Maafkan Aku yang Dulu Jauh dari-Mu

1.6K 149 6
                                    

Maafkan Aku yang Dulu Jauh dari-Mu

By @Rindiprastika

Aku yang dulu bukanlah aku yang sekarang. Dulu aku tak tahu syariat agama meskipun aku menyandang status Muslimah. Dulu aku tak tahu bahwa agama sangat memuliakan wanita sehingga kami, para wanita muslimah diperintah oleh Allah untuk menjaga diri dengan mengenakan pakaian sesuai syariat agama dan menjaga diri dari fitnah. Dan, dulu aku tak tahu hukum halal dan haram sehingga aku menghalalkan yang sangat dilarang oleh agama, yaitu pacaran.

Aku pernah menjalin hubungan dengan seorang pria selama hampir 6 tahun lamanya. Kami menjalin hubungan yang biasa disebut pacaran dari SMA kelas XII. Awalnya kami hanya sebatas teman karena kami sering berkumpul bersama teman-teman yang lainnya. Dia pun teman sekelasku di Bimbingan Belajar Excellent. Karena kami menghabisan banyak waktu bersama, kami pun sering bercerita tentang hal-hal yang pribadi, tanpa aku sadari ada rasa yang tumbuh di hati. Awalnya aku menampiknya, sebab dia adalah temanku, teman baikku. tetapi hatiku selalu mengiyakan bahwa dia adalah pria yang baik, pria yang tidak akan menyakitiku seperti pria lain, pria yang akan menjagaku dan melindungiku (pemikiran anak SMA yang sangat labil). Aku ingin merahasiakan rasaku ini dari teman-temanku. Rasa ini sempat meredam ketika dia memiliki hubungan dengan adik kelas kami, yang bernama Irma. Irma adalah saudara dari sahabat SMA-ku. Dan itu adalah alasanku pada saat itu menjauhi Rudy.

Setelah beberapa bulan, Rudy dan Irma memutuskan untuk tidak memiliki hubungan lagi (putus). Dan setelah aku mendengar berita bahwa dia telah putus, rasa yang sudah aku kubur dalam-dalam bersemi kembali. Dan hatiku mengatakan bahwa ingin memilikinya, aku terus menampik perasaan ini hingga aku sendiri tidak kuat menahannya. Aku menceritakan rasaku ini kepada sahabatku yang bernama cicik. Dia mengatakan bahwa aku harus mencoba mengungkapkan perasaanku kepadanya agar aku bisa lega. Namun, aku menolak untuk mengungkapkannya. Akhirnya, karena aku menolak untuk mengungkapkannya, sahabatku mencari cara untuk mendekatkan aku dengan dia. Singkat cerita, Rudy menghubungiku melalui via SMS. Akhirnya kami semakin dekat dan dia mengungkapkan perasaannya padaku didepan teman-temanku bahwa dia ingin aku menjadi teman dekatnya (pacar).

Selama menjadi teman dekatnya, aku merasa bahwa dialah sosok pria yang aku cari, Dia baik, dia mampu menjagaku, perhatian dan peduli. Tanpa terasa aku menjalin hubungan dengannya selama 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun kurang 2 bulan (dari awal kuliah hingga kami lulus kuliah). Dan di perjalanan 6 tahun hubungan kami, datanglah permasalahan yang membuat aku berpisah dengannya, aku selalu menanyakan kepadanya mau dibawa kemana hubungan ini sebab aku pun ingin adanya kejelasan karena kami sudah bukan anak SMA lagi yang hanya bermain-main. Namun, dia selalu beralasan masih belum mapan dan takut tidak sanggup menafkahiku.

Hingga suatu waktu, orang tuaku mengajakku ke orang yang paham agama Islam, dan aku dinasihati untuk memperbaiki hubunganku dengan Allah dengan memenuhi hak-hak Allah dan dirutinkan untuk shalat tahajud. Sepulang dari sana, aku belajar dan mencoba melaksanakan yang dinasihatkan oleh beliau.

Aku mulai mengubah kebiasaan burukku untuk menghindari dan menjauhi berbagai hal yang dilarang oleh agama. Pada saat itu Rudy sedang profesi ners sehingga kami sangat jarang bertemu.

Hatiku gelisah, karena aku ingin hijrah menjadi wanita yang lebih baik akhlaknya dan ilmu agamanya namun aku masih berstatus pacaran, sedangkan dalam agama pacaran sangat dilarang karena mendekati zina. Sempat terlintas untuk mengakhiri hubungan dengannya tapi aku masih berfikir takut kehilangan dia, takut tidak sanggup, tetapi aku ingin berubah menjadi lebih baik. Hingga pada akhirnya aku memastikan kembali kepadanya bahwa hubungan yang kami jalin selama ini apakah akan berujung pada pernikahan. Dia menjelaskan kepadaku bahwa dia tidak ingin gegabah mengambil keputusan karena dia takut perasaanku akan berubah kepadanya kelak, dan takut aku akan mengkhianatinya, jadi dia mengatakan akan shalat Istikharah untuk memastikan apakah aku wanita terbaik untuknya atau tidak.

Beberapa minggu kemudian, aku bertemu dengannya dan dia menjelaskan hasil dari istikharahnya bahwa bukanlah aku yang datang dalam mimpinya melainkan teman kuliahnya yang ternyata mereka memang sudah dekat selama beberapa bulan terakhir. Hatiku hancur, karena dugaanku selama ini ternyata benar bahwa hatinya telah berpindah ke lain hati dengan mudahnya. Setelah dia menjelaskan masalah istikharahnya, aku langsung mengucapkan perpisahan, bahwa aku ingin mengakhiri hubungan yang kami jalani selama ini sebagai teman dekat (pacar).

Pasca berpisah, aku harus menetralisasi dan menyeimbangkan perasaanku, aku harus beradaptasi dengan kondisi yang bisa saja membuat aku terpuruk. Namun, janji Allah itu adalah nyata. Di saat aku menyerahkan semua masalahku kepada-Nya, pertolongan pertama Allah kepada hamba-Nya adalah menguatkan hati dan kesabarannya. Dulu yang aku pikir bahwa aku tidak bisa hidup tanpa dia, aku yang butuh dia, aku yang sangat membutuhkan kehadirannya dalam hidupku, semua gundah di hati sirna hanya dengan kuhamparkan sajadah, sujud, dan meminta pertolongan hanya kepada-Nya. Allah berfirman didalam QS. An-Nisa':19, Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.

Dan kini, aku berhijrah karena aku sangat yakin dengan semua janji-janji-Nya. Aku belajar ilmu agama untuk bekalku dalam menjalani kehidupan ini yang terkadang layaknya roller coster. Aku tutup auratku sesuai syariat agama, aku ubah semua kebiasaan burukku dengan kebiasaan yang baik menurut agama, yaitu menjauhi yang dilarang oleh Allah dan menjalankan semua amalan yang diperintahkan Allah.

Jangan pernah putus asa terhadap rahmat Allah SWT, sebab rahmat-Nya sangat luas. Jangan pernah ragu akan janji-janjiNya, sebab janji-janji-Nya adalah nyata bagi hamba-Nya yang yakin kepada-Nya, sebab Allah bersabda, "Aku mengikuti prasangka hamba-Ku."

Yuk sempatkan dirimu untuk ikut berkontribusi dalam antologi Hijrah Stories ini, jika setelah membaca kisah-kisah ini, terbersit untuk menuliskan kisah hijrahmu, buruan tulis ya, dan segera kirim ke email: skylightbooksid(at)gmail.com.

Hijrah StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang