Decision 8-Ingin Bertemu

59 5 0
                                    

"Kalian yakin nggak kalau sebenarnya ada seseorang yang ingin benar-benar membantu kita mencari jalan keluar dari sebuah rahasia?" tanya Adila menatap satu persatu wajah sahabatnya yang kini tengah duduk saling berhadapan di dalam kelas.

Kinan, Tara dan Mecca saling tatap secara bergantian.

"Kalau menurut gue sih ada." jawab Kinan.

"Kemungkinan ada dua hal sih yang bisa jadi pertimbangan." jawab Mecca pula.

"Selagi orang itu kita kenal dan kita cukup dekat sama dia. Tara rasa itu hal yang wajar kalau dia ngebantu kita bahkan dalam hal apapun." ucap Tara yang juga berpendapat.

Adila hanya diam mendengarkan jawaban-jawaban dari mereka.

"Gue setuju sama pendapat Tara. Dan, itu adalah kata kuncinya." sambung Kinan.

"Gue juga setuju sih. Tapi kalau menurut gue ada dua hal yang menjadi pertimbangannya." ucap Mecca.

"Apa?" tanya Adila.

"Yang pertama, orang itu berniat bantuin lo karena murni layaknya pertolongan dalam sebuah pertemanan." jawab Mecca. "Trus yang kedua, orang itu pasti ada niat sesuatu dan lo sama sekali nggak tau apa itu. Bahkan sekalipun baik ataupun buruk niat seseorang itu otomatis akan sangat berpengaruh sama hidup lo ke depannya." jelas Mecca.

"Lo kenapa tiba-tiba nanya tentang hal ini?" tanya Kinan.

"Gue cuma kepikiran aja." jawab Adila seadanya.

"Sekarang keputusannya ada sama Adila. Terserah mau percaya sama pendapat yang mana." ucap Tara.

"Semuanya tergantung sama lo, Dil. Kita sama sekali nggak berhak buat maksa lo cerita sama kita sedangkan lo sendiri aja ragu untuk ngelakuin itu. Persetan dengan status kita sebagai sahabat dalam hidup lo." jelas Kinan. "Kita semua punya privasi dalam hidup kita masing-masing." lanjutnya. "Kalau kita sih berharap semoga lo segera menemukan jalan keluar dari rahasia itu dan berharap lo mau berbagi cerita sama kita. Siapa tau kita bisa bantu lo untuk menyelesaikannya."

Tara dan Mecca mengangguk setuju.

Adila tersenyum hangat ke arah Teman-temannya.

"Gue juga berharap begitu."

***

"Temuin gue ya sama orang itu."

Sepeda motor milik Natta seketika mendadak berhenti saat mendengar ucapan Adila yang saat ini tengah duduk di jok belakang sepeda motornya.

Mereka saat ini sedang dalam perjalanan menuju rumah Adila. Natta bertanggung jawab untuk mengantarkannya pulang kembali ke rumah karena tadi pagi sudah menjemputnya untuk pergi ke Sekolah bersama.

"Kenapa berhenti?" tanya Adila sedikit heran.

Natta menghela nafas pelan. Mengatur detak jantungnya yang seketika berdetak tak karuan.

"Eng—enggak. Sorry, gue nggak sengaja." jawab Natta sedikit gugup.

Kini ia memalingkan wajahnya ke arah Adila seolah ingin meminta penjelasan lebih kepadanya.

"Lo beneran mau ketemu sama orang itu?" tanya Natta tidak percaya bahwa Adila serius dengan ucapannya tadi.

Padahal Natta hanya berniat ingin membuat Adila agar tidak takut dalam menghadapi setiap permasalahan dirinya yang kini menjadi rahasia dalam hidupnya itu. Ia benar-benar tidak menyangka Adila akan seserius ini.

Adila menganggukkan kepalanya tanpa berfikir lama.

Natta menarik nafasnya lalu kembali menghembuskannya perlahan.

Sepersekian detik kalinya ia menghidupkan mesin sepeda motornya dan mulai menjalankannya kembali.

"Lo yakin udah siap ketemu sama seseorang itu?" tanya Natta dengan nada suara yang mengimbangi bunyi mesin kendaraan lain.

"Iya, Nat. Gue yakin." jawabnya. "Lo bisa 'kan temuin gue sama dia?" tanyanya meminta kepastian pada Natta.

Natta terlihat berfikir sejenak.

"Bisa." jawab Natta tanpa ragu.

Adila spontan mengembangkan senyumnya.

Natta dapat melihat dengan jelas bahwa Adila sedang tersenyum dari balik kaca spion sepeda motornya.

"Kapan kita bisa ketemu sama dia?" tanya Adila lagi yang masih tidak bisa menyembunyikan senyum di bibirnya saat ini.

Ada kesenangan tersendiri bagi Natta saat melihat senyuman Adila yang tergambar di wajahnya.

Ia juga tidak bisa menahan senyumnya saat melihat senyuman Adila.

"Malam ini."

***

Terima kasih buat kalian yang sudah baca part ini. Jangan lupa untuk vote dan beri masukan kalian di kolom komentar ya!

Salam hangat dari Penulis.

DECISION [Segera terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang