はち

4K 484 116
                                    

FLASHBACK

Jimin tahu ada yang tidak beres.

Ia sadar bahwa ia sering pingsan akhir-akhir ini. Ia menduga semua karena kembalinya sang ayah ke rumah.

Ya, Jimin takut kepada ayahnya.

Ayahnya bukanlah sosok yang baik hati. Bukan sosok ayah yang menyayangi anaknya seperti ayah pada umumnya.

Pernah suatu hari ayahnya marah besarㅡentah karena apa, Jimin pun tidak mengertiㅡdan saat Jimin membuka mata ia sudah berada di kamarnya.

Dengan selimut yang membalut tubuh mungilnya, serta tanpa ada luka.

Jimin segera bangkit dan berjalan keluar dari kamarnya menuju ruang tamu, takut jika sang ayah memukul ibunya.

Jimin terpaku karena apa yang ia takutkan salah.

Ibunya tersenyumㅡtanpa ada luka atau lecetㅡdan menyuruh Jimin mendekat.

"Eomma.. gwaenchanha?"

Sang ibu hanya mengangguk dan mengelus rambut Jimin sayang, "ne. Eomma baik-baik saja,"

"AppaAppa mana?"

"Appa pergi. Malam ini Appa tidak akan tidur di sini, Sayang. Kita bisa tidur dengan tenang,"

Jimin hanya bisa tersenyum bahagia. Namun, masih dengan hati yang penasaran.

**

Keluarga Park bukanlah keluarga yang biasa. Jimin akui itu. Mereka sempat berpindah-pindah sewaktu Jimin kecilㅡibunya yang bercerita, dan fakta bahwa Jimin melupakan hal ini membuatnya bingung.

Ibunya yang bekerja sedangkan sang ayah hanya bisa meminta uang untuk bersenang-senang. Ayahnya pulang saat ia ingin dan ibunya sering sekali lembur bahkan tidak pulang ke rumah. Jimin terbiasa di rumah sendiri.

Yang tidak biasa adalah saat dirinya di rumah dan ayahnya juga berada di rumah.

Jimin takut luar biasa.

Jimin ingat. Satu-satunya kenangan bersama sang ayah yang ia ingat hanyalah pernah dipukuli sampai ia masuk rumah sakit. Namun, akhir-akhir ini sang ayah tidak pernah memukulinya lagi. Saat berpapasan dengan Jimin pun sang ayah hanya mengabaikan dirinya.

Makan sendiri, menaruh piring kotor, dan pergi keluar.

Tidak mengajaknya biacara sedikit pun, bahkan meliriknya pun tidak.

Jimin lega. Itu tidak apa, malah ia berharap sang ayah terus begitu.

Namun, malam di saat Jimin pergi ke pantai bersama Yoongi, saat Jimin berusaha untuk tidur berharap pagi cepat menjelang agar bisa bertemu dengan Sang Pujaan Hati, saat itulah ia tahu.

"DASAR WANITA TIDAK BERGUNA! KAU DAN ANAKMU YANG FREAK ITU MEMBUATKU MUAK!"

Jimin membulatkan matanya kaget. Itu jelas suara sang ayah. Baru kali ini Jimin mendengar ayahnya berkata seperti itu tentangnya.

Hampir menangis, Jimin akhirnya memilih bangkit dan mengendap untuk mendengar lebih jelas percakapan kedua orangtuanya.

"JANGAN BICARA MACAM-MACAM TENTANG JIMIN!"

"KAU MASIH SAJA MEMBELANYA?! ANAK ITU TIDAK NORMAL!"

Ibunya menangis dan jantung Jimin serasa diremas begitu kuat.

Apa yang tidak normal dariku hingga ayah begitu membenciku?

"Kau hanya bisa menangis! Berterima kasihlah kau pada anakmu yang aneh itu! Berkat dia aku tidak lagi memukulmu!"

Can You See Me Now? [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang