kesedihan

27 6 0
                                    

Malam ini cuacanya sangat mendukung untuk ku dan teman teman perang bantal dirumah tante manda. Diluar sedang diadakannya hujan oleh sang pencipta, pastinya sangat dingin dan kehangatan dari kamilah yg membuat kami tidak merasakan dinginnya suasana hujan.

Tante manda sudah memberikan kami macam macam snack, makanan berat seperti nasi goreng, ayam bakar, bakso dan yang lainnya, dan coklat panas untuk pelipur kedinginan.

Jika kalian ingin tahu keadaan kamarku, mungkin sama seperti pecahnya pesawat terbang yang tubuh, sayap, kepala, buntut pesawatnya yang berserakan entah kemana. Tapi tenang saja, mereka orang yang bertanggung jawab dalam hal apapun, contohnya kamarku. Pasti mereka akan membereskannya setelah selesai mengacak-ngacak.

Aku sangat menikmati kebersamaan dengan mereka, sampai aku lupa jika mungkin inilah terakhir kalinya kita menghabiskan waktu untuk bersama sama.

Aku ingin memutar waktu lagi untuk menikmati semua yang belum ingin aku akhiri dan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu lagi.

Tapi nyatanya tidak bisa, sesuatu yang berawal pasti akan berakhir. Sama halnya manusia yg berawal karena kelahiran dan berakhir dengan kematian.

Rasanya waktu tiga tahunku berada di sekolah menengah atas belum cukup untukku. Entah apa yang aku sayangkan, tapi aku memang benar benar tidak ingin berpisah dengan teman teman dan ingin merasakan belajar, tidur, bergosip, nongkrong lagi. Terutama aku belum siap untuk berhenti menatap cinta dalam diamku.

Sudah, aku ingin perlahan membiasakan diri dengan tidak memikirkan lutfi. Sedih rasanya jika mengingat hal yang sangat tak terlupakan menyangkut lutfi, ya contoh halnya dia yang menabrakku hingga aku tersungkur, menjadi patner touringku, mengantarku pulang, diam diam memperhatikanku, dan memberi say hai padaku. Hanya hal sederhana itulah aku selalu gagal untuk melupakan lutfi. Mungkin terasa lebay, teman dekat lutfi mungkin sering diberi perhatian seperti itu. Tapikan ini aku, beda, rasanya aku sangat special. Itu pemikiranku ya, netizen dilarang komen. Hehe.

"So? Kayanya ini kebersamaan terakhir kita deh" ucap beby disela kita pukul pukulan bantal diatas ranjang tempat ku tidur.

Seketika, semua aktifitas terhenti. Kami langsung terdiam mendengar perkataan beby tadi. Ternyata bukan hanya aku yang sedari tadi berfikir seperti itu. Yang lain pun sama.

"Gue gamau pisah" jawab kezia dengan suara melemah

"Gue juga gamau" kini shanon yang mengutarakan keinginannya

"Apalagi gue, banyak banget hal yang kita lakuin yg buat gue selalu nyaman sama kalian" kata kata karina membuat mataku perih

"Stop ini waktunya kita seneng seneng kan, kok jadi pada sedih gini sih. Ayo perang lagi" akhirnya aku berbicara sambil pura pura bersemangat untuk berperang kembali. Tapi nihil, mereka memang benar benar sudah terhanyut dalam kesedihannya. Ini membuatku berat.

"Mo apa lo ga sedih? Lo bakal ga jadi temen sebangku gue lagi, ga akan modus modus bareng kezia lagi, ga akan makan bekal dikelas lagi, ga akan nongkrong di tangga lagi dan halangin jalan orang lagi. Sumpah mo lo ga sedih? Lutfi bakal pergi dari penglihatan lo, lo ga sedih?" Karina semakin terhanyut sepertinya, tapi itu membuat ku sudah meneteskan satu aliran air mata

"Siapa bilang gue ga sedih? Gue bakal kehilangan orang orang yang selalu peduli sama kehidupan gue, lo bilang gue ga sedih? Gue malah selalu berfikir, nanti kalo gue punya temen baru. Apa iya mereka bakal kaya kalian, setulus kalian. Disini bukan cuma kalian yang menderita buat akhir cerita disma ini. Gue, kita semua, anak anak lain pun. Tapi apa iya kita harus terus terusan larut dalam kesedihan kita? Sedih ga akan ngubah kita jadi anak kelas 1 sma lagi kan? Kalian harus yakin setelah ini kita pasti punya temen temen yang lebih baik dari kita. Dan kalian mulai sekarang harus berfikir kedepannya seperti apa. Jangan diem di sini terus dengan meratapi kesedihan." Aku mengutarakan semua yang ada dihatiku.

"Gue belum siap buat dewasa" ucap novia

"Gue sayang kalian semua" rachel melebarkan tangannya seperti akan memeluk kami semua. Dan kami pun menurutinya.

Untuk saat ini saja biarkan kami sedekat ini, saling mengutarakan kesedihan dan kebahagiaan masing masing lewat menangis. Karena nanti mungkin tidak akan ada lagi hal semanis ini. Dan yang kami lakukan saat ini mungkin akan dikenang dengan baik di lemari kenangan dan menyimpannya

Alhamdullilah udah mau mendekati tamat soalnya ga ada yang nunggu cerita aku hehe.

Aku hanya mengutarakan apa yang ingin aku utarakan dicerita ini,

Terimakasih ..

sense and sensibilityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang