Chapter 11

1K 151 23
                                    

Seorang laki-laki dengan tinggi 183 cm terus saja mondar mandir dalam ruang tamu, dengan tangan yang menggigiti kuku.

Baekhyun yang melihatnya jadi kesal.

"Bisa diam tidak kkamjong? Kayak setrika aja bolak-balik"

Si pelaku berhenti sebentar untuk mendelik pada namja pendek tersebut, namun ia kembali melanjutkan kegiatan absurdnya.

Menghela nafas itulah yang Suho lakukan saat Kai mengabaikan Baekhyun yang manyun seketika mendapat perlakuan tersebut.

Sehun yang sibuk main game tidak peduli.

Xiumin ada pemotretan, Chen lagi jalan-jalan, Chanyeol dan Dio pulang untuk menemui Eomma mereka, juga Lay yang memang ada pekerjaan di China.

Jadilah di dorm hanya ada mereka berempat.

Baekhyun memilih untuk tidak melihat Kai lagi, ia menolehkan kepala pada sang leader. "Hyung katanya jadwal untuk iklan bir yang sama Daniel di undur ya?"

Sadar di beri pertanyaan, Suho berdeham membenarkan.

"Ya begitulah, mengingat kondisinya saat ini"

"Oh iya" Suho tiba-tiba saja teringat sesuatu, "Bagaimana dengan kontrak mini drama itu Kai? Kau sudah setuju kan?"

Kai berhenti ketika diberi pertanyaan mendadak, "Drama mini?" kentara sekali ekspresi bingungnya.

"Itu lho, yang pemeran utamanya kamu, Kang Daniel dan Bae Suzy"

Deg

Ah Kai baru ingat jika ia memang di tawari perihal drama tersebut. Ini kan salah satu rencana dari sang Ceo.

"Memang aku ada kesempatan buat nolak gitu?"

Mendengar pertanyaan retoris tersebut membuat Suho tertawa kering.

"Ya siapa tahu aja kamu berniat memberontak"

"Aku bukan Kyungsoo hyung"

Suho menganggukkan kepala. Ia menatap Kai dengan pandangan tak terbaca.

"Pasti kamu senang kan? Bisa akting bareng dia?"

Pemuda berkulit tan mengerutkan kening, "Yang kau maksud itu Suzy atau Daniel?"

"Mungkin salah satunya atau keduanya?"

Baekhyun menyela cepat, "Dia bahkan tidak punya idola hyung. Mana mungkin ia tertarik pada salah satunya"

Suho hanya menyeringai mendengar pernyataan Baekhyun.

"Siapa yang tahu kan?" masih menatap dalam pada Jongin. Yang merasa was-was akan tingkah laku aneh hyungnya.
.
.
.
.
.
.
Setelah sekian lama berpikir, Kai akhirnya memilih untuk menghubungi Sungwoon dan mengajaknya bertemu.

"Ada apa sobat? Kau tahu kan saat ini aku lagi sibuk-sibuknya?" Sungwoon bertanya dengan nada sinis. Membuat Jongin mencibir.

"Yang udah debut. Gitu ya diajak ketemuan sama sahabat bukannya senang malah ngomel"

Ucapan tak kalah pedas membuat tawa Sungwoon meledak seketika.

Masih tertawa ia menyelipkan kalimat, "Tentu saja, jangan hilangkan kesempatan untuk berpamer pada yang mulia Kim Jongin"

Tak!

Tak ayal Kai memukul kepala Sungwoon cukup keras. Membuahkan ringisan dari korban.

"Pukulnya jangan kencang-kencang kenapa"

"Habis tingkahmu menyebalkan dua kali lipat dari biasanya"

"Ya kan aku lagi bahagia"

"Bahagia saat salah satu member mu sakit?"

Pertanyaan tersebut membuat Sungwoon bungkam seketika. "Bahagia dalam artian lain item! Ah kau membuat suasana nya jadi tidak nyaman" Mendelik sebal pada namja di depannya.

Kai menggaruk tengkuknya merasa bersalah, "Ya maaf"

"Jadi-" Sungwon menopang dagu,
"-ada apa?"

Hening.

Sungwoon tahu, Kai ingin bicara suatu hal penting. Karena biasanya tidak mendadak begini. Juga pasti akan bersama yang lainnya bukan hanya dengan dirinya sendiri jika ingin hangout.

Kai mengetukkan jari pertanda gelisah. Matanya juga mendadak tidak bisa untuk bertahan menatap lama Sungwoon yang kini menaikkan alis heran. Tapi memilih diam. Menunggu orang didepannya angkat bicara.

"Begini"
.
.
.
.
.
Sungwoon hanya menatap kosong, cangkir teh hijau yang masih utuh tidak di minum dimana telah mendingin.

Setelah penuturan panjang lebar sahabatnya ia kini hanya bisa termangu.

"Hal ini... karena kejadian Jung Eunso kan?" tanyanya parau tercekat pada akhir nama salah satu anggota tersayang mereka.

Kai hanya menutup mata mendengar nama yang sudah lama sekali tidak terdengar. Bukan tidak suka, karena dia juga teman-temannya merasakan perih saat nama tersebut terlantun.

Membawa luka lama.

Juga karena hanya meninggalkan nama tanpa ada sosoknya.

Tanpa ada pembicaraan ini pun Sungwoon mengerti. Ketakutan Kai sangat beralasan.

Sebab hal ini juga menimpa nama kawannya yang ia lontarkan tadi.

Karena Jongin tidak ingin hal tersebut menimpa Daniel.

"Kai boleh tidak aku... Memukulmu?"

Suasana melakonlis yang memenjarai menjadi aneh seketika saat namja dengan posisi main vokal membuka suara.

"Apa alasan mu memukul ku?" Jongin mengerutkan kening bingung.

"Bagaimana pun kamu udah buat nangis adikku" Ujarnya menekankan kata terakhir.

Kai meneguk ludah, "Kan sudah ku katakan-"

"-aku tahu" Mengangkat tangan untuk menghentikan ucapan main dancer. Sungwoon melanjutkan "Tapi tetap saja tidak mengubah fakta bahwa Daniel menangis karenamu sampai sakit" dengan nada horror dia tersenyum manis tapi tatapannya bagai malaikat pencabut nyawa.

Mendengar hal tersebut, membuat Kai pasrah. Masalahnya ia tahu bagaimana kekuatan Sungwoon yang hampir menyamai Xiumin.

"Oke"

BUAGH!

"AGHH!"

Tak kuasa berteriak nyaring karena kaget dengan serangan tersebut juga betapa kerasnya pukulan Sungwoon hingga rasa amis menyerang lidahnya serta bau anyir yang familiar.

"Bishakah khau-ugh membe-ashh-rhi abha-aba dahu-akh-lu?" (Bisakah kau memberi aba-aba dahulu?) Suaranya seperti gumaman dengan ringisan perih yang tidak bisa disembunyikan.

Sungwoon memberikan ekspresi tenang tak bersalah. Ia mengendikkan bahu pada Kai.

"Ku bilang salah mu"

Beruntung tempat mereka ngobrol adalah restoran yang mempunyai ruang khusus VVIP jadi tidak mengundang banyak perhatian. Hanya para pelayang yang menghampiri, bertanya ada apa. Yang di jawab tenang oleh Sungwoon kalau ini hanyalah sebuah permainan biasa bagi mereka.

Mengabaikan sama sekali Kai yang meringis perih diobati oleh pelayan lainnya.

TBC

A/n: Ini pendek, dan Ryu mau bilang buat hiatus nulis sementara selama dua minggu kedepan karena ada kesibukan yang benar-benar tidak bisa diabaikan. Jadi maaf ya, dan tunggu Ryu untuk kembali.

Thanks for Reading, Vote and Coment.

See You next time!

Ryuu

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang