyum.

Karena ini salahku.

Skip.

" Jadi bagaimana kita bisa menikah? " tanya Atsushi-kun.

" Hmm, Kita di jodohkan oleh keluarga kita... Dan lalu kita menikah! " ucapku.

" Kau bekerja sebagai seorang koki dan memiliki banyak sekali restoran! Dan menurutku masakanmu itu yang terbaik dari semuanya!!" pujiku.

" Benarkah...?" tanya nya.

" Hm! " aku mengangguk.

Aku menceritakan semuanya, mulai dari bagaimana kita dapat bertemu. Bahwa ternyata sekolah kami sama, Bahwa dia seorang pemain basket saat Smp. Dan sangat suka sekali dengan makanan. Sudah semua aku ceritakan. Tapi tidak satu.

Yaitu... Bagaimana hubungan kami.

Aku sudah memutuskan, sampai dia mengingat kembali, sampai memorinya kembali, sehabis itu aku akan mencerainya...

Skip.

" Jadi, [name] " panggilnya.

" Ya? " jawabku.

" Apakah, hubungan kita, bagus? " tanya nya.

" Bagus? " ucapku mengulang.

" Maksudnya, hubungan rumah tangga kita... " ucapnya.

" Hmm, mungkin dapat di katakan sangat... Entahlah, tapi aku yakin akan sesuatu " ucapku tersenyum.

" Apakah, aku mencintaimu? " tanya nya.

Deg.

" Mencintai? " ucapku.

" Hmm, mungkin? Bahkan kau rela merelakan nyawaku... Untuk menyelamatkanku. " ucapku sambil tersenyum.

Flashback.

" [name]!! " teriak Atsushi.

" AAAAA!  "

Aku menutup mataku tetapi aku merasakan sesuatu yang hangat di tubuhku. Ada yang memelukku. Aku membuka mataku, dia di depanku Memelukku. Matanya berair.

BRUCK!!

Kami, tertabrak.

Aku merasakan kepalaku pusing dan perih di sekujur tubuhku tapi kesadaranku tidak hilang. Saat aku membuka mataku, dia sudah tak memiliki tenaga lagi. Air mata terus mengalir. Aku meneriakkan namanya tetapi dia tidak merespon semua panggilan. Tapi dia tetap memegang tanganku. Matanya terbuka sedikit. Dia melihat ke arahku dan mulutnya mengatakan sesuatu.

" Apa pun... Yang... Terjadi... Janganlah... Mati... "

Flashback end.

Lalu dia mengajukan pertanyaan.

" Bagaimana jika, aku sudah tak mencintaimu lagi? " tanya nya.

Aku melihat kearahnya, aku tersenyum.

" Akan aku buat kau mencintai aku... "

" Kembali "