kelulusan

27 7 0
                                    

Tanggal 03 mei, adalah tanggal yang sakral untuk siswa siswi SMA. Karena, tepat pada tanggal itu akan di umumkannya kelulusan.

Aku degdegan,

Tapi bukan karena aku takut tidak lulus, sudah dipastikan aku pasti lulus. Aku jamin itu. Tapi yang membuat aku takut adalah hasil nilai usbn dan unbk nanti, seperti yang sudah aku katakan. Bagaimana jika nilai unbkku nol koma. Ah aku tidak bisa membayangkan itu. Aku sangat takut.

Pembagian Skl atau surat keterangan lulus diambil oleh orang tua. Tidak dengan pribadi atau murid. Karena pihak sekolah mencegah terjadinya hal hal mengerikan setelah kelulusan.

Anak SMA memang hiper aktif bukan, apalagi kelas 12nya. Karena akan hempas disekolah mereka berontak. Haha bercanda, tidak semua seperti itu.

Kalian harus tahu, surat skl ku diambil oleh ibu, iya ibu. Yang melahirkanku, yang sekarang menetap di jogja karena perceraiannya dengan ayah, yang sekarang menyempatkan waktunya untukku. Anaknya. Rasanya senang sekali.

Setelah perbincangan pihak sekolah akhirnya kelulusan pun dibagikan, ah aku takut.

Dan nama moza thalita naya sudah dipanggil, ibu perlahan kedepan, dan berbincang dengan wali kelasku, sesekali ibu mengangguk tersenyum, dan berakhir dengan kata terimakasih lalu berjabat tangan.

Ibu perlahan menghampiriku dengan wajah yang susah ditebak, aku menghela nafas sangat kasar.

Ibu sudah sampai di depanku dan berkata

"Kamu lulus nak" sambil mengelus rambutku

"Bukan itu yang aku khawatirkan ibu, tapi nilaiku? Nilai ku bagaimana?" Tanyaku

"Ga ada kendala sayang, tadi wali kelasmu bilang kamu sudah berkembang dengan baik" ibu memperjelas

"Alhamdulillah deh" ucapku bersyukur dan mengelus ngelus dada.

"Ibu, pulang duluan aja ya. Aku masih mau sama temen temen" sambungku lagi

"Yasudah, ibu pulang kerumah tante manda ya sayang. Assalamualaikum"

"Iya ibu walaikum salam" aku bersalam padanya dan setelah itu ibu berlalu pergi.

Aku berjalan kekantin bersama lala untuk memberi makan perutku yang sedari tadi minta jatah.

Ditengah perjalanan aku dan lala bernegosiasi merencanakan apa yang akan kita makan nanti. Dan akhirnya kita sepakat untuk membeli bubur saja.

Kantin cukup diramaikan oleh anak kelas 12, anak kelas 10 dan 11 mungkin sekarang sedang berkutat dengan otak dan buku.

Saat akan masuk kantin, aku memundurkan jalanku dan itu membuat lala heran. Aku pun memberinya isyarat agar lala mengerti. Lala pun mengerti. Untungnya yang aku beri isyarat lala bukan novia apalagi kezia, karena jika mereka aku beri isyarat mungkin mereka akan memberikanku beribu ucapan HAH?

Jika kalian ingin tahu, dipintu masuk kantin itu ada lutfi dan teman temannya, dan disitu ada Raga, dan aku takut. Kenapa aku takut? Takut jika raga memberi tahu lutfi, apa yang raga tahu? Raga mengetahui aku menyukai lutfi, kenapa raga bisa tahu? karena dia membaca chatku bersama arneta yang sedang membicarakan lutfi. Dan siapa raga? Raga adalah kekasih dari arneta.

Aku dan lala berjalan dengan santai pura pura tidak ngeh dengan keberadaan lutfi dan teman temannya. Tapi itu tidak berjalan lancar, karena raga menarik lenganku menuju lutfi.

"Sialan" hatiku berucap

"Apa sih rag" kali ini mulutku yang berucap

"Biasa aja kali mo, emangnya gaboleh ya gue pegang pegang?" Aku tahu raga sedang menggodaku karena lirikan mata genitnya mengenai keberadaan lutfi

"Garing lo ah" aku pun pergi

Saat aku melewati lutfi, aku menatapnya sekejap dan lutfi menatapku juga dengan sunggingan bibirnya terlihat didepanku. Aku pun membalas senyuman itu

Lala pun heboh dengan interaksiku dengan lutfi, dari dulu aku heran jika apapun mengenai interaksi ku dengan lutfi yang duluan heboh pasti teman temanku.

Setelah kejadian tadi aku dan lala pun mencari tempat duduk untuk kita makan nanti

"Disini aja mo" ucap lala

"Yaudah tunggu gue pesenin dulu buburnya" jawabku meninggalkan lala sendirian dan memesan

"Bu bubur dua ya" bilangku

"Beli bubur mo?"

sense and sensibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang