"Malaikat cantik, dimana kamu? Aku di sini menunggu kepastianmu."
*****
Cumulonimbus 2: The Secret
*****
NEO UNDERGROUND, SECTOR 3, 8 JUNE, 2101
Freya.
Satu nama yang selalu kuingat. Nama yang telah menumbuhkan bunga cinta di hatiku. Nama yang menjadi kenangan yang sangat indah walaupun hanya seminggu bersamanya.
Ia adalah malaikat cantik yang sudah menolongku. Aku berhutang budi padanya, dan aku ingin membalas kebaikannya itu.
Karena kebaikan hatinya yang membuatku kagum. Dari rasa kagum menjadi cinta. Cinta pertama kali kurasakan.
Ya. Freya adalah cinta pertamaku. Aku ingin meraihnya agar cinta yang kurasakan ini tersampaikan padanya. Aku ingin menjalin hubungan lebih tinggi dengannya.
Tapi, mengapa Freya tidak pernah kutemukan? Sudah tiga bulan lamanya, aku mencari informasi tentangnya dari berbagai sumber. Terakhir, aku pernah beberapa kali mendatangi kediaman Mayor Andris Nabil, hanya untuk menemui Freya - sebelumnya, aku pernah melihat Freya bersama Mayor Andris dan Kak Delia di pemakaman. Tapi, yang kudapatkan hanya jawaban dari asisten rumah tangga yang mengurus rumah Mayor Andris, yang selalu membuat hatiku kecewa.
"Maaf, nak. Freya Salsabila tidak ada di sini. Mungkin anda salah alamat."
Begitulah yang dikatakan asisten rumah tangga yang bernama Pak Wisnu itu.
Salah alamat? Tidak mungkin aku salah alamat. Secara jelas aku memang benar-benar melihat Freya bersama Mayor Andris dan Kak Delia di pemakaman itu. Tidak mungkin mataku rabun dan salah mengenal Freya.
Ah, otakku mampat memikirkan semua ini. Jiwaku terombang-ambing karena kegelisahan selalu menyiksaku. Sering juga aku menangis jika seharian itu, aku tidak menemui Freya di manapun.
Akibatnya, kuliahku berantakan. Aku jarang masuk ke kampus sekarang. Waktuku selalu kuhabiskan hanya untuk mencari Freya. Karena aku harus menepati janji yang kuucapkan dulu pada Freya.
Aku yakin Freya menungguku. Pasti keluarganya menyembunyikan keberadaannya dariku. Aku tidak tahu alasannya apa, tapi yang pasti aku tidak akan menyerah.
Perhatianku tertuju pada pedang Cumulus Acetabulis yang kini tergeletak manis di meja belajar. Ia selalu menemani kemanapun aku pergi. Sebelumnya ia diamankan oleh pihak Tentara Angkatan Laut dan disimpan di tempat yang sangat rahasia.
Tapi, tiba-tiba ia muncul di kamarku sewaktu aku bangun pada pagi harinya. Sangat mengagetkanku. Ia seperti hantu saja, melayang-layang dan bersuara halus, meminta aku mengizinkannya tinggal di sini. Aku memang tidak mengetahui apa yang ia katakan, dan hanya mengandalkan naluriku untuk menerka maksud yang ia katakan.
Selama tiga bulan ini, ia tinggal bersamaku. Pihak Tentara Angkatan Laut pernah datang ke rumahku untuk memintanya lagi. Tapi, ia tidak mau dan malah mengamuk tidak jelas hingga pihak Tentara Angkatan Laut menyerah.
Pada akhirnya, keputusannya adalah pedang Cumulus Acetabulis diserahkan lagi padaku. Aku menerima keputusan itu dengan hati yang senang. Karena pedang ini satu-satunya kenangan dari ayah. Kuanggap sebagai benda berharga yang akan selalu kujaga selamanya.
Malam yang dingin, jam digital di meja belajar, menunjukkan pukul 23.00 P.M. Aku masih berkutat dengan komputer virtual sambil duduk menghadapnya. Jari-jemariku terampil menekan tombol-tombol virtual pada keyboard virtual. Kedua mataku melotot saking penasarannya untuk mencari hasil pencarian tentang Freya Salsabila di internet.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cumulonimbus 2
Science FictionSekuel kedua dari Cumulonimbus. Dunia telah terbebas dari sekapan monster Cumulonimbus. Kehidupan manusia dibangun kembali di dua pulau buatan. Semuanya sangat berterima kasih pada Deva Praditia yang telah menyelamatkan dunia. Tapi, Deva sangat sedi...