Yoongi hanya bisa menatap datar kedua sahabatnya. Senyum Taehyung masih terpantri dengan lebar dan Namjoon hanya bisa menghela napas pendek, "sudah kubilang kan Tae, Yoongi tidak apa-apa,"
Yoongi mengernyitkan dahinya bingung meminta penjelasan. Namjoon kembali menjawab, "Taehyung pikir kau kesepian karena kami tinggal ke kafe jadi dia mengajakku untuk mengunjungimu,"
"Aku tak apa. Aku sedang sibuk, bisakah kalianㅡ"
"Eoh? Kau kan cewek waktu itu,"
Ucapan Taehyung membuat tiga pasang mata menoleh ke arah tangga. Seorang gadis bersurai cokelat tengah menggenggam erat tali tasnya. Manik milik Yoongi yang membuat langkahnya terhenti.
Yoongi segera menghampiri Jimin, "kau mau ke mana? Bukankah sudah kukatakan tunggu di kamar?"
Taehyung dan Namjoon sibuk menggoda mendengar sahabat mereka mengatakan hal yang diyakini mampu membuat semua gadis merona hebat. Tak terkecuali Jimin. Sang gadis sudah merona hebat dan lidahnya kelu.
"Aku mau pu-pulang,"
Suasana hening sampai Yoongi menghela napas pendek, "tunggu di atas. Aku akan mengantarmu,"
Jimin mengangguk patuh lalu segera menaiki tangga tanpa melihat ke arah dua lelaki lainnya yang masih memasang senyum menggoda geli.
"Ini yang katanya 'sibuk'? Baiklah, harusnya memang kami tidak kemari," Namjoon yang mengerti langsung menarik kerah Taehyung agar segera keluar dari rumah sahabat mereka. Taehyung masih sibuk bersiul yang membuat Yoongi jengah dan menendang pantat sahabatnya hingga Taehyung nyaris tersungkur.
"Chill, Bro! Bye!"
Pintu tertutup dan Yoongi memijat pelipisnya sebentar sebelum suara langkah kaki terdengar dan Taehyung kembali memunculkan kepalanya dari balik pintu.
"Jangan lupa pakai pengaman, Bro!"
Dan Yoongi langsung menimpuknya dengan bantal sofa ruang tamu.
**
Jimin duduk dengan gelisah di tempat tidur besar milik Yoongi. Maniknya mengedar dengan liar kesegala arah. Mencoba untuk mengingat bagaimana letak dan suasana kamar sang pujaan hati. Gelisah tapi berdebar. Itulah yang Jimin rasakan dan jantungnya seakan berhenti ketika melihat Yoongi masuk ke dalam kamar.
Langkahnya mendekat dan berdiri tepat di depannya. Jimin menelan ludah gugup.
"Apa maksudmu tadi?"
Jimin mengernyitkan dahi bingung bercampur gugup, "a-apa?"
"Kau ingin pulang, Kitten?"
Aliran darah Jimin berdesir kala mendengar pet name yang Yoongi ciptakan untuknya. Sebagian hatinya ingin tetap berada di sini, tak peduli ini hanya jadi satu malam belaka atau apa pun. Namun, sebagian yang lain berontak tak suka.
"Apa kita akan benar-benar me-melakukannya?"
Yoongi mendengus geli lantas menundukan diri agar wajahnya sejajar dengan gadis di depannya.
"Yaㅡ
tubuhmu lebih menggoda dan memikat dibanding jalang tadi, kautahu?"
Yoongi mulai menciumi leher Jimin membuat gadis itu memejamkan matanya erat. Setengah menikmati setengah takut.
Oh ayolah, Jimin lagi-lagi hanyalah gadis biasa yang sangat amat mencintai lelaki di depannya. Jimin masih naif. Masih berpikir akan memberikan apa saja untuk Min Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can You See Me Now? [YoonMin]
FanfictionJika dilihat sepintas, Jimin dapat dipastikan hanyalah gadis biasa. Jika dibandingkan dengan gadis lain di kampusnya, ia kalah dalam segala aspek. Ia tidak punya apa-apa. Tidak punya rasa percaya diri, tidak punya paras cantik, tidak punya otak cerd...