"Hai mo," ucap novia
Novia menghampiriku yang duduk ditaman depan gedung literasi
"Eh via, siapa?" Tanyaku sambil berdiri
Novia tidak sendirian, dia bersama kedua teman kelasnya yang tak asing bagiku, tapi aku tidak mengenal mereka.
"Oh ini april, ini arneta. Mereka berdua temen deket gue dikelas mo" jawab novia, memperkenalkan temannya kepadaku
"Hai salam kenal, aku april" jabatan tangan april aku balas,
April mempunyai paras ayu, dia memakai penutup aurat, sangat cantik dan dia sedikit lebih pendek dariku
"Hai gue arneta, panggil aja neta" kali ini arneta yang berjabat tangan,
Sama dengan april, dia memiliki paras yang sangat cantik. Neta memiliki rambut yang panjang, dan sangat indah.
"Gue moza, salam kenal juga ya." ucapku tersenyum setelahnya
"Btw, kamu mau lanjutin ptn kemana? Ngambil snm apa sbm?" Tanya april
"Btw, kita duduk dulu yah pegel hehe" kataku nyengir
"Oke lanjut, maybe sesudah SMA gue mau ikut ibu dijogja, yang pasti kuliah pun disana. Kalo jalur sih gue ambil keduanya. Mungkin kalo ga ada nasib di mereka. Gue ikut jalur mandiri." Ucapku lagi
"Oh sukses ya buat lo mo" arneta kembali bersuara
"Yah, berarti gue gabisa liat lo lagi dong mo?" Tanya novia
"Lo tinggal samperin gue aja kali via"
"Jkt-jogja lumayan jauh kali mo"
"Pesawat banyak oon" ucapku sedikit mencondongkan mulut kedepan
"Iya nih nov, gimana sih lo" arneta mengadu dombakan novia sambil tertawa, kita pun spontan ikut tertawa
"Oh iya kalian berdua mau kemana?" Tanyaku
"Kok cuma berdua? Gue?" Kali ini novia yang mencondongkan bibirnya
"Ye ngapain gue ngurusin lo" jawabku
"Anjirr lo ya," kepalaku di toyor novia
"Lucu banget deh liat kelakuan kalian" april terkekeh geli dengan kelakuan aku dan novia
"Ih kembali ketopik, kalian mau kuliah di ptn mana?" Tanyaku lagi
"Kalo aku nyoba dikota sendiri aja" jawab april
"Gue sama kaya april mo, disini, dibandung." arneta menjawab sama seperti april
Aku mengangguk paham,
"Kalo gue kan lo udah tau mo, gue mau kuliah di jkt" ucap novia dengan pedenya
"Gue gak nanya sama lo" sinisku
"Nyari ribut bener ni anak" novia menjewer telingaku
April dan arneta hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan ku dengan novia
Bel istirahat berbunyi dipenjuru pancasila, menjadikan ku dan murid murid secepat kilat pergi kekantin
Ditengah jalanku menuju kantin, aku melihat mata tajam itu.
Sudah berapa lama aku tidak melihat mata tajam itu?
Setelah kejadian ulang tahun clara, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi.
Aku tidak menyangkal jika aku masih amat mencintainya tapi aku pun tidak menolak jika aku masih merasakan sakit yang mendalam padanya.
Aku tetap berjalan melewatinya yang sedang asik bercengkrama bersama temannya,
KAMU SEDANG MEMBACA
sense and sensibility
Teen FictionJauh dalam khayal ; -Bagaimana bisa saya menggenggam tangan kamu jika kenyataannya saya hanya sebagian kecil dari orang orang yang berada disekeliling kamu? Bagaimana bisa saya ada disamping kamu jika kamu saja tak menoleh ke belakang untuk melihat...