Chapter 10

981 156 49
                                    

Keesokan hari.

"Niel bangun" Seongwu yang sudah mandi dan berpakain lengkap berseru dengan handuk yang masih tersampir di kepala.

Tangannya sibuk mengeringkan rambut. Ia menghadap cermin.

Tapi melihat tidak ada tanda-tanda Daniel yang merespon ucapannya membuat Seongwu menghela napas.

"Daniel bangun. Kita ada acara hari ini"

Hening.

Membalikkan badan, lalu menghampiri pemuda bongsor yang tidur menghadap tembok.

"Dan-" Ucapannya terhenti saat memegang pundak sang center.

Matanya melebar kaget.

Memastikan, Seongwu menarik perlahan tubuh Daniel agar telentang. Dan ia bisa melihat betapa kacaunya member dengan beda usia satu tahun dengannya.

Muka memerah, mata tetap masih tertutup. Tapi rautnya menunjukkan kesakitan.

Dengan punggung tangan ia menempelkannya pada kening Daniel.

Panas.

Selanjutnya suara gedebuk, juga teriakan panik menggema di dorm Wanna One.

"HYUNG!"

Seongwu berlari keluar untuk menemui yang lebih tua. Entah Jisung atau Sungwoon.

Yang pertama menghampiri adalah Minhyun. Kebetulan dia berada di posisi dekat dengan kamar Daniel-Seongwu-Jisung. Mendengar teriakan yang amat jarang dari pemuda slate membuatnya jadi khawatir.

"Ada apa?"

Seongwu dengan raut kalut menarik tangan Minhyun menuju kamarnya.

"Daniel sakit. Sepertinya demam"

Cepat-cepat Minhyun menghampiri Daniel saat sudah berada di ruangan. Ia menepuk-nepuk pelan pipi tembam milik pemuda bongsor. Ia berjengit saat merasakan suhu tubuh pemilik marga Kang. Panas sekali.

"Niel. Daniel, bangun"

Memastikan orang ini tidak dalam keadaan pingsan.

"Hng" Gumaman pelan, lalu dengan susah payah membuka matanya yang sipit.

Reaksi Daniel yang sesuai harapan, membuat Minhyun sedikit lega.

Tahu didepannya ada dua orang yang lebih tua, Daniel yang merasa pandangannya sedikit mengabur juga kepalanya terasa berputar, seluruh tubuhnya terasa linu, badannya antara panas dan dingin membuatnya tanpa sadar merengek dengan suara terlampau serak.

"-kit"

"Iya?"

Minhyun yang awalnya akan beranjak untuk memberi tahu kondisi Daniel pada sang leader, mengurungkan niat. Ia menundukkan wajah untuk mendengar dengan jelas ucapan laki-laki berbahu lebar.

"Sa-sakit hyung. Tubuhku sakit. Hiks"

Untuk pertama kalinya, Daniel menangis dihadapan para hyung. Seongwu saling bertatapan dengan Minhyun.

"Panggil Jisung-hyung. Aku akan menelepon manajer Lee untuk menjemput Daniel membawanya ke rumah sakit. Anggota lain yang masih tidur bangunkan. Tapi bilang pada mereka untuk jangan panik" Titahnya pelan dan tegas.

Seongwu mengangguk patuh.

Ia segera keluar mencari Jisung yang sepertinya di lantai atas.

Sedangkan Minhyun tergesa berjalan ke dapur, sambil tangan memegang ponsel untuk menelepon.

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang