nadiz

28 6 0
                                    

"Gue suka sama lo mo" ucap nadiz didalam keheningan

"Lo ngapain si diz harus suka sama gue?" Tanyaku dengan sedikit memelankan suaraku

"Kenapa? Karena cowo yang gak pernah nganggap lo ada? Sedangkan lo? Lo special-in dirinya dihati lo" tanya nadiz, "lo egois kalo gitu mo"

"Maksud lo?"

Nadiz hanya menatap lekat padaku, jujur sebenarnya aku sangat jijik melihat nadiz dengan tatapan seperti itu. Bukan nadiz yang ku kenal.

"Maaf ya diz, gue gak suka ada orang yang ikut campur masalah gue, tante manda pun gak pernah ganggu gue sampai ikut campur masalah gue, apalagi lo yang notabene nya cuma adik kelas gue lebih dari itu gue hanya pernah dibantu sama lo aja" aku menekankan perkataan ku

"Gue berharap lo kelelahan, supaya lo berhenti lari dan bisa liat ada gue dibelakang lo yang bakal setia nungguin lo" nadiz akhirnya membuka suaranya

"Gue gak pernah kelelahan atas pilihan yang gue pilih diz, meskipun sakit tapi gue berusaha menikmatinya. Jadi tolong, gue harap lo hapus rasa suka lo sama gue, lo orang yang amat baik diz, dan lo bisa dapetin yang amat lebih baik juga dari gue. Permisi" aku meninggalkan nadiz yang duduk disampingku sebelumnya, ditaman dekat pasar kebudayaan.

'Flasback on'

Drrtt Drrtt

Handphoneku bergetar diatas lemari riasku, aku sedang berada diatas kasur kesayangan. Sebelum aku mengambil handphone, aku menggeliat dan akhirnya bangun,

Aku menggeser tombol hijau, dan menempelkannya pada telingku

"Halo," suara disebrang sana

"Halo, kenapa?"

"Lo abis bangun tidur ya mo?" Tanya suara disebrang sana

Itu suara nadiz,

Kenapa aku tadi tidak melihat nama yang tertera dilayar handphoneku? Kenapa aku langsung menggeser tombol hijau? Jika tahu itu nadiz, mungkin aku akan membiarkannya, karena nadiz menelponku hanya akan mengajakku jalan jalan di sore hari menjelang malam ini.

"Iya, dan lo ganggu mimpi gue" ketusku

"Sorry deh mo, mending lo mandi gih. Kita jalan yu ke tempat pertama kali kita ketemu, mau ga?" Beo nadiz

"Iya lo tunggu aja di taman, entar gue kesana. Gue mandi dulu bye"

Sambungan terputus, aku segera saja masuk kamar mandi,

Aku sudah rapi dengan pakaian kaos hitam kebesaran yang aku masukkan kedalam hot pants selututku, memakai sepatu converse putih dan rambutku dibiarkan tergerai begitu saja.

Aku sudah melihat ada lelaki berkacamata yang duduk di taman, gaya lelaki itu sangat sederhana tapi oke, memakai jaket abu, celana jeans hitam panjang dan sepatu vans yang senada dengan warna jeansnya.

"Udah lama ya diz nunggu gue?" Ternyata aku mengagetkan nadiz

"Eh lo mo, gue kira preman" nadiz terkikik setelah ucapannya barusan

"Yeh nyebelin lo diz" akupun duduk untuk menoyor tangannya nadiz

"Sorry, gue suka aja lo malu gitu"

"Jahat emang lo ya diz" komentarku

"Mo lo udah solat?" Tanya nadiz

"Udah tadi sebelum kesini gue solat dulu, lo?" Aku balik bertanya

sense and sensibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang