14. Aku ingin bertemu ayah

49 5 15
                                    

"Sesuatu yang paling berharga selain ibu adalah ayah. Sosok yang kuat dan menjadi teladan bagiku."

*****

Cumulonimbus 2: The Secret

*****

"Deva!"

Lamunanku buyar ketika Rhea memanggilku. Buru-buru aku menjawab dengan senyuman.

"Ya. Ada apa, Rhea?"

"Apa makanannya enak?"

"Hmmm, enak sekali."

"Syukurlah, kamu menyukainya."

Rhea tersenyum senang. Rona merah tipis hinggap di dua pipinya. Kemudian ia melanjutkan aktifitas makan yang tertunda.

"Ngomong-ngomong, siapa ilmuwan muda itu?" tanyaku sambil mencomot potongan kecil ikan lagi.

"Aku sendiri juga tidak tahu," jawab Rhea yang menggeleng pelan. "Rumor yang beredar, dia itu anak SD, dan diakui memiliki IQ yang tinggi melebihi Albert Enstein."

"Wah, hebat juga! Siapa ya anak itu?"

"Ya. Aku sangat penasaran."

Kami mengobrol akrab di tengah-tengah hiruk pikuk yang berkumandang di restoran. Orang-orang berkumpul dan mengisi di berbagai kursi yang tersebar rapi. Makanan-makanan menggugah selera yang terbuat dari ikan, terhidang di setiap meja.

Inilah hari pertama dibukanya restoran yang bernama Fish Ocean, mengilhami nama sebuah kota bawah laut yang bernama Deep Ocean.

Beberapa menit kemudian, aku dan Rhea selesai makan. Minuman jus pokat dingin melepas dahaga kami.

"Aaah, sudah lama aku tidak minum seperti ini. Biasanya mengomsumsi pil makanan, tidak perlu minum air lagi," aku melepaskan sedotan dari mulutku. Senang sekali karena bisa merasakan minuman yang kusukai itu lagi.

"Iya. Teknologi semakin maju. Pangan tidak boleh dilupakan. Para manusia tidak bisa hidup tanpa air dan makanan," Rhea berbicara penuh semangat.

"Heem. Karena Cumulonimbus, menghancurkan segalanya termasuk orang-orang yang kita sayangi."

"Orang-orang yang disayangi ya?"

Tiba-tiba, wajah Rhea menjadi suram. Sorot kedua matanya meredup. Tangan kanannya melepaskan sedotan yang dipegangnya sebelumnya.

Aku tertegun, dan merasa heran.

"Ada apa, Rhea?"

"Aku... Teringat ayahku."

"...."

Aku terdiam. Rhea sedikit menundukkan kepalanya. Pasti saat ini, dia memikirkan tentang ayahnya.

"A-Aku... Sangat merindukan ayah. Tapi, dia tidak pernah datang menemuiku. Wajahnya saja, aku tidak pernah melihatnya karena ibu melarang aku. Ibu sangat membenci ayah, dan memintaku untuk tidak mencari ayah. Bahkan sampai saat ini aku tidak pernah tahu siapa nama ayahku."

Sungguh menyedihkan rasanya, cerita Rhea menyentuh hatiku. Kehidupannya ternyata lebih kelam dibanding kehidupanku. Karena Rhea selalu menyendiri di kamar daripada berkumpul dengan keluarga. Hanya bertemankan boneka pemberian ayah, Rhea merasa sedikit terhibur. Seolah-olah ada ayah bersamanya.

Aku mengetahui itu dari cerita Aretha. Rhea itu gampang bersedih jika ada sesuatu yang melukai hatinya. Meskipun dia dikenal sebagai gadis yang ceria, tapi beban batin yang berat telah dirasakannya sejak kecil. Dimana ia harus selalu tinggal di rumah dan mengikuti kemanapun ibu pergi. Ia tidak akan diberi kesempatan untuk bergaul dengan siapapun karena ibu tidak mengizinkannya.

Cumulonimbus 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang