"Game Over"

399 16 2
                                    

Semuanya telah berakhir. Akhir yang begitu menyakitkan.

Salsabilla Andini P.C

***

Sakit, hanya itu yang kini Salsa rasakan. Sungguh teganya, seseorang yang membuat Salsa jatuh hati dan merasa nyaman justru membuatnya menangis tak henti hentinya. Sakit yang kini dia rasakan, tak bisa lagi diungkapkan dengan kata kata, hanya air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Sudah berjam jam Salsa mengurung diri dikamarnya bahkan dia belum makan malam. Orang tua Salsa merasa heran dengan sikap Salsa yang berubah, dia yang biasanya tampak sangat gembira dan ceria, justru menjadi gadis yang pendiam dan terlihat murung.

Tok..tok...
Dian mencoba untuk mengetuk pintu kamar Salsa.

"Sayang, makan malem dulu yuk, keluar dong..km kenapa?"

"Nanti aja mahhh, Salsa ga laper." teriak Salsa di dalam kamarnya dengan suara yang sedikit berbeda dari biasanya.

"Salsa....nanti klo kamu ga makan nanti sakit loh...makan yuk nak."

"Ga mau mah...Salsa pengin sendiri," pinta Salsa.

"Kamu kenapa sih? Cerita sama mamah dong, mamah masuk ya."

"Terserah."

Dian pun memasuki kamar Salsa dengan membawa makan malam untuk Salsa.

Kini Dian telah duduk disebelah Salsa yang tengah berbaring dikasur, "sayang kamu kenapa? Cerita coba sama mamah." bujuk Dian lembut.

Salsa tidak bisa berkata kata lagi, hatinya tidak kuat untuk menceritakan semuanya.

"Gpp mah." jawabnya sambil mengencangkan gengaman pada gulingnya.

"Serius?"

"Iya, cuma lagi pengin sendiri aja."

"Hmmm ya udah deh...mamah tinggal ya, itu makan malemnya dimakan ya biar kamu ga sakit." perintah Dian.

Salsa hanya merespon dengan sebuah anggukan kecil.

'Sakit kak....! Gue benci sama lo Ngga, BENCI!!!' batin Salsa.

***

Angga yang kini terbaring lesu di atas kasurnya berusaha untuk memikirkan bagaimana cara untuk menjelaskan kejadian tadi pada Salsa.

Pikirannya buyar, ketika membayangkan wajah Salsa yang melepas tangisannya di hadapannya.

Angga mengusap wajahnya kasar "arghhhh gue harus gimana nih.... Sal gue ga bermaksud kaya gitu tadi."

Angga terus saja berfikir keras agar bisa menjelaskan semua kejadian di taman tadi pada Salsa, namun alhasil dia tidak dapat berfikir karena fikirannya selalu teringat tentang Salsa yang menumpahkan tangisannya di hadapan Angga.

***

Kringg...kringgggg....
Jam weker Salsa berbunyi menandakan bahwa dia harus terbangub dari tidurnya untuk melaksanakan kegiatan rutinnya di sekolah.

Tangan Salsa terus meraba mencari jam weker miliknya, "duhh mana sih...ahh ini nih." mematikan jam wekernya.

"Sebenernya sih males banget kalo harus berangkat hari ini apalagi kalo sampe ketemu sama orang nyebelin itu!"

"Tapi mau gimana lagi:("

Salsa bersiap siap untuk mandi. Selesai mandi dia langsung bergegas untuk mengenakan seragamnya dan turun ke meja makan untuk sarapan bersama orang tuanya.

Dia adalah BINTANGKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang