16. Selamat

39 4 4
                                    

"Dua keberanian akan menyatu, dan menaklukan Cumulonimbus."

*****

Cumulonimbus 2: The Secret

*****

Emosiku meledak bagaikan gunung berapi meletus. Dengan sigap, aku mengubah Cumulus menjadi pedang dan menyerbu langsung ke arah Cyrus.

Tapi, Dewi Fortuna tidak memihakku, aku tertolak ke belakang, seakan-akan ada yang mengendalikan tubuhku. Cumulus terlepas dari genggaman tanganku ketika aku ditarik maju-mundur dan dihempaskan dengan keras ke lantai.

Rasanya sakit sekali. Tubuhku kaku tidak bisa digerakkan. Aku terbaring di lantai, tapi aku tidak bisa bangun lagi. Ada yang menekan tubuhku dengan kuat. Sehingga menyebabkan napasku terasa sesak.

"Hentikan! Deva!"

Aku mendengar Rhea memekik. Juga suara tangisan yang menggema di alam antah berantah itu. Aku ingin mendekati Rhea, dan menghajar si brengsek itu. Tapi, tidak bisa.

"Diamlah, Freya Salsabila. Kamu telah terpilih untuk menjadi permaisuriku. Aku akan membawamu pergi ke negeriku."

"Tidak! Aku tidak mau!" bantah Rhea dengan suara yang keras. "Lepaskan aku! Hanya Deva yang berhak menjadi suamiku! Bukan kau, Cyrus!"

"Kamu lupa kalau aku yang telah menolongmu. Seharusnya kamu berterima kasih padaku, kalau tidak, kamu akan mati!"

"Aku lebih baik mati daripada menikah denganmu!"

"Dasar, keras kepala!"

Cyrus menjadi sangat marah. Ia menghempaskan Rhea ke lantai.

"Kyaaa!"

Suara teriakan Rhea mengguncang tempat itu. Rhea terkapar dalam keadaan terbaring menelungkup. Ia melihat ke arahku. Butiran-butiran kristal yang berkilauan tumpah ruah di sudut mata keemasannya.

Aku tidak tega melihatnya. Apalagi ia disiksa seperti itu.

"Gadis yang tidak tahu berterima kasih," Cyrus menjambak rambut Rhea lalu ditariknya dengan kasar. "Kamu memang sangat cantik. Saat pertama kali melihatmu, aku langsung jatuh cinta padamu. Karena itu, aku mengurungmu di sini agar aku bisa lebih dekat denganmu. Tapi, kamu menipuku dengan berpura-pura menerima cintaku. Lalu apa yang terjadi? Kamu memang keluar dari tempat ini karena aku mengizinkanmu. Naasnya, kamu jatuh dan kepalamu membentur batu karang yang ada di lautan."

Aku ingin berdiri dan segera menolong Rhea. Kemarahan telah mencapai stadium keempat, tidak bisa kutahan lagi. Namun, tekanan kuat di tubuh membuatku tidak bisa berdiri.

Rhea, bertahanlah! Batinku.

"De-Deva! To-Tolong aku!" Rhea menangis keras.

"Rhea!" aku tidak tahan lagi melihatnya.

"Pip! Pip! Pip!" Cumulus berdiri. Ia langsung terbang cepat menuju ke arah Cyrus.

WHUUUSH!

Aliran embun dingin tercipta ketika Cumulus berputar-putar dengan kecepatan tinggi. Ia bagaikan kincir, dan langsung menebas Cyrus.

DHUAAASH!

Akibatnya, Cyrus terpental dan terseret beberapa meter di lantai. Ia lengah, tak menyadari bahwa Cumulus menyerangnya.

"Cumulus!" aku membelalakkan kedua mataku. Cumulus terus-terusan menyerang Cyrus, tanpa berhenti sama sekali.

Tiba-tiba lagi, sosok berjubah putih muncul di depan mataku. Sinar hitam menguar di seluruh tubuhnya karena tangan kanannya menggenggam sebuah pedang hitam. Dia adalah...

Cumulonimbus 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang