4

68.1K 586 5
                                    

" masalah apa lagi yang kau buat?! " suara dingin itu terlontar dari lelaki paruh baya yang sedang duduk sambil membaca koran di keluarga rumah mewah itu.
pemuda itu sadar kata-kata itu untuk nya, namun ia tak menggubrisnya, ia melewati ayahnya tanpa suara.
"KAU!!!" sang ayah tak bisa menahan emosinya kali ini, ia menghempaskan koran yang ia baca ke atas meja hingga mengenai cangkir kopinya.
cangkir itu terjatuh dan pecah di lantai. suara gaduh di ruang keluarga membuat anggota keluarga lainnya, termasuk Jessie yang sedang berkunjung-mencari sumber suara.

Plaak!
sebuah tamparan melayang ke wajah tampan Nick, ia meringis namun tak melawan.

" kau butuh uang,, sebutkan berapa jumlahnya?! aku bisa memenuhi semua kebutuhanmu! tapi kenapa kau memilih untuk balap liar? "
setelah menampar anak bungsunya, agaknya tuan Paratnam sedikit melunak.
jujur ia sudah tak tau lagi apa yang harus ia lakukan pada anak bungsunya itu, Nick sudah diluar batas. tingkahlakunya tak lagi dapat dimengerti sang ayah.

"sudah pa, cukup,, " sang istri mulai membuka suara.
" kau ingin membuat jantung ayahmu kumat?! Nick, sebaiknya kau pergi!" sela sang ibu.

#

jessie memutuskan untuk pulang. Ia semakin tak paham dengan keluarga paratnam.
semua hal terasa mengganjal, walaupun mereka terlihat begitu baik padanya, namun jessie merasa kaku berada di dalam keluarga itu.
sambil menunggu supir menjemputnya, jessie memutuskan untuk menyusuri jalanan perumahan elit itu sendiri.
pikirannya masih melayang pada kejadian tadi..

langkah jessie terhenti di depan sebuah taman bermain.
pemuda yang ia pikirkan sedang duduk di puncak perosotan sambil menghisap rokok.
jessie ragu, tapi perasaan iba tiba-tiba menyergap.
jessie hanya ingin memastikan pemuda yang akan menjadi adik iparnya itu baik-baik saja.

"ehmm.." gumam jessie.
Nick yang tadi melamun, menatap gadis itu.
"boleh aku disini sambil menunggu jemputanku?" tanya jessie ragu. ia bingung harus memulai percakapan dari mana.

Nick hanya menatap jessie sejenak, kemudian mengalihkan pandangannya untuk kembali menyesap rokoknya. jessie memilih duduk di sebuah ayunan tak jauh dari tempatnya berdiri.
sepertinya jessie telah melupakan kekhawatirannya tadi, ia begitu menikmati permainan ayunannya, rasanya sudah lama sekali ia tak main seperti ini.
tak sadar jessie bersenandung disela ayunannya.

Nick kembali menatap gadis cantik itu, Jessie memang selalu mampu menarik perhatiannya.
"seperti anak kecil" gumam Nick, tak sadar ia tersenyum.

.
.
.

Nick turun dari singgasana perosotannya, ia berjalan menuju sepeda motornya.
Jessie lagi-lagi hanya bisa menatap sendu pemuda itu. ia takut sendirian.

Nick menoleh "kau ikut?"
Jessie tak sempat berpikir panjang, ia langsung riang menghampiri pemuda itu.
"kita mau kemana? " tanya Jessie saat motor itu akan melaju.

#

jessie dibawa ke sebuah apartemen mewah, tempat tinggal ke2 Nick.
gadis itu menurut saja saat nick menyuruhnya duduk di sofa.

" apa ini sakit? " jessie menyentuh ruam merah samar di sekitar pipi kiri pemuda itu, bekas tamparan sang ayah.
Nick tak menjawab, pemuda itu menatap Jessie intens.
jessie satu-satunya wanita yang berani menyentuhnya, dan Nick membiarkan itu.

jessie menarik tangannya, ia salah tingkah dengan tatapan itu.
"kenapa?" ujar Nick sambil menarik kembali tangan jessie dan menempelkannya di wajahnya.
"aku suka sentuhanmu." ucapnya dingin.
blush,, wajah jessie memerah.
kata-kata itu terdengar vulgar di telinganya, entah mengapa fantasi liarnya kembali aktif.

jessie menggigit bibirnya, tatapannya tertuju pada bibir Nick.
jessie tak bisa mengontrol hasratnya, gadis itu mencondongkan wajahnya kearah nick, dan mengecup bibir sang pemuda.
.
.
.

"mmmh,,mm" gumam jessie pasrah.
ia sudah dibawah kendali Nick.
pemuda itu terus menghisap bibir ranumnya, bahkan sesekali menggigitnya.
jessie terkejut dan membuka mulutnya. Lidah nick menyelinap dan menari-nari di dalam sana.
"mmchh,, muachh,," decapan lidah nick terdengar si ruangan.
tangannya tak sabar membuks saru persstu kemeja ssng gadis hingga menyisaksn bra putih yang terlihat kekecilan itu.

Nick menghentikan aksinya. jessie masih mengatur napasnya saat kedua tangan Nick menjajah payudara besarnya.
nick memainkan payudara itu tanpa ampun, ia meremasnya kuat, membuat jessie terpekik kesakitan sekaligus nikmat.
jessie di tarik untuk duduk di pangkuan Nick, dari belakang nick semakin puas menekan dan menarik puting merah jambu yang semakin tegang itu.
"aaaaghhhhhh"lenguh jessie.
"lep-asss,, mmmgghhhhh,, aaah,, sa-kit... aaahhhhhhhh" desah jessie tak karuan.
Nick semakin gemas. diangkatnya tubuh jessie dan si bawanya ke kamar.

Nick sengaja memposisikan diri mereka si depan cermin.
ia menggerayangi tubuh jessie sambil melihat pantulan aksinya...
wajah sange jessie sungguh menambah nafsunya.

tbc

teach me, touch me (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang