"Udah dibilangin hati-hati, jadi gini kan akhirnya."
"Berisik Lix."
Felix hanya memutar kedua bola matanya malas. "Terserah. Yang jelas tugas gue bawa lo dan mastiin lo aman di UKS udah selesai. So bye, gue mau ke tempat Kak Changbin."
"Bucin," cibir lelaki berbibir tebal itu.
"I don't care dude," balas Felix sambil berlalu dari UKS, tak lupa membanting pintu ruangan itu dengan lumayan keras.
Lelaki berseragam olahraga itu kembali merebahkan tubuhnya dan mencari posisi senyaman mungkin untuk berbaring tanpa menyakiti lengannya.
Sesekali ia meringis saat lengan kanannya terasa nyeri kala tubuhnya bergerak. Ditambah lagi dengan rasa perih di daerah lututnya.
Lengkap sudah penderitaannya.
Kini ia hanya bisa menyesali kecerobohan yang membuat dirinya sendiri terguling dan jatuh tepat di lubang parit di sekeliling lapangan, dalam kondisi tubuh menimpa lengan kiri yang terletak tepat di atas lubang.
Ia meringis begitu membayangkan tubuhnya sendiri yang mendorong lengannya hingga masuk ke dalam lubang parit dan mengakibatkan tulangnya bergeser.
Cklek.
Pintu terbuka, menampakkan seorang lelaki berseragam sekolah dengan pin palang merah tersemat di dada kirinya.
Lelaki yang sedang berbaring itu tak sengaja melirik pin lainnya yang tersemat tepat di samping pin palang merah.
Oh, anak OSIS, seangkatan sama gue, batin si pemuda setelah melihat pin yang menandakan bahwa ia adalah ketua divisi kesehatan.
"Hwang Hyunjin?" tanya lelaki tersebut sembari membaca nama-nama pada daftar pasien UKS.
"Iya," jawab si lelaki yang berbaring. "Lo siapa?"
Lelaki yang baru saja masuk tadi akhirnya memperkenalkan diri. "Bae Jinyoung, anggota palang merah inti."
"Kalo gue panggil Bae boleh ga?" goda Hyunjin.
"Ga."
Jinyoung menggulung celana olahraga Hyunjin hingga tepat di atas lutut.
"Hadeh kok ga dikasih pertolongan pertama dulu?" tanya Jinyoung sembari menunjuk luka di lutut Hyunjin.
Hyunjin terpaku sesaat setelah ia menatap langsung paras Jinyoung.
Gile, bening bener bor.
"G-gue aja ga sadar lutut gue luka sampe segitunya," jawab Hyunjin refleks.
Jinyoung menghela napas panjang. Ia menggulung lengan seragamnya hingga sebatas siku dan mengenakan kacamata bulat yang ia simpan di sakunya.
Hyunjin ketar-ketir.
Gemesin parah ya Tuhan!
Jinyoung menarik sebuah kursi agar ia bisa duduk dan menyejajarkan wajahnya dengan lutut Hyunjin.
Ia berdecak kecil.
"Gila, banyak kerikil halus nempel gini," gumamnya.
Ia meniup lutut Hyunjin untuk menyingkirkan beberapa kerikil yang menempel pada luka basah tersebut.
Setelah luka tersebut bersih dari kotoran-kotoran, Jinyoung beranjak dari kursi dan kembali dengan membawa sebaskom air, handuk kecil, kapas, dan cairan rivanol.
"Lo ga ngeri ngeliat luka gue?" tanya Hyunjin sekedar basa-basi.
"Ga," jawab Jinyoung singkat.
Kening Hyunjin berkerut, bingung sekaligus gemas dengan sikap si manis. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bae For All
Hayran KurguOneshoot collection with Bae Jinyoung as the center. +yaoi, bxb +ooc +uke!baejin +bahasa non baku ©bbaejins