8. Dia telah kembali

60 6 37
                                    

"Akhirnya keajaiban datang membangunkanmu."

*****

Cumulonimbus 2: The Secret

*****

NEO UNDERGROUND, SECTOR 4, 19 JUNE, 2101

Aku membelalakkan kedua mataku ketika mendengar pengakuan jujur dari Nuansa. Gadis cantik berambut merah muda itu, menatapku penuh harapan.

"Aku sangat menyukai Kak Deva," ungkap Nuansa dengan wajah yang sangat serius. "Aku berharap bisa menjadi pacarnya Kakak."

"Eh? Ka-Kalau soal itu, maaf, aku tidak bisa," sahutku yang merasa tidak enak hati.

"Kenapa?"

"Karena aku mencintai orang lain."

"Begitu ya?"

Ekspresi Nuansa menjadi sendu. Sorot kedua matanya meredup sayu. Aku tidak tega melihatnya.

Hening sesaat di ruang perpustakaan itu. Terdengar suara kursi yang bergeser ke belakang sehingga memecah keheningan di tempat itu.

"Nuansa, kamu mau kemana?" tanyaku yang heran saat melihat Nuansa pergi begitu saja.

"Terima kasih," jawabnya sambil berlari menuju keluar perpustakaan.

Aku terpaku di tempat. Belajar Biologi bersama tidak jadi. Nuansa telah pergi sembari membawa kekecewaan dalam pelukannya. Pasti ia sakit hati setelah aku menolak cintanya.

Tapi, apa daya yang bisa kulakukan. Tidak mungkin aku menerima cintanya karena cintaku hanya untuk Rhea seorang. Walaupun sampai saat ini, Rhea masih belum sadar juga.

Maaf, Nuansa, aku telah mengecewakanmu, batinku.

Aku menurunkan pandanganku. Menatap layar virtual tablet yang menampilkan tentang materi-materi pelajaran Biologi. Materi pelajaran Biologi tentang ekosistem laut, yang menarik Nuansa untuk membahasnya denganku.

"Ternyata kamu sangat populer di mata para gadis ya, Dev."

Tiba-tiba, muncul seseorang yang menyapaku. Aku mengangkat kepalaku untuk melihat seseorang yang berada tak jauh dariku.

"Aretha."

Ya, dia Aretha. Bukan Rhea. Ia sedang duduk di dekat meja yang lain, dalam satu barisan denganku.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Aretha.

"Seharusnya aku yang bertanya begitu, kan?" tanyaku balik.

"Aku mengawasimu."

"Mengawasiku?"

Muncul sweatdrop di belakang kepalaku. Aretha bersidekap dada sambil mengangguk.

"Iya. Aku ingin memastikan apakah kamu memang serius dengan adikku. Karena di dunia ini, sulit sekali menemukan lelaki yang setia, dan aku tidak ingin adikku berhubungan dengan lelaki yang tidak setia."

"Tenang saja. Aku tidak mempermainkan adikmu."

"Buktinya?"

"Buktinya... Setiap sore, aku menjenguknya ke rumah sakit."

"Itu belum cukup bagiku. Aku khawatir kamu akan mengkhianati adikku."

"Aku tidak akan pernah mengkhianatinya, dan jika perlu aku akan menikahinya!"

Perkataanku yang lantang, menggema keras di perpustakaan digital itu. Cukup mengagetkan Aretha. Hal itu bisa terlihat dari kedua matanya yang melotot.

Cumulonimbus 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang