setelah selesai memilih buku, Nick dan jessie berjalan-jalan sebentar di mall tersebut dan mampir ke sebuah cafe.
cafe yang mereka pilih tak terlalu ramai, hanya ada beberapa kelompok anak muda yang nongkrong bersama, tapi entah mengapa Nick menjadi kesal dengan pemuda-pemuda itu."Nick,, " panggil jessie sambil menggenggam tangan nick yang bebas diatas meja.
"ada apa?" sambung jessie khawatir.
nick tak menjawab, mereka berdua bertatapan cukup lama.
seorang waittres yang membawa pesanan lah yang menginterupsi keduanya, jessie segera melepas genggamannya dan mempersilahkan waittres tsb mengatur meja.hari ini jujur jessie begitu bangga, memiliki nick disebelahnya membuat jessie lebih percaya diri, dulu ia selalu menghabiskan waktu sendirian ke toko buku, cafe dan tempat-tempat lainnya.
nick bahkan menggenggam tangannya saat berjalan tadi, ribuan kupu-kupu seperti beterbangan di dadanya, ia benar benar bahagia.
tapi...
tidak seperti nick,,
jessie merasa nick seperti tertekan berjalan bersamanya.
tak ada obrolan sejak tadi mereka di cafe, jessie memilih untuk makan dalam diam.
.
.
."aku akan naik taksi saja nick, aku harus pulang" pamit Jessie saat berada di parkiran.
tak ada jawaban dari nick, pemuda itu seperti tak mau melepaskan tangan yang ia genggam itu.
"nick..." panggil jessie lagi.
"lepasin,, aku ingin pulang" cicit jessie ketakutan.
ada yang aneh dg nick hari ini, jessie menjadi takut.
"naik" perintah Nick.
.
.
.setelah mengantarkan Jessie pulang, Nick segera berkumpul dengan teman-temannya.
ia butuh mood booster.
biasanya Nick bukan orang yang moody, ia lebih cuek dan santai menghadapi segala suasana.
dan itu mengapa ia merasa aneh pada dirinya hari ini.
huft,,"woahh,, kemana saja kau Nick,, aku dengar kau ingin off balapan? jangan bilang kalau itu benar?!" alex menghampiri Nick yang sedang membaringkan tubuhnya di sofa basecamp mereka.
"mmm,," gumam Nick mengiyakan.
"hei hei,,, come on,, apa yang terjadi?!" tanya alex memburu.
hari ini hanya ada mereka berdua di basecamp, anggota lainnya seperti biasa sedang nongkrong di cafe mencari mangsa baru.
" aku hanya ingin mengurangi intensitas balapanku." ucap Nick sambil menegakkan tubuhnya menjadi duduk.
"kenapa?!"
.
"aku ingi fokus masuk universitas." jawab Nick santai.
alex menganga,,
ini jawaban yang tak pernah ia duga sekaligus jawaban yang menohok dirinya juga.
ia bahkan tak memikirkan masa depannya.
hening, kedua pemuda itu memilih untuk sibuk dengan pikirannya sendiri.#
sudah beberapa hari setelah terakhir kali Jessie bertemu dengan Nick. tak ada kabar berita dari pemuda itu. padahal jelas-jelas Nick memiliki no handphone nya.
apa ia benar-benar tak ada artinya bagi Nick?
Jessie terkadang bingung sendiri dengan hubungannya.
salahkan ia yang lupa dengan statusnya tunangannya bersama mario karena kenyataannya, akhir-akhir ini mario pun tak menghubunginya. lagian ia bahkan tak memiliki perasaan spesial dengan mario, oke ia akui, mario sempurna.
tampan, dewasa dan pintar, tapi,, ia bahkan belum mengerti lelaki itu, tak ada ikatan dan chemistry yang terbangun setelah komunikasi bersama.lalu dengan Nick,
oke,, nick adalah pemuda yang labil, penuh masalah, dan begitu dingin cenderung kaku.
tapi Jessie merasa memiliki ikatan dengan pemuda itu, mungkin itu tercipta karena kontak fisik yang mereka lakukan. yaa,, kalian pasti paham maksudku, mereka bahkan telah melakukan lebih dari sekali hubungan s*x, jadi bagaimana mungkin jessie bisa mengacuhkan pemuda itu.dan sekarang Jessie bimbang, ia menatap kunci apartemen nick di tangannya.
terakhir kali ia disana, Nick telah pergi kesekolah, dan ia membawa kunci apartemen tersebut, apa sebaiknya ia mengembalikannya saja?
mungkin nick mencari kuncinya.
kebetulan hari ini mata kuliah Jessie telah selesai.
tapi...
Jessie masih merasa takut untuk menghubungi pemuda itu.
hufttt..
bagaimana ini?
.
.
Nick merebahkan kepala di meja. beberapa hari ini ia mengurung diri di apartemen, belajar buku-buku yang ia beli hingga mau muntah rasanya!
tiba-tiba handphonenya berdering, dengan malas Nick meraih benda itu dan mengangkatnya asal.
"mmm?" gumam Nick.
".."
nick nenegakkan tubuhnya, "biar aku jemput,, " ucapnya bersemangat.
Nick melompat mengambil jaket dan kunci motornya.#
jessie tersenyum.
ia tak tau jika jarak apartemen Nick begitu dekat dengan kampusnya, baru 10 menit ia menelpon, kini nick sudah dihadapannya.
"ini" jesdie menghampiri nick sambil menyerahkan kunci tersebut.
mood nick kembali memburuk.
Nick menarik tangan itu, mengarahkan jessie untuk duduk dibelakangnya.
jessie lagi-lagi hanya menurut.#
nick membawa jessie ke apartemennya. pemuda itu lagi-lagi diam tanpa suara selama perjalanan.
"kenapa kau selalu membuatku kacau?!" gumam nick setelah memastikan pintu apartemen tersebut tertutup.
Jessie masih mematung, gadis itu tak tau kemana arah pembicaraan ini.
"kunci itu kau simpan saja, aku memberikannya padamu agar kapanpun kau bisa masuk kesini, agar kau tidak tertidur didepan apartemenku seperti dulu. lagian bagaimana jika ada lelaki yang berniat kotor padamu saat itu!!" omel Nick.
bukannya sedih, Jessie malah tersenyum melihat tingkah Nick.
" dan juga, mulai sekarang kau tidak boleh kemana-mana sendirian, oke. aku tak inginkau dilihat oleh pemuda-pemuda lainnya dengan mata lapar mereka!"
"kenapa diam saja, kau paham kan?"
desak Nick.
jessie mengangguk polos.
"apa kau mau menemaniku jika aku ingin kemana-mana?" tanya jessie takut.
"tentu saja. kau tidak boleh pergi dengan lelaki lain selain aku!"
kali ini jessie tak mampu menahan senyumnya.
"baiklah, janji ya?" tuntut jessie.
Nick baru menyadari ucapannya. ia seperti terjebak oleh pernyataannya sendiri.
tak mau berlama-lama menunggu jawaban Nick, jessie berjinjit menciumi pipi kanan Nick.
"deal,, aku bahagia sekali" ujar gadis itu dengan senyum manisnya.tbc