jessie terbangun dari tidur lelapnya,, entah berapa kali dirinya klimaks dan berapa ronde nick menghujamnya penuh nafsu semalam. yang jelas jessie bangun kesiangan hari ini. gadis itu tak mendapati nick di apartemen, mungkin pemuda itu telah berangkat ke sekolah.
jessie melangkahkan kakinya ke kamar mandi, sebelum membasuh dirinya,, jessie sengaja melihat bekas-bekas kissmark disekujur tubuhnya, ya itu semua bukti keberingasan nick semalam.
jessie mengelus salah satu kissmark di belahan Payudaranya, itu kissmark yang paling mencolok dari kissmark lainnya, jessie bahkan masih dapat merasakan sentuhan dan hisapan bibir nick disana.#
mario menghela nafas.
entah sejak kapan crisy memindahkan kantornya ke kantor mario. setiap hari wanita penyihir itu datang dan duduk manis di shofa ruangannya.
berbeda dengan crisy yang terlihat begitu nyaman, dibalik meja kerjanya, mario terlihat gelisah dan tak bisa konsentrasi.
ia merasa di awasi.
aaahhhhh,,,, kenapa ia harus terlibat dg wanita itu??!
.
.
."aku ingin menonton konser..." mario pura-pura tak mendengar wanita di ruangannya.
wanita itu meninggalkan tempat duduknya menghampiri mario.
"kau pasti belum pernah nonton konser kan?" tanya crisy sambil duduk di kursi seberang meja mario.
"aku sudah pernah"jawab mario cuek tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop.
"waahhh,, bagus!!! berarti kau lbh berpengalaman! ayo kita nonton malam ini.." ajak crisy semangat.
"kau seharusnya membeli tiket sejak jauh2 hari"
"aku punyaa,,, 2 tiket.." crisy mengacungkan 2 jari di depan wajah mario.
mario terdiam tak mampu membantah, ia lupa wanita dihadapannya adalah penyihir yang bisa melakukan apa saja!
"untukmu satu" ujar crisy sambil meletakkan 1 tiket vip dihadapan mario,, pemuda itu hanya bisa menghela nafas pasrah.#
walaupun harus membolos 1 mata kuliah pagi tadi, jessie tetap datang ke kampus dan mengikuti mata kuliah selanjutnya.
untuk gadis secantik jessie, sebenarnya ia bisa saja mendapat perlakuan khusus oleh dosen-dosennya, terlebih rata-rata mereka lelaki. namun jessie tak pernah memakai cara serendah itu, ia percaya dengan usahanya, terbukti dengan Indeks Prestasi cumlaude yang bisa ia pertahankan hingga semester 4 ini.tak terasa 3 mata kuliahnya telah selesai,, jessie melihat arloji nya, sudah pukul 15.45.
mungkin sebaiknya ia pulang, mana tau orang tuanya juga sedang dirumah hari ini.
seseorang menyamai langkah jessie,
"ehmmm"dehem pemuda disampingnya.
jessie menoleh kemudian tersenyum.
"kau mau pulang tuan puteri?" tanya Zen.
"ya, kamu sendiri? masih ada kuliah?"
Zen menggeleng. "aku sengaja menunggumu, makan siang denganku yuk.." ajak pemuda tampan disebelahnya.
jessie menggeleng, "maaf zen, sepertinya aku harus pulang, lain kali, ok." ucap jessie sambil mempercepat langkahnya.
"baiklah.. aku pegang janjimu, cantik" teriak Zen yang tertinggal. dibelakang.
jennie semakin mempercepat langkahnya. entah apa salah Zen, lelaki itu sejak awal masuk kuliah telah terang-terangan mengejar Jennie, namun jennie tak tertarik.
Zen bisa dibilang sempurna, ia bahkan masuk kategori mahasiswa idola perempuan, selain itu orangtuanya adalah tokoh politik terkenal. Zen memiliki semua kriteria yang seharusnya dapat jennie pertimbangkan, tapi entahlah jennie merasa berbahaya saat didekat pemuda itu, alhasil ia selalu menghindar setiap bertemu pemuda itu.saat masih fokus untuk melarikan diri dari Zen, tiba-tiba Handphone jennie berdering. gadis itu langsung saja mengangkat sambungan telp tergesa-gesa.
"haloo" jawab jennie masih fokus dengan jalan di depannya.
"......."
"Nick,, a-oh.. baik-lah" seketika jennie melupakan kecemasannya tadi, gadis itu menghentikan langkahnya tiba-tiba dan memandangi handphonenya, ia bahkan tak ingat sejak kapan memiliki kontak Nick begitu pula dengan nomor handphonenya yang juga diketahui sang pemuda.jessie melangkah ragu-ragu,, ia takut mengakui jika ia berharap nick berkata benar. dan yaaaa,,, pemuda itu tak berbohong, dengan kerennya ia telah menanti jennie di depan gerbang utama kampus.
tak sedikit yang memandang penasaran pada pemuda yang duduk santai diatas motor gedenya itu, walau nick memakai helm tapi aura keren nya tetap terasa."naiklah..." ucap nick datar.
jessie yang telah berdiri didekat motor gede itu menurut.
.
.
.