Warning! Chapter ini bukan bermaksud memasukkan unsur SARA ini hanya keperluan untuk pendeskripsian narasi cerita agar mudah dipahami.
Jisung diliputi perasaan cemas saat melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.30 p.m.
Biasanya suatu konser berdurasi paling lama 3 jam, dan Daniel bilang waktu pertunjukkannya mulai pukul 10.30 a.m. yang berarti kemungkinan seharusnya si pemilik tubuh bongsor sudah sampai di dorm sekitar jam 2.00 p.m. jika dikalkulasikan dengan waktu tempuh pulang.
Semua member kecuali dia dan Daniel, telah terlelap kealam mimpi. Sebagai leader tentu saja ia lebih merasa khawatir juga karena dia yang paling dekat dengan center Wanna One belum juga sampai saat ini juga.
Makanya kini ia duduk sendiri menunggu di ruang tamu, karena hell! Hampir sepuluh jam Daniel telat pulang. Ia takut terjadi sesuatu yang buruk pada salah satu member tersayangnya.
Untung saja si Kang Choding tidak ada jadwal sama sekali untuk hari ini, walaupun begitu ia sama sekali tidak tahu dimana dan sedang apa Daniel saat ini, karena smartphone nya dimatikan oleh sang pemilik. Membuat Jisung bertambah gusar.
Cklek!
Nah akhirnya pulang juga.
Segera bangkit dari sofa, lalu beranjak untuk menemui pemuda yang dianggapnya bengal hari ini menuju arah pintu masuk.
Mulutnya sudah gatal untuk menyemburkan omelan. Namun saat ia akan membuka suara, ia mengurungkan niat saat melihat Daniel sudah berada dihadapannya.
Dengan mulut sedikit terbuka serta tatapan bingung, Jisung melihat keadaan sang namja berusia 22 tahun itu begitu mengerikan.
Rambut berantakan, mata sembab dengan pandangan kosong, hidung memerah, bibir melengkung kebawah ditambah dengan seraut ekpresi sedih yang membuat Jisung iba.
Ada apa sebenarnya?
"Niel?"
Daniel hanya melirik sang leader, lalu melengos begitu saja.
Biasanya Jisung akan berteriak marah jika diperlakukan seperti itu. Tapi beda kasus jika orang yang melakukannya sedang dalam keadaan begini.
Apalagi ia tahu benar tabiatnya Daniel.
Menghela nafas lelah.
Mengikuti yang lebih muda pergi menuju kamar mereka, ia memerhatikan bagaimana lemasnya orang yang sudah ia anggap sebagai adik itu.
Daniel melepas ransel yang berada di punggung menyimpannya secara sembarangan di lantai, tidak mengganti baju hanya membuka jaket denim meletakkan pada gantungan yang tersedia di belakang pintu dan merebahkan diri pada kasur.
"Niel setidaknya buka dulu contact lens yang dipakai, juga ganti celanamu itu. Supaya tidurmu nyenyak" Jisung berucap pelan dengan perlahan duduk di pinggir ranjang memandangi punggung lebar pemilik marga Kang yang menghadap tembok.
Hanya keheningan yang menyambut.
Yang paling tua di Wanna One itu nyaris mengira bocah berbahu 60 cm itu tertidur jika Daniel tidak membuka suara amat pelan tanpa membalikkan tubuh.
"Hyung apa yang saat ini ku capai adalah salah?"
Mengerutkan kening tidak mengerti, Jisung memilih menjawab saja.
"Apa yang salah? Kita mewujudkan apa yang kita inginkan kenapa kau menganggap ada kata tidak benar dalam hal ini Niel-ie?"
Kembali, kesunyian menguasai selama beberapa menit. Karena kantuk sudah menyerang, Jisung kembali berbicara dengan nada tegas. Sebelum merebahkan diri pada ranjang miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You
FanfictionAda alasan di balik pertemuan bisnis tak sengaja dalam setiap program acara variety show maupun drama yang membuat Kang Daniel selalu bertemu dengan personil EXO. Namun sebenarnya di balik itupun ada salah satu personil EXO yang benar-benar mengena...